Chapter Two

6.2K 950 326
                                    

Gulali: Sayang!

Gulali: Balas pesanku!!

Gulali: Lapar! Cari makan sama-sama, yuk?

Sasuke menghela napas panjang. Entah keberapa kalinya siang ini. Setelah dia mendapati kabar super buruk kalau Rei Gaara menjadi pemeran utama pria lawan main Sakura, Sasuke mendadak gegana; gelisah, galau, merana.

Suasana hatinya yang buruk berimbas pada banyak orang. Seperti Uzumaki Naruto yang menjaga jarak. Seratus meter dari Uchiha atau dia akan mati berdiri. Hatake Kakashi yang harus berjalan mengendap-endap sampai melipir ke tembok atau si gila Akasuna Sasori yang berguling di bawah sembari melakukan roll depan untuk mengambil tasnya yang tertinggal di ruangan dimana Sasuke sedang semedi didalamnya.

Sasuke mendesis sekali lagi. Mengabaikan pesan Sakura yang bernada manja di telinganya. Entah kenapa.

Sasuke memilih untuk membuka situs Gaver, situs berlambang cocoa kecokelatan yang mencolok itu selalu membahas tentang skandal artis besar, prestasi mau pun kabar burung yang belum jelas kepastiannya. Dan Sasuke berani bertaruh, pemilik Gaver pastilah kaya sekali. Hanya duduk, tertawa, minum kopi dan tidur, milyaran uang mampir ke rekeningnya.

Ketika dia membuka di halaman utama. Dan menemukan media terjahanam sepanjang masa, Dispass, mengunggah sesuatu di bagian depan.

Haruno Sakura tertangkap basah tengah makan siang bersama Rei Gaara! Apakah ini untuk project film atau kencan biasa!?

"Project film!"

Sasuke tanpa sadar menjawab dengan nada tinggi. Membuat Shimura Sai yang baru saja masuk ke ruangan melompat karena terlonjak. Di antara teman-temannya yang bernyali udang, hanya dirinya yang mampu masuk dengan santai. Berlagak seolah Superman yang siap menghantam musuhnya dengan dada mengeluarkan laser.

"Sasuke, sudah makan?"

Sasuke mendelik tajam pada Sai yang tanpa bersalah masih terus menyunggingkan senyum polos. Dengan dengusan, Sasuke yang nyaris melempar ponsel mahalnya ke wajah itu segera mendesis. Meninggalkan Sai yang tengah mengelus dada dengan ekspresi setengah jengkel.

"Ada yang salah sepertinya. Apakah dia cemburu karena Gaara bermain bersama Sakura? Astaga! Gosip dia gay benar ternyata," Sai segera bangun untuk memberitahukan ini pada grup gosipnya.

***

Sakura hanya tersenyum. Saat dia diam-diam melirik ponsel pintarnya dan tak ada satu pun notifikasi berasal dari sang suami. Nyatanya, membuat Sakura harus menelan pil pahit sekali lagi.

Jadi, menerima tawaran Gaara makan siang menjadi opsi terakhir yang bisa Sakura ambil. Karena Ino ada di luar kota, Hinata ada di acara masak, Sakura tidak punya teman untuk mengobrol selain Rei Gaara yang luang sekarang.

"Sakura?"

"Hmm, ya?" Sakura mendongak, menatap sepasang manik Gaara yang begitu lembut menatapnya. Diam-diam meringis, membayangkan kalau saja dia masih sendiri.

"Tidak, tidak ada," Gaara menggeleng. Sembari menatap pasta mahal yang terlihat menggoda. "Kau hanya semakin ... cantik."

Sakura terkesiap. Kepalanya mundur ketika dia hanya mengusap tengkuknya yang mendadak meremang. Mendapat pujian yang sama sebenarnya terlalu sering, hanya saja terasa berbeda saat yang mengatakannya adalah mantan kekasih sendiri.

DISPASS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang