Chap 5

769 14 4
                                    

Edited!!!

Aah...

Akhirnya, selama liburan ini, ada juga waktu santai. Yah, selama liburan ini Akira memang tidak pernah bersantai. Tidak sempat lebih tepatnya.

Ayahnya bilang akan ada anggota baru di keluarganya. Seorang wanita dari amerika. Azizah Yusuf namanya, dari namanya saja ia sudah tahu, ia sama seperti kami, seorang muslim. Tapi, yah... who know? Gadis amerika kan terkebal sedikit 'liar'.

Mendengar bahwa ia akan mendapatkan anak gadis yang 'langsung' dewasa, Ibu langsung sibuk sekali. Ia memerintahkan abak-anaknya untuk membersihkan gudang agar bisa dijadikan kamar bagi wanita itu.

Apa kau melihat kata 'anak-anak'?

Coreeettt!!!

Faktanya, Akira sendirilah yang membersihkan gudang itu! Kakaknya yang baik hati dan begitu pengertian itu malah pergi berkencan dengan pacar-pacarnya.

Semua itu tidak terlalu buruk jika saja dua adik kembarnya-Rie dan Mai- tidak membuat ulah. Ada saja yang mereka buat setiap hari agar bisa menganggu kegiatan bersih-bersih gudang secara sukarela ini.

Laki-laki malang itu hampir mati bosan ketika ia mendengar teriakan Mai.

"Hollee nee-chan balu, kita punya nee-chan baluuu~" ia terus berloncatan dan mengulang-ulang teriakannya dengan wajah gembira.

"Nee-chan barumu belum akan datang Mai, itu baru rencana"
Senyum Kaito, ia akhirnya mau berpartisipasi di acara bersih-bersih gudang ini. Katanya ada barang yang mau diambilnya di gudang.

"Nee~ Kaito-kun, Mai bener kok.. Kaa-chan bilang Nee-chan kami akan datang besok.." bela Rie.

"Besok? Tapi gudang ini bahkan belum bersih.."

"He baka! Memangnya selama ini siapa yang bersih-bersih ha!" Akira melempar sapu yang dipegangnya ke punggung Kaito yang masih membuat daftar keluhannya.

Hari ini Azizah akan datang. Ibu sudah memasak banyak makanan, Ayah mengambil cuti dua hari, Kaito akhirnya ada di sini, dan akh, ini adalah sebuah keajaiban, untuk pertama kalinya Rie dan Mai tampil sangat manis. Orang yang baru pertama kali melihatnya akan mengatakan bahwa mereka berdua adalah contoh dari anak baik.

"Akira-san!"

Ck, baru saja Akira memuji mereka, tapi mereka sudah membuatnya kaget. Ayolah, dia masih enggan membuka mata.

"Hm?" Gumamnya masih dalam posisi berbaring.

Melihat reaksi Nii-san mereka yang terlihat tidak antusias dengan kedatangan mereka, mereka berdua langsung naik ke tempat tidurnya. Apa yang mereka lakukan? tepat disaat Akira memutuskan untuk membuka matanya, disaat itu juga gendang telinganya pecah.

"AKIRA-NII!!!!!!!"

Ia membuka matanya dan menggosok kedua telinganya. Sementara kedua bocah itu? Mereka tersenyum karena sudah berhasil membangunkan Nii-sannya yang keren itu.

"Kalian mau membunuhku ha!" Teriaknya sambil terus mengusap-usap telinga.

"Hehehe, maaf Akila-nii. Habis, Akila-nii, udah bangun malah tidul lagi. Ckckck..." itu Mai, si kembar bungsu. Ia masih cedal, dan masih lebih normal dibandingkan Rie.

"Cepat bangun Akira-nii! Ayah!! Akira-nii tidak mau banguuun!!" Rie, kembaran Mai berteriak sambil menggoyang-goyangkan tempat tidur.

Sebetulnya Akira sudah bangun dari tadi, tapi karena tidak ada aktivitas apapun, ia kembali berbaring di tempat tidur.

"Kyaaaaaa!!!! Akira-nii!!!!!"

Ia tertawa melihat mereka berdua berteriak-entah karena senang atau takut- karena dibopong di pundaknya.

"Ayah dimana?"

"Kamar! Akira-nii! Turunkan kamiiiii"

Dan demi mendengar jeritan histeris mereka, ia berlari menuju kamar ayah.

Hampir sampai....

Hampir......

"Akira-nii!!!!!!!"

Ah, itu dia pintunya. Tunggu, siapa itu yang berdiri di depan pintu? Seperti.....

"Akira-nii!!! Awas!!!!!"

Sekuat tenaga ia menghentikan derap kakinya.

"Ibuuuuuuu!!!!" Ketiga anak itu menjerit histeris.

Dan tepat sebelum ia menabrak ibunya, ia melemparkan Mai dan Rie ke sofa tepat pada waktunya. Sementara dia sendiri? Ia, dengan sangat suksesnya, menabrak dinding. Hingga akhirnya, teriakan nan merdu itu pun terdengar....

"Akiraaaaaaaa!!!!!!!!"

***

"Akila-nii, malah ya?" Mai menatap Akira dengan raut wajah sedih, sementara yang ditatap tetap berkonsentrasi pada jalan.

"Akila-niiii~~~~~~"

Keterlaluan. Ini sangat tidak adil. Mereka menggunakan suara mereka yang super duper cute(read:memelas) itu. Mendengarnya saja sudah membuat orang dengan segera memaafkan mereka.

"Baiklah, aku memaafkan kalian. Tapi ada syaratnya."

Rie memutar bola matanya, semoga saja kali ini syarat baka Akira-nii masuk akal, sementara Mai mengangguk-angguk semangat.

"Kalian tau kita akan kemana?"

"Aku tau! Aku tau!! Kita mau ke bandala!!!!" Seru Mai berjingkrak-jingkrak. Untunglah dia pendek, jadi kepalanya tidak menyentuh atap mobil.

"Benar, kita mau menjemput siapa disana Rie?"

Alis Rie tampak berkedut.

"A...Az...Azzzz.... akkkkhh! Aku tidak tahu!!!!"

Akira tersenyum senang. Hahaha.....

Setelah berhasil menepikan mobil, ia menatap mereka dengan tatapan penuh kemenangan.

"Lalu, bagaimana kalian bisa menemukannya?" Ia memasang wajah -sok- innocentnya.

"Aiishh, Akira-nii kan ada" jawab Rie.

"Aku bertanya karna aku juga tidak tahu orangnya Rii-chan~" ia mencubit pipi Rie yang menggembung karna cemberut. Ia benci panggilan Rii-chan itu, menurutnya itu terlalu feminim.

"Telus Akila-nii punya ide apa?" Tanya Mai.

Wajah -sok- innocentnya seketika berubah menjadi senyum tipis yg mencurigakan.

"Aku tidak suka dengan senyum itu" kata Rie waspada.

"Ck, diamlah Rie" jawab Akira sekenanya, ia sedang sibuk menulis huruf latin di sebuah kertas panjang untuk nanti diberikan pada sikembar.

"Apa itu Akila-nii?" seru Rie semangat.

"Dengar, kalian tidak tahu nama wanita itu, apalagi wajahnya, betul?"

Si kembar mengangguk.

"Maka, kalian akan membutuhkan ini"
ia menyerahkan kertas panjang itu kepada mereka berdua.

"Maka kalian akan membutuhkan ini."

"Pegang baik-baik ya...."

Senyumnya pada mereka yang menatapnya dengan tidak percaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzizahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang