Bab 8

1K 51 0
                                    

Happy reading

***

"Ya, enggak bisa gitu dong yank. Kamu kan udah janji sama aku mau ke Jogja minggu depan," bibir Dina maju satu senti, kesal luar biasa karena kekasih tercinta membatalkan janjinya.

"Ya maaf, aku banyak kerjaan,"

"Kamu nggak tau kalau ulang tahun Eyang itu penting buat aku,"

"Iya aku tau, tapi aku enggak bisa, ada janjian sama klien,"

"Alah, itu alesan kamu aja,"

"Ya maaf, kamu sih terlalu mendadak,"

"Siapa yang mendadak coba ! ini udah 1 bulan yang lalu aku kasih tau kamu. Aku tuh merasa enggak punya pacar tau nggak sih ! kemaren sibuk, besok sibuk, minggu kemaren sibuk. Kapan kamu nggak sibuknya !,"

"Kalau kamu udah punya pacar baru bilang aja, jangan datang ke aku pas gatel doang !,"

"Aku tuh berasa obat panu kamu tau nggak sih !,"

"Dasar kardus, kita putus !,"

Dina dengan kesal menggeser tombol merah pada layar, ia tidak habis pikir pacarnya teranyar membatalkan liburannya begitu saja dengan alasan yang tidak masuk akal. Ia memasukan ponsel di saku jasnya.

Igar hanya bisa mendengar rentetan ucapan Dina, ia sempat menahan tawa mendengar kata-kata laki-laki kardus yang di sematkan oleh dia. Ia tahu bahwa sang admin sedang dalam keadaan emosi, karena kakasihnya membatalkan liburannya ke Jogja.

Ia melirik jam melingkar di tangannya menunjukkan pukul 19.45 menit. Mereka di sini baru saja menghadiri IHKA Jakarta. Menggelar pembentukan dan kepengurusan di Swiss Hotel.

Di dalam dunia hospitality para profesional housekeeper merupakan bagian yang tidak terpisahkan, sebab mereka adalah orang-orang berjasa di balik service memuaskan yang di dapat dari para tamu. IHKA adalah singkatan dari Indonesia Housekeeper Association.

IHKA itu sendiri adalah sebuah organisasi untuk menjadi sarana komunikasi para profesional housekeeper. Baik dari bidang property, office building, hotel, mall, apartemen, rumah sakit dll.

"Kamu pulang ke office dulu atau langsung pulang?," tanya Igar kepada Dina.

"Ke office dulu pak, charger hp saya ketinggalan,"

Igar kembali fokus dengan setir mobilnya, suasana di dalam mobil kembali hening. Ia melirik Dina masih diam menatap jendela, sepertinya dia masih kesal luar biasa.

"Kamu tinggal di mana?," tanya Igar membuka topik pembicaraan.

"Di Cideng pak,"

"Sama orang tua?,"

"Nge kost, saya asli Jogja pak,"

"Jogjanya dimana?,"

"Sleman pak, bapak dari mana?," tanya Dina, tidak etis rasanya jika ia tidak balik bertanya.

"Masa', kamu enggak tau saya dari mana,"

Bibir Dina maju satu senti, ia sebenarnya tahu bahwa Igar berasal dari Makassar, cuma pura-pura bego aja, biar bisa ada pertanyaan.

Dina mengusap tengkuknya yang tidak gatal, "Makassar ya,"

"Itu kamu tau,"

"Bugis ya pak,"

"Iya,"

"Bisa bahasa bugis dong pak,"

"Bisa dong,"

"Kalau begitu ajarin saya,"

GAIRAH CINTA HOT DUDA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang