kenangan

24 2 0
                                    

"Anka, nanti mau ikut bibi buka toko atau mau dirumah saja?" Tanya winda mengalihkan topik sebelumnya

"Anka ikut bibi saja".

Winda melajukan motornya menuju toko buku sederhana miliknya. Tak berselang lama, sampailah Winda dan Anka ditoko buku milik Winda yang terlihat kuno nan klasik. Anka turun dari motor begitupun Winda. Tak banyak bicara diantara keduanya, winda dengan segera membuka pintu toko tersebut dan membersihkan debu yang barangkali menempel dibarang daganganya itu.

"Anka,bekalnya habis?" Tanya Winda dengan kemoceng yang masih dipegangnya. Anka mengangguk sebagai jawaban.

"Mau makan?" Anka hanya menggeleng

"Ya sudah bibi lanjut beres beres toko dulu ya" lagi lagi tak buka suara,Anka hanya menganggukan kepalanya.

Winda kembali melanjutkan aktivitasnya, Anka menaruh tasnya di meja kerja bibinya, ia lalu berjalan menuju rak buku miliknya yang memang sengaja dibelikan ayahnya dulu untuk Anka. Rak tersebut berada dipojok sudut toko dan diatasnya tertulis 'punya Anka'.

"Ayah punya sesuatu untuk Anka" ucap Ayah Anka ketika tiba didepan Toko buku milik Winda.

"Apa itu yah?" Tanya Anka sangat antusias

"Sini ayah tunjukin" Anka mengikuti dari belakang begitu juga dengan ibu Anka yang sedari tadi hanya tersenyum melihat kelakuan suami dan anaknya.

"Winda" sapa Ayah Anka ketika melihat si pemilik toko buku alias adiknya hadir ditengah tengah mereka. Lalu winda bersalaman dengan Ibu Anka. "Gimana Win, pesenan yang Mas minta udah siapkan?"

"Siap dong mas" ujar winda dengan senyumannya.

"Bagus"

"Sini Anka" ujar sang ayah melanjutkan jalannya yang sempat terhenti dan ketika berada didepan rak yang letaknya dipojok toko tersebut ayah Anka tersenyum melihat Anka lalu, "Tadaaaa..ini untuk Anka semua"

"Waaahh, beneran yah?" Anka sangat senang melihat rak buku yang terlihat rapih dan berjejer buku buku kesukaannya. Ayah mengangguk tersenyum sedangkan Winda dan ibu Anka saling melempar senyum. "Coba baca tulisan diatasnya"

"Pun-ya An-ka" Anka mengeja tulisan diatas rak tersebut lalu memeluk sang Ayah dengan sangat bahagia "Makasih yah.."

"Iya sama sama"

Kenangan kecil tersebut kembali terputar dipikiran Anka ketika Anka baru saja berdiri didepan rak miliknya tersebut. Tak ada yang berbeda, semuanya masih sama sejak hadiah tersebut diperuntukkan padanya.

Mendongkak, memilih buku mana yang akan Anka baca hari ini, semuanya Anka suka hanya saja ia harus membacanya satu persatu, diantara jejeran buku yang tersusun rapih di rak buku miliknya,perhatiannya tertarik pada buku yang berada paling atas dengan motif garis garis yang begitu berwarna. Anka lalu mengambil kursi untuk meraih buku tersebut,namun tiba tiba Winda datang menghampirinya.

"Anka mau ambil sesuatu? sini biar bibi yang ambil." Tawar Winda sambil menurunkan Anka dari kursi. "Mau ambil buku yang mana?"

"Yang itu " Tunjuk Anka pada buku yang ia inginkan. Lalu Winda mengambilkan buku tersebut dan memberikannya pada Anka.

Anka pegang buku tersebut,ia lihat sampul yang bergambar garis berwarna warni itu dengan tatapan tak bisa diartikan, pasalnya ia baru melihat buku yang dipegangnya saat ini.

"Anka mau baca dulu dimeja ya bi" Winda mengangguk tersenyum.

Anka meninggalkan bibinya dan berjalan menuju meja kerja milik bibinya,ia duduk.
Dibukanya halaman pertama buku tersebut,lalu terlihat tulisan 'kesayangan kami' . Anka kembali membuka halaman berikutnya, tak ada rangkaian kata yang seperti biasanya Anka temukan dalam buku buku miliknya,tak ada gambar kartun yang biasanya ia lihat. Semuanya berbeda, dalam buku tersebut hanya menampilkan foto foto Anka dan orangtuanya semasa bayi hingga potret foto yang menampilkan Anka sewaktu berada ditaman sebelum kedua orangtuanya meninggalkan dirinya.Anka tak berekspresi, ia hanya diam. Namun, tepat pada halaman terakhir, bibirnya bergerak membaca sesuatu.

ANKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang