Hidup ini mengalir seperti air, hanya tinggal mengikuti arus. Tapi terkadang, hidup juga terasa membosankan, seperti putaran jarum jam, terus berputar sampai baterai habis, tidak tahu apa tujuan hidup, dan untuk apa diciptakan. Tapi, saat mengetahui tujuan hidup, kita harus mempertahankan kehidupan sampai tugas selesai dijalani.
Ini bukan curhatan dariku, bukan pula sebuah syair yang syahdu, namun ini hanyalah kata-kata yang ku rangkai dan ku persembahkan untuk kalian, orang yang membuatku ada di dunia.
Dengarlah kata hatiku, dan simak apa yang terjadi pada hidupku. Ku persembahkan kisah ini, untuk kalian, semua orang yang masih peduli padaku😄.
★★★★★★★★★★★★★★★★★★
Saat itu, aku sedang bermain di taman sekolah. Yah ... Mungkin belum bisa dikatakan sebagai "bermain" karena aku sedang sendiri:v
Aku memikirkan banyak hal di sana, terkadang, aku juga berfikir, sebenarnya, aku hidup untuk apa? Bukankah setiap orang di dunia ini punya tugas di dunia? Tidak mungkin kan kalau aku diciptakan hanya untuk mengisi siklus kehidupan? Mungkin aku memang memiliki tugas, tapi aku belum menyadarinya, benarkah?
Aku yakin kalian semua yang membaca tulisan ini pasti pernah berfikir begitu.
Entahlah, aku pun tidak mengerti apa yang harus ku lakukan, tapi aku harus berjuang.
Iya ... Karena hari ini seluruh siswa dibebaskan untuk melakukan apapun yang mereka inginkan, jadi aku memutuskan untuk merenung disini, sendirian, eh ... Tunggu dulu, aku tidak sendirian 😅, tapi aku memang sendiri, tidak sedang berbicara atau bermain dengan siapapun.
Tuhan itu adil ... Aku tahu hal itu, aku hanya perlu berjuang untuk mendapatkan apa yang seharusnya aku dapatkan, santai saja, dan semua akan berjalan sesuai takdir yang sudah digariskan.
Setelah aku terlalu fokus dengan pemikiran ku, tiba-tiba ada seorang anak perempuan berkacamata yang duduk di sebelahku.
"Sedang merenung hmm?" Tanyanya seraya tersenyum manis
"Siapa?" Tanyaku balik
Ia pun mengulurkan tangannya dihadapan ku.
"Rini" Ucapannya dengan tangan yang masih terulur
Aku menatap matanya dalam, sepertinya ia memang ingin berkenalan denganku tanpa maksud dan tujuan apapun. Dengan ragu, aku membalas uluran tangannya.
"Lyna" Ucapku pelan tapi cuek
Rini yang melihat aku membalas uluran tangannya pun tersenyum lebar, sampai aku merinding sendiri melihat senyuman itu 😅
Rini bercerita tentang kehidupan nya, tentu aku selalu menjadi pendengar yang baik.
"Begitu ... Mereka baik banget sama aku, hampir tiap hari Minggu, aku diajak jalan-jalan sama mereka" Katanya bersemangat
Aku tersenyum miris, yah ... Hidup itu tak ada yang tau bukan?
"Apa kamu mau jadi sahabat aku?" Tanya Rini
Aku menoleh ke arahnya, dan sekali lagi, aku menatap matanya dalam-dalam.
"Tentu" Jawabku singkat
"Yeay!" Seru Rini sambil berjingkrak senang
"Dengan catatan jangan berlaku seperti itu" Kataku datar
Rini pun langsung duduk di sampingku kembali dan memberi tanda 'peace' menggunakan tangan kanannya.
Kami menghabiskan jam sekolah di taman hari ini, karena bel pulang sudah berbunyi, kami segera mengambil tas di kelas dan menuju rumah masing-masing.
To Be Continue ...
***********★**********
Halo ... Maaf aku baru kembali yah 🙏❤✌
Gimana ... Hari ini bukan cerita tentang mereka, tapi cerita persahabatan antara Lyna & Rini.
Udah deh gitu aja, jangan lupa voment semua ... Yang sudah vote makasih banget!!!
Salam, Zilla
KAMU SEDANG MEMBACA
Mata Ketiga:I Am A Indigo Children
TerrorCerita ini ku persembahkan untuk dunia, yang sudah mempermainkan takdir Lyna, seorang anak yang berbeda dari anggota keluarganya_- (Lyna: "Kenapa keluargaku nggak ada yang punya kemampuan sepertiku?_- yang ada hanya Kakek_-") Terimakasih juga untuk...