Infinity - 03

225 27 8
                                    

Interview

Satu jam yang lalu wawancara telah dimulai. Sekarang, tersisa Taylor dan dua pelamar lainnya di ruang tunggu. Taylor duduk di bangku tunggu dengan menyatukan kedua jari-jarinya sambil menutup mata dan berdoa dalam hati. Taylor sudah melangkah telalu jauh saat ini. Dia rela menghabiskan uang tabungannya pergi ke London untuk mencari pekerjaan dan menyewa satu kamar kost. Makanya, Taylor sangat gugup dan berharap bisa mendapatkan posisi sebagai Sekretaris di Styles Financial, perusahaan tempatnya berada sekarang ini. Taylor ingin membuktikan kepada kedua orangtuanya, jika jalan yang Taylor ambil kali ini tak akan salah.

"Peserta nomor 13. Taylor Alison Swift?"

Taylor membuka matanya sambil melepaskan jari-jarinya yang saling bertautan ketika mendengar seorang wanita yang berusia akhir tiga puluh tahun tiba di ruang tunggu memanggil namanya. Taylor mengangkat tangan kanan dan bangkit berdiri dengan pakaian kantornya berwarna hitam, tak lupa rambutnya yang diikat dengan gaya ponytail.

"I'm here." Taylor berujar sebelum menurunkan tangannya.

Wanita itu berjalan mendekati Taylor. Mata kucing Taylor dengan cepat membaca kartu identitas yang menempel di sebelah kiri pakaian wanita itu. Namanya adalah Stella McCartney, dia seorang Assistant Manager.

Stella tersenyum tipis kepada Taylor. "Sekarang, giliranmu untuk interview. Aku akan mengantarmu ke ruangan Presdir Styles. Ikuti aku."

Taylor mengangguk dan mengikuti langkah Stella yang mulai berjalan. Kedua tangan Taylor berkeringat dingin. Taylor benar-benar merasa sangat gugup. Bagaimana tidak? Taylor akan diwawancarai langsung oleh Presiden Direktur, si pemegang saham terbesar sekaligus pemilik Styles Financial, salah satu perusahaan keuangan yang sangat berpengaruh di Inggris.

Taylor melatih pernapasannya. Tidak, dia harus bisa melewati wawancara itu. Taylor sudah banyak berdoa dan saatnya untuk berusaha. Lagipula, ini bukanlah wawancara pertama baginya dan Taylor sudah mempersiapkan diri dengan baik untuk menjawab semua pertanyaan yang akan diberikan kepadanya.

Taylor menegapkan tubuhnya dan terus berjalan, mengikuti langkah Stella sampai akhirnya wanita yang mengenakan pakaian kantor berwarna abu-abu muda itu berhenti di depan sebuah pintu yang bertuliskan President Director Of Finance. Taylor juga ikut menghentikan langkahnya di belakang Stella.

Stella berbalik dan menatap Taylor. "Presdir Styles suka orang yang percaya diri, tapi tidak berlebihan. Berusahalah untuk tidak gugup di hadapannya dan banyak tersenyum. Percaya padaku, Presdir Styles adalah orang yang baik."

Taylor mengangguk dengan wajah yang masih sangat kentara menahan rasa gugup. "Baik Ma'am. Terima kasih atas pencerahannya."

Stella mengangguk dan akhirnya membuka pintu ruangan Des Styles yang biasa mendapatkan julukan Presdir Styles itu dari para pegawai lalu kembali menatap Taylor dengan tersenyum. "Silahkan masuk. Semoga wawancaramu lancar."

Taylor balas tersenyum. "Sekali lagi, terima kasih Ma'am."

Taylor menundukkan kepalanya sebentar kepada Stella dan mulai melangkahkan kakinya masuk. Hawa yang semakin dingin gadis itu rasakan ketika melihat seorang pria paruh baya yang Taylor yakini adalah Presiden Direktur dari Styles Financial tengah duduk di kursi kerjanya dengan pakaian kantor yang begitu rapi. Dia juga memakai kacamata berlensa.

InfinityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang