I Wanted to be Dad 9

14.6K 1.7K 57
                                    

"Jimin jaga Yoonie dan Nenek ya" pesan Seokjin pada bayinya yang tengah makan.

Tak perduli. Suapan dari tetangganya lebih penting sekarang bagi si bayi. Ia berada dalam gendongan sang tetangga sambil membuka mulutnya, menunggu makanan itu masuk ke mulut kecilnya.

"Mamih berangkat dulu"

Karena gemas dan kesal, Seokjinpun mencubit pipi tembam yang sama sekali tak melihatnya itu. Makanan lebih penting daripada Ibunya sendiri. Menyedihkan.

"Ati-ati, Paman"

Justru anak lainnya yang membalas salamnya.

Setelah acara pamitan singkat itu, Seokjinpun berangkat ke tempat kerjanya. Berjalan sambil bersenandung pelan melewati beberapa rumah yang menjulang tinggi di sekitarnya.

"Sepertinya enak" gumamnya saat melihat ada penjual roti berwarna putih. Bakpao.

Seokjinpun merogoh saku celananya, berharap menemukan recehan yang cukup untuk membeli sepotong roti itu.

"Hhh~ tidak ada" dengusnya kecewa dan melewati pedagang roti itu tanpa berhenti.

Sambil bersiul, berusaha melupakan roti yang tadi ia lewati, mengabaikan aroma hangat yang memasuki hidungnya, Seokjinpun akhirnya tiba di tempat kerjanya. Cukup dekat memang dari rumahnya.

"Ada apa ramai-ramai begitu?"

Seokjin yakin jika ini masih cukup pagi dan biasanya tempat ini masih sepi-sepi saja. Tapi kenapa sekarang tiba-tiba ada gerombolan orang disana?

"Ada apa?" tanya Seokjin pada salah satu orang yang ia kenal.

"Tempat ini akan diambil alih oleh perusahaan yang lebih besar"

Seokjin sudah mendengarnya dari Byul Yi kemarin mengenai hal ini. Dan ia tak menyangka akan secepat ini.

"Lalu?"

"Pemimpinnya akan diganti pula"

Seokjin mengangguk-angguk.

"Dan sepertinya akan ada pergantian pegawai secara besar-besaran"

"Apa?!"

Seokjin membelalakkan kedua matanya. Ia yang hanya karyawan biasa tanpa posisi yang aman itu pasti juga salah satu diantara 'pergantian pegawai' itu.

"Apa itu benar-benar terjadi?" tanya Seokjin memastikan.

Orang yang ia tanyai hanya mengedikkan kedua bahunya.

"Pemimpin barunya belum memberi penjelasan mengenai gosip ini"

Seokjinpun memijit pelan dahinya yang tiba-tiba berdenyut. Hidupnya sekarang saja sudah sangat pas-pas-an, bagaimana nanti kalau tanpa pekerjaan ini? Ia bahkan tak memiliki tabungan jika memang harus mencari pekerjaan lainnya. Hei, mencari pekerjaan lain tentu saja membutuhkan waktu, dan dalam kurun waktu itu, anaknya mau diberi makan apa?

"Lalu untuk apa ramai-ramai begini?"

"Katanya si pemimpin baru itu akan datang hari ini"

Seokjinpun paham sekarang. Namun ia memilih untuk ke ruangannya saja daripada menunggu orang yang tidak diinginkannya itu datang.

Setelah tiba di ruangannya, Seokjinpun meraih gelas dan langsung mengambil minum saat itu juga. Perutnya yang keroncongan ditambah kepalanya yang berdenyut itu harus diberi penenangan.

"Kau kenapa?"

Byul Yi datang dan langsung duduk di sebelahnya. Mengeluarkan ponsel dan berchat ria dengan sang kekasih.

I Wanted to be Dad [Namjin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang