2.4

1.7K 199 24
                                    


Aku kangen seokjin banget:(( Kalian kangen juga gak?


***

Ji-eun menatap jadwal Jin yang padat di layar tabnya. Dia tersenyum tipis begitu menyadari semua tugasnya sudah selesai. Tidak ada lagi jadwal meeting setelah makan siang. Dia bisa beristirahat lebih lama dari sebelumnya sekarang.

"Nyonya Lee, kau harus bersiap-siap untuk nanti malam." Ujar Jin begitu keluar dari ruangannya.

"Wae? Apa ada meeting mendadak?" Tanya Ji-eun.

Jin menggeleng pelan sambil tersenyum. "Inha dan Namjoon bertunangan malam ini. Jadi kita harus merayakannya."

Ji-eun sontak terkejut dan tersenyum lebar. "Benarkah? Kalau begitu aku akan bersiap-siap."

Senyum Jin memudar perlahan lalu menghela nafas panjang. Wajahnya terlihat lelah. Dia memijit pangkal hidungnya dengan jari telunjuk dan ibu jari.

"Presdir Kim, apa kau sakit? Ingin kupanggilkan dokter?" Tanya Ji-eun. Wajahnya terlihat khawatir.

Jin menggeleng pelan sambil tersenyum tipis. "Aku hanya lelah. Apa setelah ini aku ada jadwal meeting lagi?"

Ji-eun menggeleng. "Tidak."

"Kalau begitu ayo kita pulang! Aku ingin beristirahat sejenak."

.

.

Selama perjalanan pulang, Ji-eun menatap wajah Jin yang sedang memejamkan matanya. Berusaha untuk tidur namun tidak berhasil. Keringat dingin terlihat menetes dari pelipisnya.

"Presdir Kim," panggil Ji-eun. "Kita ke rumah sakit, ya?"

Jin menggeleng pelan. "Tidak usah. Aku baik-baik saja."

Yoongi yang sedang menyetir, mendengar percakapan mereka. Dia sontak menoleh dan menatap wajah Jin yang pucat. "Presdir Kim, sepertinya Anda sakit."

Jin membuka matanya dan menatap Yoongi yang sedang menatapnya lewat kaca spion. Dia tersenyum tipis berusaha terlihat baik-baik saja. "Aku hanya kelelahan."

Yoongi terdiam sejenak lalu mengangguk kecil. "Baiklah."

Ji-eun masih tidak percaya dengan ucapan Jin. Pria itu jelas terlihat pucat. Netranya berkali-kali melihat bibir Jin yang bergetar. Dia pun mengambil sebelah tangan Jin untuk dia genggam dengan kedua tangannya. "Sayang sekali. Padahal aku ingin menjawab pertanyaanmu malam ini."

Jin menoleh ke tangannya yang sedang digenggam oleh Ji-eun lalu menatap wajah wanita itu. "Memangnya aku kenapa?"

Ji-eun mendengus kecil. "Kau jangan memaksakan diri, Presdir Kim. Aku akan bilang ke Inha sekarang kalau kau tidak akan menghadiri acara karena sakit."

Jin tersenyum. Dia pun meletakkan kepalanya di bahu Ji-eun. Membuat tubuh wanita itu tertegun sejenak dengan sikapnya. "Baiklah. Rawat aku, Nyonya Lee."

.

.

Jin merebahkan tubuhnya di ranjang begitu selesai berganti pakaian dengan piyama. Dia berterima kasih ketika Ji-eun membantunya menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang panas. Kepalanya sakit, sendi-sendinya terasa ngilu ketika digerakkan. Dia pikir, ia hanya terkena demam biasa.

"Aku akan membawakanmu bubur. Kau harus memakannya agar bisa minum obat." Ucap Ji-eun kemudian beranjak menuju dapur.

Jin hanya terdiam lemah kemudian menatap langit kamarnya. Kepalanya terasa berdentum keras. Tubuhnya lemah. Kemudian dia merasakan sebuah cairan kental keluar dari hidungnya.

99 Days•Kim Seokjin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang