I Wanted to be Dad 11

14.3K 1.8K 97
                                    

"Sepertinya Jimin merindukan Ibunya"

"Ya... yah, sepertinya begitu"

Dada Seokjin sudah berdegup kencang karena tak sengaja menjawab panggilan sang anak. Ia berusaha keras untuk tetap normal meski bulir keringat mulai turun dari dahinya.

"Daritadi dia memanggil Mamanya"

Seokjin mengangguk saja. Dan bulir keringatnya semakin besar saja saat tangan mungil itu bergerak mencapai baju depannya. Seokjin tahu jika sudah begini, apa yang bayinya inginkan.

'Jangan sekarang, Jimin!' teriaknya dalam hati.

"Mimi"

Seokjin masih tersenyum, benar-benar senyuman terpaksa sebagai jawaban atas panggilan itu.

"Sepertinya Jimin mengantuk" dustanya.

Ia tahu benar jika jam ini belum waktunya sang bayi untuk tidur. Mungkin satu atau dua jam ke depan bayi ini baru akan tidur.

"Benarkah?"

Seokjin dapat melihat dengan jelas raut wajah kecewa yang Namjoon tunjukkan.

"Pulanglah"

Memang terdengar kejam karena menyuruh Namjoon pulang, padahal pria itu baru bertemu dengan Jimin sebentar.

"Ya, aku hanya mau memberikan ini saja pada Jimin"

Namjoon memberikan apa yang ingin ia berikan tadi.

"Sekalian aku pulang juga"

Dan merekapun beranjak keluar setelah pamit pada tuan rumah.

"Aku masih boleh bertemu Jimin?"

Namjoon berbalik saat Seokjin akan masuk ke rumah kecilnya.

"Untuk apa? Jimin menangis saat bersamamu, dia tidak menyukaimu"

Raut kecewa itu kembali muncul saat mendengar fakta yang memang barusan terjadi. Entah sudah berapa kali hari ini Namjoon menunjukkan wajah itu.

"Aku hanya... aku sendiri tidak tahu bagaimana menjelaskannya. Tapi aku hanya ingin melihat Jimin lagi. Itu saja" jawab Namjoon dengan senyum hambarnya.

Seokjin diam. Tangannya masih bergerak gelisah untuk menahan tangan kecil yang daritadi sudah seperti ingin membuka bajunya saja.

"Tidak setiap hari juga tidak masalah. Mungkin seminggu sekali"

Seokjin masih diam.

"Aku akan meminta izin pada istrimu juga kalau perlu"

"Mimi!"

Seokjin tersentak saat Jimin mulai berteriak karena keinginannya dicegah daritadi.

"Aku masuk dulu"

"Jinseok"

"Mimi! Cucu!"

Blam~

Tanpa mendengar ucapan Namjoon lagi, dan sebelum bayinya mengamuk, Seokjin buru-buru masuk ke rumahnya. Dan tak lupa membanting pintu rumahnya sangat keras tepat di depan Namjoon yang berdiri disana.

"Sabar sebentar, Jimin. Papihmu masih di luar!" desisnya sambil berbisik.

"Papih apa?! Bodoh sekali!" lanjutnya berdialog dengan dirinya sendiri.

Seokjin buru-buru membaringkan bayinya di kasur dan memberikan apa yang daritadi anaknya inginkan.

Diam. Akhirnya bayi itu sudah tenang saat merasakan cairan putih yang mengalir melalui mulut kecilnya. Ia menyedotnya kuat-kuat karena belum merasakannya sejak tadi pagi. Seolah menyalurkan dahaga yang ia tahan daritadi.

I Wanted to be Dad [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang