AngSa; 01

420 39 3
                                    

Cewek berambut sebahu itu sedikit tergesa-gesa mencari sisir di tas miliknya. Dia menyisir rambutnya yang sedikit kusut akibat tiupan angin. Selesai menyisir rambut, ia menggandeng seorang temannya menuju ke kantin.

Riuh.

Keadaan di kantin siang kali ini sebenarnya tak terlalu ramai karena memang belum jam-nya istirahat. Tapi cukup riuh karena dipenuhi oleh cewek-cewek kelas sepuluh ips satu yang pada kelaparan selepas olahraga renang. Tau sendiri lah bagaimana cewek.

"Pada ngomongin apa?" tanya cewek berambut sebahu itu.

"Ini Ngel, rok gue tuh jadi merah-merah gini abis dari kolam renang tadi, ih benci baget!" ucap cewek yang bernama Yocelin.

"Dikira punya lo doang? Nih gue juga kena. Gue kek lagi bocor tau nggak!" ucap cewek yang dipanggil Ngel tadi, dengan suara yang lantang.

Angel dengan segala prinsip hidupnya.

Bodoamat gue pede, salah satu prinsipnya. Tanpa rasa malu dia mengangkat tinggi-tinggi rok abu-abu bagian belakangnya yang terkena cairan berwarna merah di kolam renang tadi. Bahkan dia tak sadar kalau bukan cuma cewek-cewek kelasnya saja yang ada di sana.

"Ngel udah, malu woy! Ada Kak Farrel tuh," Ranindhita, cewek berkacamata yang sejak tadi Angel gandeng langsung menariknya untuk masuk ke sebuah kios penjual siomay. Anin baru sadar jika ada tiga pasang mata lain yang tengah menatap aneh mereka.

Saking lantangnya suara Angel tadi, Farrel, yang merupakan ketua osis itu sampai rela mencodongkan badan ke belakang untuk melihat kebisingan tadi dikarenakan pandangannya terhalang oleh sebuah pilar.

Ada juga Eza yang melirik mereka berdua sekilas, namun setelah itu ia kembali melanjutkan sesi makan-nya. Bagi Eza makanan di depannya terlihat lebih menarik daripada celotehan para cewek disekitarnya.

Dan satu orang lagi yang melemparkan tatapan konyol. Sepersekian detik kemudian, tawa kecil keluar dari mulutnya.

Hisa tertawa. 

Nggak tau apa yang lucu, tapi gue kenapa ketawa? Reflek, begitu pikir Hisa.

Tidak akan aneh kalau yang tertawa adalah Farrel atau Eza. Tapi beda lagi kalau Hisa yang ketawa. Selera humor Hisa itu sangatlah berbeda. Disaat teman-temannya melontarkan berbagai jokes, dia hanya akan merespon, "Garing!"

Tapi nggak disangka-sangka dia bisa ketawa cuma karena melihat tingkah konyol adik kelasnya. Hisa bahkan berpikir kalau baru kali ini dia melihat cewek itu.

"Tumben lo ketawa?" tanya Eza dengan satu alis terangkat. Kini ia berhenti dengan aktivitas makan-nya dikarenakan memang sudah tidak ada makanan yang tersisa di piringnya.

"Emang gue gak boleh ketawa?"

"Tiba-tiba?"

"Yaudah sih Za, sukur-sukur temen lo ini masih bisa ketawa," kata Farrel lalu menyeruput es teh miliknya.

"Iya juga sih."




"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AngSaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang