Bab 3

64 43 36
                                    

"Mau kemana?" Tanya Ara kepo ketika mendapati Akio meninggalkan tempat duduknya.

"Pipis, mau ikut?" Tawar Akio dengan santai. Dan itu jelas bohong, karena faktanya Akio akan menuju kantin karena tinggal 10 menit lagi bel berbunyi menandakan istirahat tiba. Dan selama itu ia tidak akan kembali ke kelas walaupun ijinnya menuju kamar mandi.

"Jangan lupa nitip coklat," teriak Ara yang disengaja membuat beberapa pasang mata memandanginya. Sedangkan Akio, ia terkejut akan teriakan Ara yang mengerti tujuan dia pergi ke keluar.

Mendapati guru yang mulai curiga, segeralah ia berlari keluar menuju kelas.

"Assalamualaikum. Ditujukan untuk seluruh siswa bahwasanya kegiatan ajar mengajar selesai sampai jam segini karena akan diadakannya rapat para guru. Sekian terima kasih."

Mendengar pengumuman dari speaker kelas seketika ruangan itu menjadi begitu ramai akan sorak kebahagiaan tiada duanya bagi para siswa.

Dengan langkah santai dan gembira Ara berjalan menuju gerbang sekolah menunggu Tya mengambil ponsel yang tertinggal di kelas.

Tengah mengamati sekeliling dengan berputar-putar gak jelas. Suatu pemandangan yang menarik untuk dilihat langsung ia amati. Seorang pemuda yang tengah dihukum mencangkulli tanah dan kemudian harus menanam sayur dan buah di samping sekolah. Tak lupa memakai caping berwarna pink.

Merasa ada kesempatan untuk meledek, ia memutuskan untuk mendekati pemuda itu.

"Oh my god," pekik Ara dibuat-buat. "Sedang apa bang disini? Gak pulang?" Goda Ara sambil mencoel pipi Akio.

"Pulang?" Kejut pemuda itu.

"Iya, pulang. Tepat setelah lo kabur."

"Tau gini gue nahan diri di kelas dulu," gerutu Akio jengkel sambil menendang kerikil yang ada disana.

"Ara!!! Ara!!! DEFARA YOONA AZAHRAAAA!!" Teriak Tya yang sudah kembali di depan gerbang sekolah. Ia frustasi mendapati Ara yang sudah tidak ada di tempat.

"Ty-," potong Akio dengan cara membungkam mulut Ara dengan tangannya sambil mendorong gadis itu hingga punggungnya menempel dinding gedung sekolah.

"Emmmppp." berontak Ara meminta dilepasin.

"Lo." sambil mendekatkan wajahnya ke wajah gadis itu. "Harus bantuin gue. Lo kan baik." Lanjutnya sambil menoel pipi kanan Ara yang mengakibatkan pipi gadis itu terkena tanah.

"OGAH! Mending gue pulang." Sambil mendorong Akio ke belakang.

"Lo tuh teman apa? Katanya temen, ya harus bantuin."

"Hari ini gue bukan temen lo." Mencoba pergi dari sana sebelum, "Gue temen lo ketika seneng doang. Susah mah ogah. Sendiri aja." Sambil menjulurkan lidahnya dan yang pasti sukses membuat pemuda itu jengkel.

***

"Huahahhaha." Baru saja masuk dari rumah tiba-tiba seorang gadis remaja tertawa penuh kemenangan hingga membuat ibunya terheran.

"Bahagia banget kayaknya," sindir Tri-ibu Ara.

"Menang dari Akio bu," katanya.

"Kenapa lagi? Tiap hari kok ada aja kejadian."

"Namanya juga hidup, pasti banyak kejadian bu." Bersamaan itu, suara bel rumah berbunyi. Dan dengan sigap Ara yang baru saja masuk rumah langsung membuka kembali pintu rumah itu.

"Sibuk?" Tanya seseorang itu to the point.

"Kayaknya enggak," balas Ara.

"Ibu ada?" Tanyanya lagi yang dibalas anggukan oleh Ara. Dengan salam ia memasuki rumah itu hingga mendapati Tri yang sedang menonton drama korea di ruang keluarga.

"Ternyata Kenzi ya, ada apa nih?" Tanya Tri.

"Ini bu mau ngajak Ara ke perpustakaan boleh gak? Soalnya kalau sendiri gak berani," Canda Kenzi yang seketika membuat pipi Ara memerah.

"Bisa aja kamu ya. Yaudah titip anak ibu ya, jangan dinakali. Apalagi ditinggalin."

"Siap bu, Kenzi setia kok." Cengirnya.

***

"Akhirnya," gumam Akio sambil merenggangkan tangan untuk meredakan rasa pegal disetiap badannya. Di ambillah sebuah tas yang berada diruang kelas. Sunyi, itulah suasana kelas disore hari itu. Merasa tidak ada siapapun, ia mengambil sebuah bungkus rokok didalam sakunya. Dihisaplah putung rokok itu seolah karenanya ia bisa begitu tenang. Anehnya, ketika ia merasa tenang akan sebuah rokok tiba-tiba ia teringat oleh seorang gadis yang selalu menceramahinya.

"Lo itu ya, belum bisa ngehasilin uang malah boros. Rokok tuh gak guna."

"Guna woi, buat penenang."

"Kalau mau tenang tuh shalat, baca al-quran," jelas Ara penuh kejengkelan.

Mengingat memori lalu ia hanya bisa tersenyum. Hingga tanpa sadar tinggal beberapa menit lagi ia akan sampai rumah. Namun sebelum itu, ketika ia akan berbelok tiba-tiba ia urungkan karena menemukan seorang gadis yang baru saja ia pikirkan sedang duduk di taman bersama seorang pemuda yang baru saja tiba sambil membawa 2 es cream.

Sebuah ide jail muncul, di dekatilah mereka secara perlahan.

"BWAAAA," teriak Akio di belakang sambil memegang pundak Ara.

"Apa sih lo? Ngagetin aja. Untung gak jatuh es cream gue," gerutu gadis itu sambil memukul lengan Akio.

"Untungnya enggak." Cengirnya. "Sayang kenapa disini?" Tanyanya dengan nada yang dapat membuat jijik dan heran bagi para pendengarnya. Bukan karena pertanyaan tapi karena kata 'sayang' yang dipakai Akio. Tanpa sadar sebuah kerutan tertampak jelas di dahi Kenzi. Penuh dengan tanda tanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SCHOOL 2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang