Tiga bulan sudah Anka lalui hari-harinya di rumah dan di sekolah baru dengan sedikit perubahan yang ia rasakan. Ada sedikit warna yang memeluk Anka akhir akhir ini, ada canda tawa yang ia rasakan ya walaupun dirinya tak se ekspresif yang lain, sebab Anka tetaplah Anka, gadis kecil pendiam dan pemalu.
Meskipun tiga bulan sudah ia bersekolah disekolah barunya, tetap saja Anka tak bisa sedekat yang lain ketika bermain ada sedikit jarak yang ia berikan, entahlah ia padahal ingin sekali seberbaur mereka tapi susah sekali ia lakukan.
"Kamu daritadi diam saja, ayo main diluar" Intan datang tiba tiba dari luar dan langsung menarik tangan Anka untuk mengajaknya bermain.
"Aku disini saja ya", ucap Anka menghentikan langkah mereka tepat didepan pintu kelas.
"Enggak ikut main?" Anka menggeleng, lalu ia mendudukan dirinya dibangku panjang yang tersedia dikoridor kelasnya.
"Aku nonton disini saja"
"Kamu ini diajak main nolak terus" Intan menggerutu "Ya sudah kalau gitu ikut aku, kita keliling sekolah saja, gimana?"
"Aku mau disini saja, intan" baru kali ini Anka merasa geregetan dengan lawan bicaranya, biasanya ia yang selalu membuat geregetan lawan bicaranya.
"Ya sudah deh kalau gitu aku kesana dulu ya" Anka mengangguk.
Sepeninggal Intan, ia hanya duduk memperhatikan suasana sekitar sambil mengayun ayunkan kaki karena memang kakinya tak sampai pada lantai. Sudah sepuluh menit ia habiskan waktu hanya melihat mereka bermain dari kejauhan, rasa bosan sudah pasti menyerang dirinya sedari tadi namun ia baru beranjak dari kursi tersebut setelah pikirannya beradu memilih ketempat mana yang ingin ia sambangi dan pilihanya jatuh untuk berjalan jalan saja mengenal lebih banyak lingkungan sekolahnya, perihal ajakan Intan berkeliling sekolah sebetulnya ia ingin sekali menerimanya hanya saja ia tak mau menyita waktu bermain Intan hanya karena menuruti kemauannya, hingga akhirnya berujung penolakan yang ia berikan.
Baru saja Anka melangkahkan kakinya untuk diajak berkeliling, tiba tiba suara teriakan memanggil namanya membuat ia menghentikan langkahnya,menengok kesumber suara yang ia yakin itu adalah suara Gea.
"Kak Anka mau kemana?" tanya Gea sambil menengok kekiri kanan, seperti mencari sesuatu "Terus teman teman kak Anka mana?"
"Mereka lagi main disana" jawab Anka sambil menunjuk keberadaan teman temannya. Mata Gea mengikuti arah jari telunjuk Anka.
"Kak Anka enggak diajakin?" tanya Gea, meminta penjelasan. Gea tak terima jika kakak sepupu kecilnya itu benar benar tak diajak main.
"Diajak, tapi aku tolak." Gea hanya mengangguk menganggukan kepalanya saja sebagai jawaban.
"Terus tadi kak Anka mau kemana?" pertanyaan ini belum Anka jawab tadi.
"Jalan jalan saja"
"Gea ikut ya" Anka mengangguk, berjalan kembali yang kemudian disusul Gea.
Anka hanya mengikuti saja kemana langkah kakinya itu melangkah, melewati koridor setiap kelas, melewati kerumunan kakak kelasnya, tentu saja ditemani ocehan dari bibir Gea yang tak ada habisnya membahas sesuatu.
"Oh iya Kak, kita jajan yuk" Ajak Gea dengan posisi menghadap Anka, membelakangi arah jalannya hingga menyenggol sedikit seorang siswi.Tentu dengan tak enak hati ia meminta maaf diiringi senyuman manisnya. "Gimana kak? maukan?" Gea kembali menanyakan. Anka mengangguk.
Kedua sepupu itu berjalan menuju sebuah warung yang tak jauh dari lapangan, cukup ramai memang. Bagi Gea seramai apapun warung itu jika sudah lapar seperti ini ia akan tetap menorobos keramaian tersebut dengan berbagai jurusnya mulai dari berteriak air panas agar mereka menggeser sedikit tubuhnya sampai menyelinapkan tubuhnya diantara orang orang yang juga kelaparan sepertinya, sedangkan Anka ia hanya mengikuti adik sepupunya itu dengan sedikit kewalahan hingga akhirnya ia terpisah ditengah tengah keramaian itu beruntungnya ia masih bisa melihat gerak gerik Gea dari celah orang orang yang ada dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANKA
General FictionHidupnya yang selalu dihiasi abu abu itu membuat dirinya selalu menyalahkan dunia yang kenapa sering tak berpihak padanya. Dunia yang ia tinggali seolah tak mengijinkan untuk ia warnai. Entah dunia yang memang tidak mengijinkannya atau ia yang meman...