bukan awal

63 7 5
                                    

Aku kecewa, kecewa pada diriku sendiri, menyesal, sangat menyesal, aku mengutuk diriku,sangat bodoh, aku adalah pengecut, penakut, pecundang,ya, aku rasa pangkat itu cocok untukku, untukku seorang laki-laki yang menikmati cinta dalam diam,aku mencintai seorang gadis, namun aku tidak mempunyai keberanian untuk menyatakannya,bagiku menyatakan perasaan pada lawan jenis adalah hal yang sangat sulit,bahkan aku rasa mustahil untuk ku lakukan. Aku takut ia akan menolak ku,aku takut gagal dan alhasil aku hanya bisa menyesal, menyesal karena gadis yang kucintai pergi untuk selamanya dan buruknya aku bahkan tidak sempat menyatakan perasaan ku padanya,menyesal karena aku tidak berjuang dan mencoba untuk bisa bersamanya,setiap kali aku teringat padanya, aku selalu berangan jika suatu saat aku akan bertemu dengannya lagi, aku akan menyatakan perasaanku padanya kemudian bersanding di pelaminan dengannya dan membangun keluarga bahagia bersamanya . "huh..aku sudah gila" gumam ku sambil menenggelamkan wajahku di atas meja belajar ku,lagi lagi aku teringat dia,siapa lagi jika bukan gadis yang ku sukai semenjak duduk di bangku SMP.

  Dutt...

Aku mengangkat wajah ku yang sedari tadi bersembunyi diantara lipatan tanganku yang berada diatas meja,kemudian menoleh kearah suara itu,hah itu suara ponsel ku,dengan malas aku meraih ponsel ku kemudian menatap malas pada deretan huruf dilayar yang bertuliskan 'ayah' itu tandanya ayahku yang menelpon, aku pun menggeser tombol hijau untuk menjawab panggilan dari ayah.

"Hallo Victor,,bagaimana kabar mu hari ini? Bagaimana kuliah mu?tanggal berapa kau akan wisuda?" tanya ayah ku setelah panggilan tersambung

"Halo ayah,,aku baik seperti biasa,kuliah ku juga baik,wisuda ku satu minggu lagi,aku harap ayah bisa datang" jawab ku seadanya yah,tentang keadaanku itu aku hanya berbohong, ayolah aku sekarang sedang tidak baik,aku sedang menahan rasa sakit yang semenjak delapan tahun lalu terkubur dalam dadaku,tapi aku tidak sepenuhnya bohong pada ayah tentang keadaanku, karena fisik ku memang baik tapi tidak untuk batin ku

"Syukurlah jika kau baik,ayah akan berangkat besok, ayah berharap kau mau kembali kerumah dimana kau dilahirkan setelah wisuda nanti, karena ayah memerlukan mu nak" jawab ayahku kemudian mengakhiri panggilan nya
Ayahku memang seperti itu, dia tidak pernah berpamitan ketika ingin memutuskan panggilannya, mungkin ayahku takut pulsanya habis,oh ayolah,,itu konyol.
   Aku bangkit dari meja belajar ku kemudian menuju kasur untuk tidur, aku sudah lelah, yah,berpisah dengan keluarga selama kurang lebih delapan tahun bukanlah hal mudah,setelah lulus SMA aku melanjutkan kuliah ku di Itali,karena ayahku mempunyai saudara yang tinggal di Itali jadi aku memutuskan untuk meneruskan kuliah ku disini dan kepergian gadis yang kucintai itu juga salah satu alasan ku untuk memilih kuliah di luar negri,agar aku bisa melupakannya, itulah menurut ku, tapi nyatanya sampai sekarang aku tidak bisa melupakannya walau itu sudah delapan tahun yang lalu. Pengecut itulah aku.


Bersambung ya wkwkwk
Semoga ada yang baca :"(

 Just My SilenceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang