keberuntungan Uzumaki (2)

12.2K 637 7
                                    

Naruto masih dengan ke terdiamannya setelah mendengar cerita Sasuke. Apa yang di simpulkan sai benar, ia takut bahkan sangat takut kehilangan Hinata. Sampai-sampai ia melakukan hal itu pada Hinata.

Meskipun di ronde kedua Hinata mau melakukan nya atas dengan suka rela tetapi naruto berperan besar di dalamnya.

"Apa benar asumsi ku naruto? " Ucap Sasuke.

Naruto mulai menundukkan lagi kepalanya. "Kau benar" Lalu ia mulai menatap mata Sasuke. Dan naruto menghela napasnya panjang lalu mulai mengalir lah cerita nya sampai ke pada naruto yang merenggut paksa mahkota Hinata.

Sasuke mulai mengerti pun lantas menghela napasnya sembari tersenyum.

"Kurasa stigma orang yang memiliki pandangan negatif bisa membuat hal menjadi besar" Ucapan Sasuke membuat naruto sadar bahwa dirinya termakan oleh ucapan-ucapan negatif itu.

"Kau tau apa yang lebih mematikan dari sebuah senjata dan kekuatan yang dimiliki manusia?"

Naruto yang menanggapi Sasuke hanya bisa menatapnya.

"Kata-kata".

Naruto terdiam

" Kata-kata memang hanya hal kecil dan sangat sepele namun kata-kata yang di rangkai dengan sedemikian rupa tanpa pemikiran akan membuatnya menjadi senjata" Ucapan Sasuke benar adanya.

Terkadang kata-kata yang kita ucapkan tanpa pemikiran sering kali merugikan orang lain dan membawa dampak besar sebagai contohnya naruto. Ia berubah karena kata-kata para gadis yang menghujat Hinata, membuatnya dongkol dan tak ingin perduli dengan siapapun lagi.

"Kau tau aku pikir orang seperti mu tak memiliki batas dalam hal menanggapi tanggapan orang lain. Ternyata aku salah kau juga manusia yang memiliki ambang batasnya sendiri tak peduli setegar apapun dirimu".

Naruto hanya tertawa sumbang mendengarnya. Sasuke benar ia tetaplah manusia yang memiliki ambang batas, dulu mungkin ia akan acuh terhadap ucapan orang-orang dan tetap berlaku selayaknya.

Tetapi karena orang-orang mengatakan hal yang tidak baik kepada orang yang ia cintai. Amarahnya sudah tak bisa dibendung lagi, kesabaran nya habis sehingga ia mulai mengeraskan hatinya. Dan tak ingin memperdulikan apapun lagi termasuk pandangan orang ttmerhadap dirinya yang berubah. Toh orang-orang akan tetap mengeluarkan kata-kata nya.

" Aku takut kehilangan dirinya teme" Lirih naruto.

"Apa kau menyesalinya? " Naruto tediam. Ia menyesalinya sungguh tapi hatinya berteriak bahwa apa yang ia lakukan demi memiliki Hinata nya.

"Naruto sebaiknya kau bertanggung jawab sesegera mungkin karena kau sudah menaruh benih mu"

Ucapan Sasuke membuat naruto mematung. Menaruh benih naruto baru sadar apa yang ia lakukan akan membuah kan hasil yang artinya Hinata bisa hamil bukan?

Sasuke menghela napasnya sebodoh itu kah naruto sampai ia tak sadar bahwa apa yang ia lakukan akan berdampak sangat besar. Baru saja Sasuke ingin membuka suara tiba-tiba naruto berucap.

"Aku tidak menyesal sama sekali teme"

Ok sekarang Sasuke akan mengatai naruto gila karena telah melakukan hal bejat kepada seorang gadis namun ia tidak menyesal sama sekali. Apa benar naruto sudah sangat berubah sehingga ia berlaku seperti ini? Sungguh Sasuke sepertinya harus berjuang lebih keras lagi demi naruto.

"Aku tidak menyesal. Karena apa yang aku lakukan akan membuat Hinata menjadi milikku. Ia akan menjadi ibu dari anak-anak ku dan aku akan sangat bahagia akan hal itu"

Ucapan naruto membuat Sasuke terdiam sebentar dan mulai tersenyum.

"Bodoh".

~~~

Naruto memasuki apartemen nya, ia membawa sebuah bungkus makanan dan dengan hati-hati ia melangkah takut-takut akan membangun kan wanitanya.

Ya Hinata sudah menjadi wanita akibat perbuatan naruto semalam. Ia mulai meletakan makanannya dan mulai menghampiri Hinata yang masih tertidur. Naruto memaklumi nya, karena ia melakukannya sangat agresif sehingga Hinata dibuat kewalahan.

Naruto menatap wajah Damai Hinata laku mulai mengusap pipi chubby nya dengan hati-hati agar ia tak terbangun. Namun usahanya sia-sia karena Hinata mulai membuka kelopak matanya yang mulai menampilkan mata bulannya.

Hinata melihat Naruto di hadapannya dengan pakaian lengkap. Ia mulai merona dan mengingat kembali bagaimana aktivitas mereka semalam.
Ia juga masih sadar betul bahwa dirinya masih telanjang bulat dan hanya di tutupi selimut.

Naruto tersenyum kala melihat Hinata merona. " Selamat pagii" Ucap naruto
" Selamat pagi juga naruto kun" Ucap Hinata dengan wajah malunya.

"Aku membeli makanan kita sarapan, habis ini makan ya" Ucap naruto dengan lembut.

"Naruto kun keluar tadi? " Tanya Hinata dengan merubah posisinya menjadi duduk namun masih berusaha menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Aku tak bisa tidur" Balas naruto dengan menatap Hinata dengan pandangan sendu.

"Naruto kun" Hinata mulai menyentuh wajah naruto.

"Maaf" Naruto mulai memegang tangan hinata.

"Maafkan aku, aku... "

"Naruto kun jangan seperti ini terus" Naruto menatap Hinata dengan lekat begitu juga sebaliknya.

"Aku sangat mengerti kenapa naruto kun melakukan ini semua. Aku memaafkan semua yang telah naruto kun lakukan. Aku takkan menyesalinya karena aku telah memberikan nya kepada orang yang aku cintai yaitu naruto kun" Ucap Hinata dengan senyumnya.

Sungguh betapa bodohnya naruto telah menyakiti wanita baik seperti dirinya. Apa yang ia pikirkan sampai tega melakukan hal itu padanya.

"Hinata aku sangat mencintai mu, aku mohon tetaplah berada disisiku" Entah berapa kali naruto harus mengatakan hal ini kepada Hinata. Ia tak perduli harus dihina sedang mengemis cinta pada seorang wanita. Bahkan ia tak perduli dengan gelar yang orang-orang berikan kepadanya.

Ia justru akan membuang gelar itu jauh-jauh jika membuat Hinata nya akan selalu disisinya.

"Aku juga mencintai naruto kun, dan aku berjanji akan berada di sisi naruto kun karena itu adalah impianku"

Naruto pun segera menyatukan bibirnya dengan bibir hinata. Ia merengkuh pinggang Hinata membawanya ke pangkuannya dan memperdalam ciumannya.

Hinata yang terlena mulai membalas dan mengalunkan tangannya ke leher naruto. Bahkan ia sudah tak peduli dengan tubuhnya ia tak tertutupi selimut alias telanjang.

Mereka pun bercumbu dengan penuh cinta dan saling menyalurkan rasa kasih sayang. Meskipun terlihat tak adil karena naruto berpakaian lengkap dan Hinata telanjang bulat seperti nya atmosfer bahagia. Tak membuat mereka terganggu sama sekali.

Naruto mulai menyudahi kegiatannya ia tahu Hinata membutuhkan pasokan oksigen namun masih menyatukan keningnya. Hinata masih dengan napas memburu dan wajah merona.

Mereka saling bertatapan dan tersenyum.

"Aku berjanji akan selalu mencintaimu Hinata"

He ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang