dua

119K 2.7K 30
                                    

"Nang, kamu udah pesen undangan sama cincinnya?"

"Belum bu'."

"Lho kok belum sih? Acaranya satu bulan lagi lho nang."

"Iya bu' nanti."

Hanya itu yang bisa Fatih jawab. Bagaimana tidak, wanita yang akan dia nikahi seperti terpaksa menerimanya. Dan dia sadar diri apa penyebabnya.

"Jangan nanti-nanti. Ini udah mepet lho nang. Nanti takutnya tempat percetakannya nggak bisa jadi cepet. Nanti gimana kalo kamu udah mau nikah tapi undangnya belum jadi? Terus Kara kenapa nggak pernah kamu ajak main kesini sih? Dan bla bla bla... "

Pandangan Fatih menerawang. Tidak mendengarkan omelan ibunya.

Kara

Nama perempuan yang  dijodohkan dengannya.

Sadar dari lamunan, Fatih segera menghabiskan sarapannya. Mencoba menghindari pembicaraan lebih lanjut  mengenai rencara pernikahannya.

Bukannya dia tak ingin menikah. Di usia yang hampir kepala tiga ini tentu saja dia sudah mulai memikirkan mencari pasangan hidup. Tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan seperti ini.

Kalau boleh jujur, sebenarnya Fatih tak masalah dijodohkan. Apalagi dengan Kara. Perempuan cantik dengan beragam tingkah dan ekspresi. Meskipun kadang agak sembrono, tapi malah terlihat menggemaskan di mata orang-orang. Termasuk Fatih. Sayangnya jantungnya seperti akan terlepas jika tak sengaja bertatapan mata.

"Aku berangkat ya bu'. Assalamualaikum." Pamit Fatih mencium tangan Ayu.

"Kamu itu, ibu masih mau ngomong malah ditinggal pergi."

"Udah siang bu'. Nanti aku terlambat ngajar." jawab Fatih hati-hati. Sambil mengulas senyum. Mencoba tidak membuat Ayu kecewa.

"Owhh iya ya. Yaudah hati-hati ya nang."

"Iya bu'. Assalamualaikum."

Pikiran Fatih bercabang selama perjalanan ke tempat dia bekerja.

Kara

Kara

Kara

Apakah dia pantas dengannya?



------
3 Agustus 2022

SuamiKu PemaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang