2.Thanks

19 5 2
                                    

Rindu sedang berjalan menyusuri lorong koridor untuk bergegas pulang karena lelah belajar di sekolah. "Kak!" Panggil Rindu saat melihat sosok lelaki itu berada di hadapannya.

"Apaan?" Tatap dingin Adli menoleh ke Rindu pandangan mereka bertemu entah kenapa detakan jantung Rindu lebih cepat dari biasanya.

"Ennggg.....gggak jadi kkkkkak" Rindu berusaha menghindari tatapan dingin Adli dan tentu saja Adli tidak memperdulikannya.

Tapi kenapa pada saat Rindu terjatuh dia terlihat sangat peduli? Sakit tu orang:( .

"Yaudah gue duluan" jawab Adli dengan dingin dan langsung melesat begitu saja ke arah gerbang.

'Padahal gue cuma mau bilang makasih kenapa susah banget sih, mendingan nanti aja gue bilangnya di chat bodo ah.'

celetuk Rindu dalam hati sebelum melanjutkan jalan dan pulang.

"Rindu,gue anter Lo pulang oke?" Tiba tiba ada suara dan tepukan tangan di bahunya.

" Yandi! Lo bikin gue kaget gilaa!!" Rindu tersentak dan tidak sengaja teriak dan membuat orang disekitar menatap sekejap dan berpaling. /Kaya dia yagak??<<Author.

"Ya maab wkwk makanya jangan ngelamunnin gue terus dong" ucapan Yandi membuat Rindu bergidik ngeri.

"Apaan sih GR-Banget punya temen satu ini" Rindu terkekeh dan mengacak ngacak rambut Yandi kasar.

"Aw sakit Rinduuu!" Yandi mengelus kepalanya." Yaudah sih ya bodo." Jawab Rindu dengan santai.

"Pulang ah Yan masa diem Mulu disini mana di pinggir lapangan lagi" Yandi tertawa kecil mendengar perkataan Rindu.

Yandi mengangguk dan jalan ke luar gerbang di ikuti Rindu. Disepanjang jalan Yandi hanya diam tidak tau mau membuka pembicaraan dengan apa karena Rindu sedang asik membaca novelnya sambil berjalan.

"Rindu kalo di jalan ga boleh baca buku bahaya" tegur Yandi sambil mengambil buku novel Rindu. Rindu mengangguk "ocedeh Yandii siapp".

"Rindu Lo ga takut kalo tiap hari lewatin villa itu?" Yandi menunjuk villa di sebelahnya dengan dagunya sendiri.

"Nggak tuh biasa aja" kata Rindu dengan polosnya.

"Ga ngeri sekalipun?" Tanya Yandi lagi

"Nggak Yandi "

"Terus Lo takut apa dong?"

"Takut Lo"

"Takut gue? Takut gue pergi?"

"Takut muka Lo yang melebihi mbak Dewi penunggu villa itu"

Rindu tertawa lepas dengan memperlihatkan gigi Pepsodent nya itu.

"Sialan Lo, emang muka gue kenapa perasaan anak cakla(cakrawala) seneng seneng aja kok liatnya" Yandi membalas ucapan Rindu

"Itumah mereka aja yang buta hahahaha"  Rindu tertawa kembali.

"Udah deh udah,.. udah sampe rumah Lo tuh" tunjuk Yandi ke sebuah rumah minimalis dua tingkat yang tidak besar tapi elegan, tidak kecil tapi sangat indah di pandang.

"Oke makasih ya Yan, gue masuk dulu. Mau mampir?" Tanya Rindu pada Yandi."nggak usah Rin gue masih ada urusan," Yandi nyengir

"Oke oke oke babayy, always kalo gue ajak mampir ga mau dasar Yandi" Rindu masuk ke pekarangan rumahnya dan melambaikan tangan.

"Bunda, Rindu pulang" teriak Rindu

---------------------------

Rindu duduk di kantin bersama Yandi dan Arlia. "Kak Adli!" Sapa Rindu dengan Ramah saat melihat Adli melintas dihadapannya.

Cabang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang