Sekarat

142 14 0
                                    

Lanjut baca aja yaa...selamat menikmati bacaannya😊

****

Tasya bangun dari pingsannya,perutnya sangat lapar mungkin itu yang menyebabkan dia sadar. Di lihatnya sekililing ruangan matanya tertuju ke teh yang ada di naskah,pasti itu untuk Tasya,pikirnya.

"Kamu udah sadar?" Bu Endang membuka korden yang ada di sebelah Tasya.

"Iya Bu" Jawabnya sampul tersenyum ramah,padahal sudah jelas Tasya bangun tapi mengapa Bu Endang menanyakan hal yang sudah ia tahu. Tasya langsung mengambil teh dan meminumnya hingga habis.

'Assalamualaikum'

Itu suara Keyla,di tangannya sudah ada satu kresek hitam yang isinya pasti kalian sudah tahu. Keyla melihat isi  ruangan UKS tengok sana sini tapi tidak ada sosok yang dia cari,kenapa cuma ada Bu Endang sama Tasta pak Dewanya mana?

"Kamu cari Pak Dewa?" Sungguh Bu Endang yang sangat peka. Keyla mengangguk. "Dia sudah pergi katanya ada kelas."

"Owhhhh ..." Keyla menghampiri Tasya menyuruhnya untuk ganti baju.

Bu Endang yang dari tadi sibuk membersihkan UKS kini sadar jika ada yang salah,"Keyla. Kamu enggak masuk kelas? Lihat udah jam berapa ini?" Bu Endang bertanya sambil melihat jam yang melingkar di tangan kiri.

"Biasa Bu jamkos" Bu Endang bingung dengan jawabann Keyla. "Ibu lupa ya? Sekarangkan kelasnya ibu,nah sekarang ibu di sini jadinya jamkos." Keyla menjelaskan terlebih dahulu sebelum Bu Endang bertanya lagi.

"Oh iya saya lupa. Kalo gitu kamu bantuin ibu beresin UKS," Kalo sudah seperti ini Keyla tidak bisa melarikan diri lagi. Temannya enak-enakan di kelas dia malah banting tulang di sini tanpa di gaji,jiwa liarnya meronta-ronta ingin melarikan diri ke kantin.

Akhirnya Keyla terpaksa membereskan UKS hingga bel istirahat pertama berbunyi setelah dia ke kelas,dan dengan tidak tahu terimakasih Tasya meninggalkan Keyla di UKS bersama nenek lampir itu.

Lihat saja Tasya dia sedang tiduran di kelas,karna tidak enak hati Keyla mengusulkan Tasya untuk pulang,"Sa lu pulang aja gih,bikin repot kalo lu disini."

Tasya mendongakkan kepalanya melihat Keyla yang berkacak pinggang," Sebegitu ngerepotin Lo ya,gue jadi beban buat Lo ya La?" Tasya berucap seperti orang tak sanggup lagi hidup.

"Lebay Lo monyet, sono lo pulang hush hush sana" Usir Keyla

"Temen gak peka lu. Anterin pulang kek ngapain kek malah cuma berdiri kaya tiang listrik?" Keluh Tasya

"Hist...anak ini,sini sini ayo pulang di anterin Eneng grab yang cantik hahahhh" Keyla berjalan duluan sambil terkekeh terkadang dia terlaluenyombongkan kecantikannya yang tak seberapa tapi Keyla memang lebih cantik ketimbang Tasya,kalo Tasya lebih ke gadis imut.

"Jangan lupa ijinen gue ke wali kelas ya babe," Tasya berjalan dengan ringan di koridor sekolah seperti orang sehat.

"Ya elah lu udah mau sekarat tapi masih nyuruh-nyuruh gue ini yang unyu-unyu ya" Tasya menimpuk kepala Keyla dengan tas yang isinya baju kotor.

"Auw! Tasya?!" Pekik Keyla, dengan seenak jidat Tasya nimpuk kepala Keyla yang cantik ini. Kalo otak Keyla gesrek gimana? Eh emang udah gesrek jadi gak papa.

"Iya sayang maafkan kakanda," Tasya terkikik geli dengan tingkahnya sendiri.

"Akting Woy nanti ketawan Lo gak sakit gimana?" Ucap Keyla. Tasya berakting layaknya orang sakit dengan di papah Tasya,batinnya kesempatan menjadikan Keyla babunya walau sebentar,tas yang Tasya gendong di serahkan ke Keyla. "Ck. Nyusahin kan," Decak Keyla.

Dari kejauhan ada seseorang yang memperhatikan interaksi mereka berdua,pikirnya bisa ya mereka seperti itu,lucu. Setelah kedua gadis itu pergi dia melanjutkan langkahnya yang tertunda.

****

"Tasya lu kenapa sih tiduran melulu gak enak badan? Apa masih kurang tidurnya semalem?" Keyla ikut-ikutan merebahkan badannya diantara lipatan tangan.

"Hmmm..." Hanya gumam tanpa makna yang berarti. "Gue jadi sedih kalo lihat Lu kaya gini," Keyla memainkan rambut Tasya yang tergerai bebas.

"Sono lu main ke tetangga kelas,dari tadi lu gangguin gue melulu. Gue mau tidur syantik dolo," Tasya merespon perkataan Keyla dengan malas,posisinya masih sama tak berubah padahal orang yang sedang di ajak bicara di belakangnya.

Keyla akhirnya pasrah dengan sifat mageran Tasya,"Ya udah gue mau jalan-jalan dulu,lu mau titip sesuatu gak?"

"Tidak," Keyla sebenarnya bingung kenapa setiap istirahat anak itu pasti tidur,bukannya di manfaatin buat cari gebetan,pandang memandang kakak kelas yang tampan atau guru yang masih singel juga boleh. Keyla pikir masa SMA Tasya dibuang dengan rebahan rebahan dan rebahan. Seharusnya masa sekolah dimanfaatkan dengan baik,mencari pengalaman yang tidak akan dia temui setelah lulus, itung-itung buat cerita anak cucu.

Keyla belum sempat keluar kelas sudah di kejutkan dengan kerumunan anak cewek-cewek,awalnya dia bingung ada apa? Mereka berkoar-koar layaknya toa rusak,

'Pak Dewa,pagi pak,'

'Assalamu'alaikum pak Dewa,'

'Selamat pagi,Pak Guruku,'

Anak cewek di kelasnya ikut keluar dan ternyata mereka berebut saliman dengan Pak Dewa,sungguh ketara sekali bahwa mereka modus biar bisa nyium tangannya pak Dewa,gak takut apa itu habis makan sampel Pete sama trasi?

Keyla memperhatikan pak Dewa,gak cape itu muka pasang senyum terus,setahu Keyla diakan kaku kek triplek,mungkin itu karma buat Pak Dewa jadi guru tapi gak ada ramah-tamahnya,dari awal lorong sampai akhir lorong Pak Dewa di hadang oleh cewek-cewek kurang belaian, Batin Keyla,'Mampus kau pak wkwkw..."

"Astafirulloh anak zaman sekarang emang beda ya," Keyla tertawa sendiri melihat kelakuan anak perempuan zaman sekarang.

"Emang lu anak zaman kapan?" Keyla melihat asal suara itu,dan ternyat di Si Anton. "Menurut lu gue anak zaman kapan?" Keyla berpose sana sini bak model gagal tenar,rambutnya yang panjang dia kibas-kibaskan,biar menawan pikirnya. "Geli kue lihat lu neng,udah minum obat belum? Lain kali jangan ketawa sendiri lagi lo takutnya orang dikira gila mampus kau"

"Dasar lu ya nyebelin banget!" Keyla tidak jadi keluar di kembali lagi ke mejanya tak lupa menjitak kepala Anton.

"Tasya bangun Sya,Sya Sya oh Tasya ada penampakan alam di luar lu harus lihat. Sumpah kalo lu lihat pasti lu bergairah lagi buat hidup." Tubuh Tasya di goyang-goyangkan sekuat mungkin hingga empunya bangun,"Apaan sih Lo ganggu banget!" Tangan Keyla di tepis oleh Tasya,tapi yang namanya Kenla dia tidak gentar, Keyla terus mengganggu Tasya hingga Tasya bangun.

"Apa?!" Tasya kesal dengan Keyla padahal tadi Tasya mau mimpi indah tapi ya sudah lh,"Itu di luar ada Pak Dewa," Tunjuk Keyla ke arah luar dengan semangat 45.

"Terus?" Tasya masih tidak tahu apa yang di maksud Keyla,lalu apa hubungannya dirinya dengan pak guru itu. Wajar Tasya tidak tahu kemarin dia memilih pulang jadi dia tidak tahu kalo Pak Dewa yang menolong Tasya kemarin dan akan menjadi guru Fisika mereka mulai sekarang sampai akhir kelas 11.

"Ya Lo harus lihat,dia itu tampan kek Dewa-dewa Yunani tapi sayang mukanya gak ada ekspresi,senyum aja kaku," Ucap Keyla menggebu.

"Lah males masih tampanan timinho kali," Tasya kembali tidur lagi,"Lee Min Ho kakak bukan timinho."

"Serah orang mulut-mulut gue ya suka-suka gue lh,mending ko ke kantin sono gue titip makanan," Tasya menghadap Keyla dengan senyum manis,iya karena ada maunya.

"Te Kek,wah ada suara tokek,pergi ahh," Keyla pergi mengabaikan Tasya.

Bersambung....

Kasih tahu kalo ada typo ya💌

FISIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang