Sebelas

77.7K 1.9K 45
                                    

"Sayang."

"Aaaaaaa!!! Nggak mau, nggak mau! Pergi nggak lo!" Leta bersembunyi di belakang Kara dan Fatih yang masih duduk. Bahkan rasa takutnya pada Fatih sudah menguap setelah kedatangan makhuk Tuhan yang Leta harap segera enyah dari bumi ini.

"Padahal aku capek loh yang cari-cari kamu. Tega deh." Raka mengerucutkan bibirnya. Sok imut. Yang sebenarnya malah bikin jijik.

"Duh om, jauh-jauh deh. Leta kan nggak nyuruh situ nyari Leta. lagian Leta bisa pulang sendiri kok."

"Kok om sih yang."

"Kan situ lebih tua."

"Yakan bisa panggil mas, abang atau Aa' kaya Kara dan Fatih. Ya kan Kar?" Raka meminta dukungan.

"Enak aja. Panggilan khusus itu. Udah dihak pateni. Gue gugat lo bang kalo pake panggilan itu. Ya kan A'." Kara merangkul tangan Fatih. Matanya mengedip-ngedip genit. Mencari pembelaan.

Fatih hanya berdehem singkat mengiyakan. Supaya cepat selesai dan istrinya nggak ngambek. Diambil air mineral milik istrinya yang tinggal setengah. Diteguknya hingga habis. Tak mungkin juga ia menagih ganti minuman ke mahasiswinya yang asal ambil minumannyakan? Sedangkan yang asal mium tidak ada tanda-tanda akan ganti?

"Lagak lo Kar dihak pateni. Sok penting lo. Huuuuu..." Tangan Raka yang akan meoyor kepala Kara tertahan.

"Weeeekkkkk.. sukurin lo bang. Remukin A', remukin" Kara memeletka lidahnya. Merasa menang.

Sedangkan Raka meringis dan sesekali mengaduh karna Fatih tak mau melepaskan cekalan tangannya. Bahkan remasannya makin kuat.

"Weh gila lo. Sakit begok!"

Fatih melepaskan cengkraman tangannya setelah puas melihat ekspresi Raka yang terlihat sudah amat kesakitan. Sembarangan mau noyor istri orang. Dirangkulnya bahu Kara agar semakin merapat padanya. Tangannya mengelus-elus kepala Kara sayang.

Kara yang mendapat perlakukan seperti itu tentu bersorak girang. Jarang-jarang suaminya mau bersikap romantis. Di tempat umum lagi. Kara semakin merapatkan tubuhnya ke Fatih. Bahkan tangannya sudah melingkar di pingganya. Kepalanya bersandar manja di dada Fatih. Nikmat manten baruuuu...

Raka yang melihat itu semakin meradang. Merasa dipermainkan oleh sejoli yang malah asik memadu kasih.

Sedangkan Leta yang melihat itu hanya mengerjap-ngejapkan kepalanya. Merasa shock bahwa dosen yang kelihatan tegas dan pendiam ternyata bisa bersikap semanis itu ada istrinya. Mau dong punya suami kayak Pak Fatih. Batinnya menangis iri melihat keberuntungan Kara.

Tak kuat melihat Fatih dan Kara yang asik berlovley dovey menebar ke-irian pada kaum jones, pandangan Raka beralih ke perempuan yang masih diam ditempat sejak kedatangannya. Diperhatikan perempuan yang telah mencuri hatinya itu tengah terdiam iri melihat pasangan bucin tepat di depanya. Duh kasian banget sih calon istri gue. Nolak mulu sih waktu mau dinikahin.

Raka berjalan perlahan mendekati Leta. Tak ingin fokus Leta teralih.

Hap

"Aaaaaaa.... Kara tolongin gueeee‼‼!"

Sayangnya Kara dan Fatih masa bodo dengan apa yang akan Raka lakuin ke Leta. Cukup sudah waktu berduaan mereka tadi terganggu.

****


"A' mau makan lagi nggak?"

Tatapan Fatih yang semula fokus pada tab di depannya teralih saat melihat Kara datang dengan setelan favorit saat akan tidur. Tanktop dan celana pendek setengah paha.

"Kamu lapar?"

"Ih ditanya malah balik nanya. Ya siapa tau Aa' pengen makan lagi." Kara melepas jepit badainya. Rambutnya yang tidak terlalu panjang terurai seperti duta shampo. Disisirnya lembut sambil menghadap kaca. Melihat pantulan Fatih yang ternyata memperhatikannya.

"Kenapa A'?" Kara membalikkan badannya menghadap Fatih.

"Enggak." Wajah Fatih masih datar. Pura-pura tak peduli. Padahal sejak Kara keluar dari kamar mandi, dirinya sudah tak lagi fokus membaca jurnal-jurnal di tabletnya. Fokusnya secara total hanya ke Kara.

Kara yang melihat itu hanya mengakat bahunya tak peduli.

Diambilnya serangkaian skin care yang dia gunakan setiap malam. Saat hendak mengoleskan lotion ke tubuhnya, tak sengaja matanya melirik ke arah kaca dan melihat Fatih menatapnya tak berkedip.

Main-main rupanya.

Kara bangkit dari duduknya. Diangkatnya kaki kanannya ke kursi. Dioleskannya lotion secara perlahan dengan gerakan yang sengaja dia buat menggoda. Posisi badannya yang rada membungkuk membuat belahan dadanya terlihat.

Terlihat jakun Fatih bergerak. Meneguk ludah.

Kena kamu A'.

Belum selesai disitu. Setelah mengoleskan ke kedua tangan dan kakinya, kini Kara mulai mengoleskan ke lehernya. Rambutnya dia angkat menggunakan jepitan rambut hingga memperlihatkan leher jenjang putihnya. Dioleskan lotionnya ke leher dan tengkuk dengan perlahan. Seolah-olah menikmati setiap usapannya. Kemudian turun ke dada bagian atas. Sengaja berlama-lama di sana. Seperti tak ingin satu inci pun terlewat. Diliriknya lagi Fatih yang mulai gelisah.

Hi hi hi... Nggak kuat kan A'.

Selesai dengan ritual sebelum tidurnya, Kara berjalan ke ranjang.

"Udah mau tidurkan A'? Aku matiin lampunya ya?"

"Hemm."

"Apa A'? Nggak kedengeran." Kara pura-pura tak mendengar.

"Iya, matiin." Suata Fatih berubah serak.

Fatih menaruh tablet yang telah dia matikan di atas nakas. Mengambil posisi berbaring dengan lengan kiri yang diletakkan menutupi wajahnya. Menahan sesuatu agar tidak terbangun diwaktu tidur.

Kara yang mendengar itu tersenyum geli. Tapi dirinya belum puas. Masih ada lagi.

Dimatikan lampu kamarnya. Hingga hanya tersisa lampu warna kuning dengan cahaya redup. Supaya tidak terlalu gelap.

Kara duduk di ranjang. Membuat kasur yang didudukinya melesak ke bawah. Fatih yang semula memejamkan matanya kini melihat ke arah Kara yang tak kunjung merebahkan diri.

Kara melepaskan jepitan rambutnya. Kemudian melepaskan tanktop putih yang dikenakannya perlahan. Diangkatnya ke atas melewati kepalanya. Diletakkannya disamping ia duduk. Kemudia tangannya beralih ke pengait bra yang digunakannya. Ikut dilepas hingga kini tubuh bagian atasnya tak memakai sehelai benangpun.

Fatih yang melihat itupun melototkan matanya. Tak kuat melihat tingkah Kara yang seperti menggodanya. Atau memang dia sedang dipermainkan?

Setelah melepas bra dan melemparnya ke kursi dekat ranjang. Dipakainya lagi tanktop putihnya itu hingga membuat puncak dadanya mengecap sempurna.

Kara mengambil posisi berbaring miring menghadap Fatih. Pura-pura memejamkan mata. Memeluk lengan Fatih erat. Sehingga bisa dipastikan kalo suaminya ini bisa merasakan dadanya bergesekan dengan kulit lengannya, langsung.

Glek








******
22 Agustus 2022

SuamiKu PemaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang