Delapan

724 100 64
                                    

-

"Sendiri
aja, Pyo? Tumben ga barengan sama Eunsang." ucapan Junho mengalihkan perhatian Dongpyo dari mengunyah cemilannya; sebuah kotak medium dari kardus tipis yang berisi kue kering.

Ia membeli makanan kecil yang sama seperti yang diberikan Eunsang kemarin.

Katanya makanan favorit barunya.

"Woi, Junho, jangan gatel sama pacarnya orang."

"Haha, iya, apalagi pacarnya Eunsang."

"Berisik, ah, kalian. Daripada banyak omong mending ngantre beliin cemilan titipanku," ketus Junho sambil menjewer telinga kedua temannya dengan tangan kiri dan kanannya; menyeret mereka pergi menjauh dari posisi bangku panjang tempat Dongpyo duduk, "Tuh antreannya makin panjang, good luck."

Dengan balasan berupa decihan dari kedua teman sekelasnya dari belakangnya; Junho kembali menghampiri Dongpyo yang masih duduk dan memaku pandangan padanya, "Maaf, ya, pasti risih."

Dongpyo menggeleng, "Untuk apa aku risih?"

"Mereka bilang aku gatal ngambil pacarnya Eunsang."

Sebenarnya punya niat buat begitu sih, tapi masa aku bilang sejujur itu?

Si manis berhenti mengunyah. Lalu ia menepuk tempat kosong di sebelahnya, "Junho ayo duduk sini, Eunsang lagi ke aula untuk panggilan ketua kelas. Temani aku, ya?"

"Woiya jelas, aku bakal temenin kamu." dengan cekatan, Junho langsung duduk di sebelah Dongpyo santai, tidak memedulikan pandangan orang-orang di daerah snack bar  ini yang seolah mengatakan,

Aish sasaeng nya Dongpyo berulah.

Mereka tahu, jika Dongpyo memang benar-benar memiliki seorang sasaeng, itu pasti Junho.

Mereka juga tahu ada satu folder di laptop atau flashdisk Junho yang berjudul 09.09, angka kembar sembilan yang sebenarnya merupakan tanggal lahir Dongpyo.

Kenapa mereka tahu? Karena mereka sering melakukan transaksi dengan Junho, melihat isi foldernya sejam sekitar beberapa won. Hanya melihat, tidak boleh meminta.

Eunsang adalah pengecualian buat Junho. Si surai merah itu boleh meminta foto-foto Dongpyo darinya secara gratis. Hal itu disebabkan oleh Junho yang capek melihat Eunsang terlalu tsundere. Dia kan ingin Eunsang semakin menyadari perasaannya sendiri. Junho tidak suka tsundere jadi dia berusaha agar Eunsang bisa lebih jujur.

Junho juga capek melihat Yohan yang hanya berani diam-diam saja. Dan dia tidak suka Yohan, cowok seperti dia selain menyayangi Dongpyo juga menyakiti Dongpyo.

Sekali lagi, kenapa dia bisa tahu?

Julukannya sebagai sasaeng Dongpyo ada untuk menjawab semua pengetahuannya seputar Dongpyo.

Dia pernah melihat Dongpyo memperlihatkan wajah sendunya setiap melihat Yohan dekat dengan anak lain. Lalu wajah sendu itu hilang begiu Yohan melihat kehadirannya dan segera memilih untuk menghabiskan waktu bersama Dongpyo.

Terkadang Junho melihat Yohan merangkul-rangkul teman wanitanya jika tidak sedang bersama Dongpyo; bermesraan seperti mencubit pipi atau hidung mereka, mengucapkan pujian-pujian manis, dan merayu mereka. Lalu, seolah takdir berpihak pada ketidakberuntungan, Dongpyo selalu ada dan lewat sekilas untuk menyaksikan itu.

Disitu Junho mengambil kesimpulan kalau Dongpyo juga menyukai Yohan.

Dan disitu juga Junho tau,meski hubungan mereka terlihat seperti orang yang pacaran. Pada akhirnya hubungan mereka hanya sebatas teman. Mereka tak bisa marah jika salah satu dari mereka dekat dan bermesraan dengan yang lain. Mereka tak punya alasan atau hak untuk marah akan itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ʀᴜᴍᴏʀ , ɢᴏssɪᴘ | ᴇᴜɴᴘʏᴏTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang