Mr. Jerk & Girl Almighty
Mencari pekerjaan menetap, tentu tidaklah mudah. Terlebih bagi Taylor Alison Swift. Ini adalah pertama kalinya bagi gadis berusia dua puluh tiga tahun itu mencari pekerjaan, setelah tiga bulan ia mendapatkan gelar sarjananya selama empat tahun berkuliah di Universitas Harvard, bidang Ekonomi.
Satu bulan yang lalu, Taylor telah mendaftarkan dirinya dan melakukan wawancara pada salah satu perusahaan Finansial yang ada di Amerika. Tapi, Taylor harus menelan kekecewaan ketika mendapat e-mail dari perusahaan itu, bahwa ia tak bisa bergabung bersama mereka.
Namun, Taylor tak patah semangat. Dua minggu kemudian, Taylor kembali mendaftarkan dirinya pada salah satu perusahaan Finansial di Inggris melalui internet yang kebetulan mencari seorang sekretaris. Taylor tak ingin lagi mencoba mencari pekerjaan di Amerika. Semua orang bisa mendapatkan pekerjaan, karena mengandalkan koneksi keluarga mereka yang kaya dan Taylor bukanlah salah satu dari kelompok orang kaya itu.
Dan di sanalah sekarang Taylor berada. Sejak empat puluh lima menit lalu pesawat yang Taylor tumpangi telah mendarat di bandara Kota London, Heathrow, Inggris. Saat ini, gadis itu telah berada di dalam taksi yang akan membawa ia ke tempat tinggal barunya dan besok Taylor harus mempersiapkan dirinya untuk mengikuti wawancara.
Dua puluh menit pun berlalu. Taksi yang Taylor tumpangi akhirnya sampai juga di depan sebuah rumah kost yang bernama Daisy Floor. Taylor segera membayar ongkos taksi dan keluar dari dalam taksi tersebut, begitupun dengan sang supir yang membantu mengeluarkan koper milik Taylor dari dalam bagasi.
Setelah selesai, tak lupa Taylor berterima kasih sebelum si supir taksi itu masuk ke dalam mobil taksinya yang mulai melaju pergi. Mata biru Taylor langsung teralihkan ke sebuah pintu pagar berwarna cokelat yang dihiasi dedaunan sintesis di permukaannya. Dari sisi luar tampaknya tempat itu menyenangkan, walaupun, Taylor belum mengetahui bagaimana keadaan di dalamnya.
"Welcome to the Daisy Floor. Are you Miss Swift?" Seorang wanita paruh baya ber-aksen British dengan sebuah kipas di tangannya yang entah muncul dari mana, bertanya kepada Taylor. Taylor berbalik kepada wanita itu dengan senyuman. "Yes, I am. Umm, are you Mrs. Miranda?" Tanya Taylor balik. Wanita paruh baya itu hanya mengangguk yang menandakan jika dia adalah Miranda sang pemilik rumah kost tersebut.
"Take your things and follow me." Ujar Miranda lalu membuka lebar pintu pagar unik itu, untuk memberikan Taylor akses masuk. Taylor pun menarik kopernya yang cukup besar dan melewati pintu pagar tersebut. Taylor kagum, pekarangan rumah kost berlantai tiga tersebut benar-benar nyaman dan segar, seluruh tanamannya tampak terawat.
"Kamarmu berada di lantai dua dan tangga ini akan langsung membawamu ke sana." Miranda memberitahu, membuat Taylor sadar jika dia harus mengangkat kopernya yang berat itu melewati tangga. Mungkin ada dua puluh anak tangga.
Taylor manatap tangga tersebut lalu mencoba
menarik nafas dan kembali menghembuskannya sebelum mulai melangkahkan kakinya sambil mengangkat kopernya melewati satu persatu anak tangga. Setelah bersusah payah, beberapa menit kemudian akhirnya Taylor sampai di depan pintu. Baru selangkah Taylor masuk melewati pintu, Miranda membentangkan sebelah tangannya di depan pintu, berusaha menahan Taylor untuk tidak langsung masuk begitu saja."Sebelum melangkahkan kakimu masuk, kau harus membaca peraturan di Daisy Floor terlebih dahulu." Taylor hanya fokus memperhatikan bibir merah menyala Miranda yang terus bergerak mengatakan sesuatu yang tak Taylor hiraukan. Taylor sibuk memikirkan, bahwa ternyata ada yang bisa mengalahkan bibir merah klasiknya dan itu adalah bibir merah menyala milik Miranda, si ibu kost pemilik Daisy Floor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity
FanfictionHarry Styles (Director) dan Taylor Swift (Secretary). Dua manusia berlatar belakang yang berbeda, dipertemukan pertama kalinya dalam kesan yang buruk. Namun, tak ada yang tahu, mereka menjadi dekat karena sebuah tuntutan pekerjaan dan akhirnya benih...