Bab 2

1.7K 89 1
                                    

Happy reading

***


"Pak, saya ijin pulang ya sekarang?,"

Alis pak Hilman terangkat, "Pulang?,"

"Bunda saya masuk rumah sakit lagi pak,"

Pak Hilman memandang wajah cantik Mince, ia menarik nafas mencoba mengerti keadaan adminnya yang satu ini. Ia tahu bagaimana perasaan seorang anak melihat orang tuanya sakit. Tentu saja perasaan sedih, emosional, bingung, panik luar biasa dan ingin segera bertemu. Ia pernah mengalami hal serupa dan tahu bagaimana pedihnya hati seorang anak.

"Yasudah kamu langsung ke rumah sakit. Semoga orang tua kamu cepat sembuh,"

"Makasih pak,"

"Iya,"

"Kamu bawa mobil hati-hati,"

"Iya pak,"

Mince mengambil tas nya di meja, ia melangkah keluar dari kantor. Ia mendengar suara ponselnya berbuyi. Mince menatap ke arah layar, ternyata dari sang ayah.

"Ayah Calling,"

Mince menggeser tombol hijau pada layar, ia meletakkan ponsel di telinga kirinya. Perasaanya semakin tidak tenang, ketika ayah menghubunginya.

"Kamu di mana sayang?,"

"Ini lagi di basement yah, gimana bunda?," tanya Mince cemas.

"Bunda sudah di pindah ke ruang ICU, kamu langsung ke sini ya,"

Mince mengerutkan dahi dan lalu menghentikan langkahnya. ICU atau Intensive Care Unit adalah ruang khusus yang disediakan rumah sakit untuk merawat pasien dengan penyakit atau cedera serius. Ia tidak tahu apa yang telah terjadi pada bunda sehingga dilarikan ke ruangan yang dilengkapi peralatan medis khusus.

Ia tahu bahwa pasien yang masuk ke ruang ICU dengan kondisi pasien mengalami gangguan fungsi organ tubuh. Peralatan medis di sana membantu pasien agar tetap bertahan hidup dan dalam pengawasan dokter 24 jam.

"Kata dokter gimana, yah?," Mince menahan isak tangis, suaranya berubah menjadi parau.

"Kata dokter bunda komplikasi,"

Hatinya seketika sesak mendengar kata komplikasi. Komplikasi yang ia ketahui adalah penyakit yang cukup serius. Ia tidak tahu ternyata bunda nya mengalami hal seperti ini. Air mata seketika jatuh dengan sendirinya. Ia pernah menjenguk orang tua temannya dulu ketika SMA, ia pernah mendengar bahwa komplikasi merupakan penyakit yang di alami pasien yang sudah menyerang penyakit jantung, pembuluh darah dan stroke. Kerusakan itu bisa menyebabkan gagal ginjal. Oh Tuhan, ia tidak tahu akan berbuat apa selain menangis dan terisak.

"Kamu harus kuat, ok. Hati-hati bawa mobil, ayah tunggu kamu di sini. Semoga ada jalan yang terbaik buat bunda," ucap beliau berusaha tegar, menyemangati putri satu-satunya.

Mince menepis air matanya yang jatuh, ia memegang dinding, agar tubuh tidak luruh ke lantai. Hati remuk padam dan ia malah menangis tersedu-sedu di dekat tangga. Bunda adalah ibu terbaik yang pernah ada dalam hidupnya. Bunda selalu menyemangati dan membuatnya tersenyum. Baru kemarin ia masih bermanja-manja dengan bunda, liburan bersama ke Jogja, berbelanja ke mall.

Bunda bukanlah wanita yang hobi masak seperti kebanyakan, hanya saja bunda tidak terlalu mahir dengan bumbu dapur sama seperti dirinya. Tapi bunda selalu tahu cara membuat keluarganya bahagia, ayah yang tidak mempermasalahkan bunda membeli makanan siap saji. Hanya hari minggu saja bunda sibuk di dapur memasak makanan sederhana itu juga dengan dapur yang berantakkan. Terlalu banyak kenangan dengannya membuatnya ingin teriak, dan menangis keras.

GAIRAH CINTA HOT DUDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang