[Name] menaruh kopernya di kamar Apartemennya dengan malas. Mereka berdua sudah kembali tadi pagi, namun Kuroo masih bertahan di sana karena ada pekerjaan. Setelah—entah bagaimana—Atsumu mendapat restu dari kakak sepupunya, mereka berdua bisa tenang berlibur di pantai dan kembali ke tujuan asli mereka, tetapi tak jarang mereka mendapati Kuroo menatap Atsumu kesal terang-terangan. Atsumu bahkan selalu mencibir tentang kelakuan kekanak-kanakan Kuroo, padahal dia sama saja dengan kakak sepupunya.
[Name] tahu, jika Kuroo sudah tahu tentang hubungannya dengan Atsumu maka orang tua Kuroo akan juga segera tahu, lalu kakek neneknya, sepupu-sepupu yang lain, paman bibi mereka yang lain, lalu tinggal tunggu waktu orang tuanya juga akan segera tahu. [Name] bingung, jika orang tuanya tahu tentang ini [Name] benar-benar tak tahu harus bereaksi apa, sementara hubungannya dengan Atsumu akan berakhir setelah musim panas.
Tadi saat mengantarkannya kembali ke Apartement, [Name] meminta Atsumu datang ke Apartementnya nanti sore dan mereka akan membicarakan tentang hal ini.
[Name] memang sudah mengakui kepada dirinya sendiri, bahwa ia telah terpikat pada kembaran orang yang disukainya dulu. Namun [Name] tak tahu, Atsumu memiliki perasaan sama dengannya atau tidak. Pertanyaan tentang melanggar kesepakatan yang ia lontarkan saat liburan kemarin, Atsumu tak menjawabnya dan langsung mengalihkan topik.
Mereka bahkan tak lagi kembali ke tujuan awal mereka. Atsumu memang sudah tercapai tujuannya, ia tidak lagi mendapat ocehan dari Ayah Ibunya karena sudah memperkenalkan [Name]. Tetapi yang [Name] bingungkan, tentang tujuannya menerima menjadi kekasih Atsumu yaitu mendapatkan kembaran kekasih palsunya. [Name] bingung sendiri, bagaimana ia harus mengatakan pada Atsumu bahwa hatinya sudah tak terpikat pada kembarannya sendiri?
[Name] mengerang pelan dan mengacak-ngacak rambutnya. Miya Atsumu sudah resmi membuatnya gila mendadak sekarang.
Lantas, apa yang harus dilakukannya sekarang?
.
"Jadi apa yang harus kita lakukan?"
Keduanya sudah duduk berhadapan, dipisahkan oleh meja kecil dengan dua teh panas menguap di atasnya. Atsumu sudah datang lebih awal dari yang dijanjikan, ia berkata pekerjaannya hari ini tak begitu berat dan daripada diam saja di kantornya, ia langsung datang ke sini.
Atsumu tak menjawab pertanyaan [Name] dan malah menyeruput teh panasnya. [Name] menghela napas, melihat tingkah Atsumu.
"Tsumu." Akhirnya [Name] memanggilnya.
"Hng?"
"Tentang pertanyaanku saat kita ke pantai kemarin. Pertanyaan yang melanggar kesepakatan...." [Name] menunduk dalam dan tak mau menatap Atsumu. Gadis itu terlihat tak yakin dengan perkataannya. Jantungnya sudah menggeliat-geliat di sana dan wajahnya dipastikan memerah sempurna. Dia takut, gugup, entahlah semuanya campur aduk.
"Kau melanggarnya? Dan itu artinya kau sudah terpikat kepadaku? Mencintaiku? Lalu kau sadar, bahwa selama ini perasaanmu terhadap Samu hanyalah ketertarikan semata, karena kau tak pernah dekat dengan orang manapun selain dia, tapi begitu bersamaku perasaanmu berbeda dan lebih kuat dari yang kau rasakan? Itukah yang ingin kau ucapkan?"
[Name] tergagap dan menatap Atsumu tak percaya. Gadis itu menunduk lagi, karena tak mampu menatap lama-lama kedua mata di hadapannya. Kenapa Atsumu bisa tahu semuanya?
"Maaf." [Name] tak tahu dirinya kerasukan apa, kenapa malah mengucapkan permintaan maaf?
[Name] bergerak-gerak gelisah dengan degup jantung yang tak mau tenang. Tangannya kebas dan ia tak pernah segugup ini sebelumnya. Dia tak bisa memahami jalan pemikiran Atsumu, jadi dia tak bisa menebak balasan apa yang pria itu akan sampaikan. Memutuskan hubungan mereka langsung? Atau menamparnya?
"Bagaimana jika aku bilang, aku juga melanggar kesepakatan itu sama sepertimu?"
[Name] terdiam dengan wajah cengo. "Hah?" Hanya itulah yang bisa dikatakannya. Dia menatap Atsumu seakan-akan makhluk luar angkasa yang baru berkata akan menjadikan bumi tempat tinggalnya.
Atsumu tertawa terbahak-bahak melihat respon [Name]. Ia meredakan tawanya sejenak, untuk berbicara. "Lalu untuk apa, aku menawarkanmu kesepakatan ini? Aku sudah lama tertarik kepadamu dan aku mendapatkan ide ini—entah bagaimana, aku berharap aku bisa mendapatkanmu. Tapi setelah menjalani hubungan main-main ini, anehnya aku malah semakin mencintaimu. Jadi yah, kau tak usah khawatir lagi dengan keluargamu atau hal-hal yang lain."
[Name] membuka lebar mulutnya, tak percaya dengan pengakuan Atsumu. "Jadi—tunggu! Kau sudah merencanakan ini semua?"
Atsumu mengangguk dengan cengiran tak berdosanya, dan [Name] langsung menghadiahinya lemparan bantal. Dia merasa jengkel, telah dipermainkan seperti ini.
"Kau menyebalkan!"
Atsumu hanya membalasnya dengan tawa geli.
[Name] menghela napasnya dan berusaha menenangkan keterkejutannya. "Jadi hubungan kita tak jadi berakhir?" tanyanya memastikan, bisa saja Atsumu tadi hanya ngelantur atau mabuk atau hal-hal konyol lainnya.
Atsumu menggeleng dan membuat [Name] memicingkan matanya. "Kita akan tetap berakhir." Sebelum [Name] membalas, tiba-tiba Atsumu mengeluarkan kotak beludru merah dari saku celananya dan membukanya tepat di hadapan [Name]. "Hubungan main-main ini akan tetap berakhir, karena kita akan segera menikah. Jangan lupa beritahu Onii-chan menyebalkanmu itu."
[Name] membuka mulutnya lagi. Dia menatap Atsumu tak percaya dan bisa ia rasakan kini pipinya memanas. Ya, memang bagaimana lagi? Mencintai seorang Miya Atsumu sudah resmi membuatnya jadi orang gila. Namun entah kenapa, [Name] sekarang hanya ingin tersenyum lebar.
"Kau harus bertanya dulu kepadaku. Jangan memutuskan seenaknya!"
"Ahahaha, okay okay. [Fullname] kekasihku yang cantik jelita, maukah kau menikah dengan Miya Atsumu yang tampan ini?"
"Apakah pilihannya hanya 'ya'? Aku tidak punya pilihan lain, bukan?"
•• The End ••
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Holidays | miya atsumu x reader ✔
FanfictionSFragment 3rd project! "Tentangmu, tentangku... Dan tentang hubungan palsu kita di liburan musim panas kali ini." •÷ Haikyuu © Haruichi Furudate Story © SachanDesu_04 Cover © Nikishima_Kumiko