I Wanted to be Dad 2

24.8K 2.1K 207
                                    

Namjoon masuk ke dalam rumahnya dengan malas-malasan. Entah kenapa ia masih mengantuk meski baru bangun beberapa saat yang lalu. Mungkin waktu tidurnya masih kurang, hingga pria tampan itu menguap berkali-kali.

Ingatannya kembali ke percakapannya sebelum ia melesat pulang ke rumahnya ini. Ucapan yang cukup membuatnya kembali sakit hati dari sang kekasih.

"Kau tidak perlu bertanggung jawab, lagian tak akan terjadi apapun setelah ini"

Namjoon tak bisa melupakan kalimat itu. Ia merasa seperti pengecut yang langsung kabur setelah melakukan hal yang bahkan ia tak sadar telah melakukannya. Sebut saja dirinya brengsek atas perbuatannya itu.

"Kau darimana?! Kenapa semalam tidak pulang?! Jangan-jangan jalang brengsek itu-"

"Hentikan, Eomma!"

Namjoon muak tiap kali Ibunya menyebut sang kekasih dengan panggilan yang sama sekali tidak ada etikanya. Meski ia tahu Ibunya tak menyukai sang kekasih, setidaknya hargai orang itu sebagai manusia.

"Jadi kau kemana semalaman?" ulang sang Ibu masih menodonginya pertanyaan.

"Aku ke hotel"

"Benar kan apa kata Eomma?! Jalang miskin itu pasti menjebakmu kan?! Tidak bisa dibiarkan!"

"Tidak, Eomma. Tidak seperti apa yang Eomma pikirkan. Aku hanya sendirian setelah menghadiri pesta bersama temanku"

Karena sudah lelah berdebat dengan sang Ibu, akhirnya Namjoon memutuskan untuk berbohong saja. Ia hanya ingin tidur sekarang.

"Pesta apa? Kenapa Eomma baru dengar?"

"Hanya pesta kecil karena temanku berhasil dalam projeknya"

Namjoon tak tahu sejak kapan ia jadi lihai berbohong pada Ibunya begini. Nyatanya ia sudah sangat terbiasa bicara ketidakjujuran agar ia bisa lepas dari tirani sang Ibu.

"Lalu kenapa kau harus menginap di hotel? Tidak langsung pulang?!"

"Kepalaku sakit setelah pesta itu, Eomma. Aku tidak kuat bahkan untuk membuka mata"

"Ya sudah, ada yang ingin Eomma bicarakan"

Meski awalnya ragu, akhirnya sang Ibu mengangguk saja. Beliau kemudian berbalik dan berjalan masuk ke dalam.

"Aku mau istirahat dulu, Eomma. Aku terlalu banyak minum, kepalaku sakit" tolak Namjoon.

Ia berbelok ke arah kamarnya, tidak mengikuti sang Ibu.

"Ya sudah. Nanti setelah bangun, kau harus segera menemui Eomma"

"Ya"

Namjoonpun akhirnya bisa tenang setelah ocehan sang Ibu akhirnya tak terdengar lagi. Iapun masuk ke kamarnya dan mengunci rapat-rapat pintunya agar tidak seorangpun bisa masuk dan mengganggunya.

Direbahkan tubuh besar nan tingginya ke satu-satunya kasur di kamarnya. Kasur yang lumayan besar hingga membuatnya bisa leluasa untuk memilih bagian mana yang akan menjadi tempatnya berbaring.

"Jinseok, aku sudah merindukanmu saja" gumamnya seraya terkekeh kecil saat tiba-tiba membayangkan senyuman lebar kekasihnya itu.

"Apa dia sudah sampai di rumah ya?"

Ya, Seokjin menolak untuk diantarkan dan menyuruh Namjoon segera pulang. Tentu saja alasannya adalah Ibu Namjoon sendiri. Jika tak segera pulang, nanti Ibunya pasti akan mengamuk.

-*123*-

"Kau kenapa?"

Seokjin menggelengkan kepalanya sambil kembali fokus pada layar di depannya.

I Wanted to be Dad [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang