여덟

1.3K 242 9
                                    







"Sampai sekarang," Kaira tersenyum pada langit malam tanpa bintang, "bahkan sampai malam ke 60. Seungwoo belum membuat keturunan seperti yang dia inginkan."

Kaira duduk di singgasana-nya. Dalam gua yang begitu lembab, tangannya yang nampak bersisik kini perlahan lenyap. Ekor ular putih miliknya masih nampak sempurna menjulang panjang. Ia melingkarkan ekornya dengan sangat anggun sembari memainkan jemari tangannya di depan perut.

Kaira memandang seorang peramal, ia memandang peramal itu dengan tatapan yang sangat angkuh. Belum lagi mendadak lidah ularnya bergerak keluar untuk mencari fokus pada sesuatu. Peramal manusia, Kaira bisa merasakan betapa tertekannya peramal itu. Kaira tau jika peramal itu sedang ketakutan tapi juga tak bisa bergerak.

"Katakan padaku, apakah Aya bisa menghasilkan seorang keturunan?" Tanya Kaira.

"Bisa, Yang mulia. Aya adalah gadis yang murni berasal dari kesucian. Ia bisa menghasilkan pangeran bijaksana yang bisa menghancurkan musuh dari para siluman. Termasuk anda dan calon anak angkat anda nantinya. Jika saja Yang mulia Seungwoo dan Aya bersatu, mereka bisa menjadi perisai anak dan kerajaan sekaligus. Dan apakah anda tau, ramalan yang sedang saya lihat adalah kematian anda sendiri, Yang mulia," dengan cepat Kaira menjulur ekor untuk melilit sang peramal. Sungguh ia sangat parah ketika jawaban yang ia tak inginkan harus terlontar disana.

Kaitan semakin melilit pria peramal itu sebelum akhirnya berhenti ketika peramal itu mengatakan hal bagus untuknya, "akan tetapi, kau bisa menjadi permaisuri Yang mulia Seungwoo."

Kaira melepas lilitan itu, ia tersenyum sembari melipat tangan manusianya di depan dada. Masih mencengkeram tubuh peramal itu dengan ekornya. "Katakan apa itu?"

"Yang mulia Seungwoo adalah siluman berhati baik dan tulus. Jika anda bisa memberi tanggapan yang pas. Dia mungkin bisa saja meninggalkan Aya dan membuat anda menjadi permaisuri kerajaan ular."

"Caranya?"

"Katakan pada Yang mulia Seungwoo, jika Aya tidak bisa bahagia karena dirinya tidak bisa menjaga Aya lebih baik. Aya bisa mati jika terus bersama Seungwoo. Katakan untuk meninggalkan Aya. Dengan begitu, yakinlah padaku, Aya akan hidup selamanya di dunia. Sendirian dan mati selamanya."

"Apa kau yakin, peramal?"

"Sangat yakin, Yang mulia. Sekarang, temuilah mereka. Karena malam ini saatnya,"




🥀🥀🥀

"Tapi, kita tidak bisa-"

"Kita sudah menikah, tidak ada yang salah."

"Di alam mimpi? Aku bahkan tidak ingat apapun dan lagi alam mimpi tidak sama dengan alam manusia."

"Baiklah, aku punya rencana. Kalian berdua, menikahlah. Ikuti ritual manusia."

"Aku belum bisa," Aya memandang cincin ditangannya. Seungwoo dan Yohan benar-benar membuat dirinya menjadi seorang istri di kehidupan nyatanya. Aya bahkan tidak percaya sedikitpun jika ia sudah menjadi istri dari siluman itu. Faktanya adalah semua upacara pernikahan dilandasi atas dasar sihir. Gumiho itu menghipnotis orang yang menjadi bagian penting dalam pernikahan. Termasuk tamu yang apa adanya.

Deg! Deg! Deg!

Waktunya begitu singkat. Jantung Aya terasa denyut namun sangat membahagiakan. Tidak mengerti perasaan apa yang sedang ia rasakan saat ini. Yang jelas rasanya sangat manis dan indah.

Kini Aya telah duduk disamping Seungwoo yang diam kaku tanpa bisa bersuara. Seungwoo benar-benar tidak tahu harus melakukan apa setelah itu. Ia benar-benar polos dan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Seungwoo memandang Aya sejenak.

"Jangan memandangku, tolong beri jarak," ucap Aya sedikit mundur.

Jantungnya bukan hanya berguncang saat ini. Tapi ternyata ada gejolak lain yang benar-benar membuat Aya ingin mengutarakan sesuatu. Ini terlalu cepat di sebut cinta dan terlalu singkat di sebut suami-istri. Aya benar-benar tidak habis pikir saat Yohan mengajukan surat yang baru ia pelajari tentang hukum pernikahan di dunia manusia. Jujur saja, Seungwoo hanya selalu mengangguk dan diam tanpa suara sama sekali.

Lelaki itu sabar atau terlalu menyabarkan diri. Aya jadi dibuat stress karena reaksi singkat Seungwoo hari itu. Namun, mau tidak mau Aya harus melakukan itu, Aya tidak ingin dunia menjadi gelap karena Kaira. Ia juga berpikir jika ia memiliki tanggung jawab terhadap dunia manusia dan siluman.

Ia adalah ratu, sejak ia membaca buku pedoman dan juga mendengar penjelasan Seungwoo serta Yohan. Aya belajar satu hal untuk itu, ia harus bisa mempertahankan keindahan dunianya. Ia tidak boleh sampai menghancurkan dunia indahnya. Terutama pada Kaira yang merupakan kembaran ia dimasa lalu. Kaira benar-benar kutukan yang diciptakan untuk ia dan Seungwoo.

Seungwoo mendekatinya, Aya sungguh-sungguh tidak sadar dengan gerakan itu. Ia masih memikirkan sesuatu yang sedikit mengganjal dalam hidupnya. Ia bahkan masih tidak mengerti bagaimana bisa ia seperti ini, terutama di bagian siluman ini.

Tangan Aya menghangat, secara perlahan pandangan Aya turun pada jemarinya yang menjadi pusat dari alih Seungwoo. Lelaki itu masih diam sembari meremas pelan tangan Aya. Ia bingung harus melakukan apa, ia benar-benar tidak mengerti bagaimana memulai sebuah kehidupan.

"Aku-"

"Ayana Kim, aku tidak mencintaimu satu kali. Aku mencintaimu beberapa kali bahkan sebelum dirimu menjadi Aya. Kau Ratuku, terlahir sebagai apapun kau, tetaplah kau Ratuku. Aku Rajamu dan aku akan selalu berada di jantungmu. Setiap detakkan yang kau rasakan saat ini bukan hanya menggetarkan aku. Suaranya sangat nyaman saat aku juga bisa merasakannya," Seungwoo yang memandang lurus kedepan kini beralih melihat Aya yang nampak sangat baik mendengar ucapan Seungwoo. Mereka saling bertatapan, "Aku mencintaimu, Ratuku."

"Seungwoo," Aya menjeda, menarik nafas dalam-dalam dan hembuskan perlahan, "aku tau ini terlalu cepat dan terlalu ringkas, tapi apa yang aku rasakan ini nyata. Sepertinya aku juga. Aku jatuh cinta pada raja siluman ular, Han Seungwoo."

Senyum Seungwoo terukir di bibirnya. Membentuk bulan sabit indah dengan kulit kencang, lengkap dengan kedua lubang di kedua pipi lelaki itu. Siluman itu memang. Tangannya terangkat untuk membelai anak rambut Aya yang nampak sangat legam, ukiran dan pahatan indah itu menjadi salah satu ketertarikan yang begitu menawan. Hati dan wajahnya benar-benar menyatu.

Prank!

Jendela kaca pecah membuat Aya dan Seungwoo terkejut. Seungwoo langsung berdiri dan menyembunyikan Aya di belakang tubuhnya. Aya yang melihat kejadian itu menggenggam erat kemeja Seungwoo yang berantakan. Mengintip siluman yang datang dengan amarah yang membuncah.

Kaira datang membawa amarah. Kakinya tidak ada, yang ada hanyalah ekor ular putih yang begitu besar. Wajahnya pucat dengan sisik di beberapa bagian. Matanya pun nampak bulat dengan warna kuning khas ular pada umumnya.

"Pergi," ucap Seungwoo masih sangat pelan. "Aku bilang pergi, Kaira."

Deg!











🥀🥀🥀

TBC

#Word1000

Efemeral - Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang