"Aaaaaaa," teriak seorang gadis remaja ketika tiba-tiba pipinya dicubit oleh seorang pemuda seperantaranya. Tanpa berkata apapun, pemuda itu meninggalkan gadis yang tengah meringis kesakitan bersama sepatunya yang ditendang menjauh darinya ketika sedang berniat memakainya kembali setelah selesai shalat dzuhur.
Tak terima mendapat perlakuan seperti itu, iapun datang menuju kelas. Sesampainya, ia langsung menghampiri meja milik pemuda tadi sambil menggebrak.
"Sakit taukkk," teriaknya lagi tepat ditelinga pemuda itu. "Sholat woiii, muslim kan?" Sindirnya.
"Sorry ya nona, gue tuh kalau sholat ya harus masjid besar. Kek masjid agung gitu. Biar khusyuk. Asal lo tau, ketika selesai wudhu kaki nepak, terus kotor. Najis. Gak cuman itu doang, shofnya gak seteril dan masih banyak lagi. Padahal kita sholat itu harus ditempat suci," jelasnya panjang lebar.
"Najis gaknya yang penting niat kita dulu. Kalau kita terlalu pemilih kapan sholatnya? Atau jangan-jangan lo gak apal bacaan sholat ya? Kan kalau di masjid agung tinggal ngikutin imam doang. Cukup amin," sindir gadis itu lagi.
"Enak aja lo kata! Gue aja bisa adzan," balasnya tak ingin diremehkan.
"Adzan sama shalat beda lho ya."
"Terserah, gue gak mau lagi bantuin lo belajar."
"No problem, masih pinteran gue kok," jawabnya angkuh. Dan benar saja gadis itu yang memiliki nama panjang Defara Yoona Azahra merupakan siswa terpintar seangkatan. Sedangkan pemuda yang bernama Akio Zahfran Irtiza juga bisa dibilang pintar namun lebih pintar Ara karena dia hanya mendapat ringking 3 sedangkan Ara, ia yang selalu mendapat juara 1 sejak kelas 10 sampai sekarang-12.
"Kalau gue di kelas sebelah gue bisa ringking 1."
"Namun faktanya anda diruangan ini tuan! XII IPS 1." Tengah beradu argumen satu sama lain tiba-tiba sebuah panggilan menghentikan aktifitas mereka berdua.
"Araaaaaa," teriak salah satu teman sekelasnya dengan frustasi. "Bawa tisu?"
"Gak," balas Ara singkat.
"Halah," gerutu teman sekelasnya.
"Lah, gue gak bawa napa gue yang disalahin. Bawa sendiri napa," gumam Defara yang masih di depan meja Akio.
"Mending lo pergi deh. Gue mau belajar," usir Akio yang langsung mendapat pukulan keras dikepalanya dengan menggunakan mukena yang masih dibawa Ara sedari tadi.
♡♡♡
"So, ini gimana?" Tanya Ara yang membuat Akio frustasi. Defara Yoona Azahra, seorang gadis yang begitu blak-blakan. Bila dia tidak tahu akan suatu hal ia tidak akan segan-segan menanyai itu hingga 100% paham. Seperti sekarang ini, dia sedang diajarin pelajaran sejarah oleh Akio. Dan mereka membuat kesepakatan untuk saling berbagi ilmu. Apalagi mereka sudah kelas 3.
Ara yang mahir dalam hitung menghitung-matematika, akutansi, kimia- akan mengajari Akio, sedangkan Akio yang mahir dalam penghafalan dan penalaran-sejarah & geografi- akan mengajari Ara. Bisa dibilang simbiosis mutualisme. Saling menguntungkan 2 kubu.
"Harus berapa kali sih gue jelasin lo biar paham, hah?"
"Sampai gue pahamlah."
"Katanya pinter, tapi kok ngerepotin gue mulu. Berarti pinteran gue dong." Sambil bergaya dengan ciri khas angkuhnya.
"Pedemu negeri." Sambil memutar bola matanya. "Lo pinter. Gue akuin itu. Makanya gue serap semua ilmu lo. Biar apa? Biar gue tambah pinter lagi. Gue gak belajar aja udah pinter. Apalagi belajar. Bisa anda bayangin itu?" Balas Ara tak mau kalah bergaya.
"Gue keterima PTN favorit gue ejek lo sepuasnya."
"Gue aja gak pernah ngejek, kok lo gitu sih. Gue cewek lho. Lo tega ya," gerutu Ara sambil berekspresi mewek yang begitu dibuat-buat.
"Halah, kalau lo cewek setidaknya punya rasa malu. Masak dari tadi kagak paham terus gak ada basa-basi lagi."
"Ya gue emang gini orangnya. Gak mau ya udah. Gak useh ribetlah."
"Ra," panggil seseorang sambil menepuk pundak gadis itu yang tengah belajar di perpustakaan kota. Seperti jadwal yang ditentukan Ara, ia meminta Akio sejak awal bulan Agustus untuk mengajarinya setiap sabtu dan minggu di perpustakaan kota. Dan di sekolah ketika jamkos ataupun istirahat.
"Eh kak Kenzi," pekik Ara.
"Ngapain disini?"
"Belajar sama Kio kak."
"Oh ini ya yang namanya Akio." Sambil mengulurkan tangan untuk berkenalan. Begitu dewasa. "Muhammad Altaf Kenzi Asaka. Panggil aja Kenzi."
"Akio Zahfran Irtiza."
"Kak Ken, ayo pulang!" Teriak seorang gadis kecil yang merupakan adik kandungnya.
"Sini dulu Nan, ada kak Ara lho." Bisa dibilang Ananda merupakan adik Kenzi yang sudah akrab dengan Ara. Disamping mereka bertetanggaan, Ara kadang sering datang kerumah mereka untung menanyai informasi STAN karena Ara juga ingin seperti Kenzi yang sudah diterima STAN 2 tahun yang lalu.
"Nanda apa kabar? Gimana pikniknya?" Tanya Ara sambil memangku gadis kecil itu yang masih duduk di bangku TK.
"Seru kak. Ada hewan besar banget. Nanda takut," jelasnya dengan sedikit malu-malu.
"Sama kak Kenzi besaran mana?"
***
Sekitar 2 jam akhirnya mereka selesai belajar dan tentu saja Kenzi dan Ananda sudah pergi sedari tadi
"Itu gebetan lo?" Tanya Akio ketika mengantar Ara pulang dengan berjalan kaki.
"Diem lo!"
"Caper dikit kalau mau dibales."
"Gak juga. Gue mah enjoy aja."
"Tapi gantengan gue sih."
"Pinteran dia."
♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤♤
Ini cerita baru dari gue istrinya Dio oppa. Yang ditinggal wamil 2 tahun🤧🤧🥺🥺
.
Menurut kalian gimana?
.
Jangan lupa Votmen ya😘

KAMU SEDANG MEMBACA
SCHOOL 2019
Подростковая литератураSCHOOL 2019❣ . Sama-sama punya rasa.. Tapi gak ada status.. Biar apa? Biar gak ada kata putus! . Kisah nyata yang dilebih-lebihkan🤪 [23 Agustus 2019]