아홉

1.3K 236 11
                                    

Kaira memandang Aya di belakang punggung Seungwoo, nampak seperti sedang menahan rasa sakit di jantungnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kaira memandang Aya di belakang punggung Seungwoo, nampak seperti sedang menahan rasa sakit di jantungnya. Membuat Kaira tersenyum dengan sangat senang. Kaira memandang Aya lalu berkata, "hai Aya, apa kabarmu? Sudah sangat lama kita tidak berjumpa? Terakhir kali kau sekarat dan mati disaat Seungwoo sedang ingin membunuhku. Lalu, apakah malam ini akan terjadi peristiwa yang sama?"

"Kaira, pergi!" Pinta Seungwoo.

"Coba saja hentikan aku. Tidak ada satupun yang bisa hentikan aku, ingat itu!" ucap Kaira sembari memainkan kuku tangannya yang indah.

Seungwoo meremas tangannya sedikit geram, membuat jantung Aya berdetak nyeri dan kencang. Tangan Aya menyentuh jemari Seungwoo yang terkepal kuat, perlahan-lahan kepalan itu kian terbuka bersama dengan emosi yang kian menurun.

"Kasian sekali kau, Aya. Nyawamu bahaya karena suami silumanmu sendiri. Kau pasti menderita ketika Seungwoo sedang marah, apa sakit? Apa sangat sakit?" Selanjutnya Kaira tertawa kencang. "Maafkan aku, tapi sepertinya kau memang harus mati. Hari ini, Aya kau harus mati."

"HONG KAIRA!"

Jantung Aya semakin berdetak, gadis Kim itu terbatuk-batuk. Aya meremas kemeja Seungwoo semakin kuat. Guna agar suaminya mengerti jika amarah hanya akan mempersulit dan terus menerus mengulang kejadian.

"Aku bilang pergilah, sebelum aku benar-benar membunuhmu!"

"Coba saja, kau bahkan tidak bisa mengendalikan emosi dengan sangat baik. Bagaimana cara agar dia bisa hidup dengan baik? Tidak ada, sama sekali tidak ada. Dengar Seungwoo, biarkan Aya hidup dan dengan begitu Aya akan bahagia," ucap Kaira.

Seungwoo terdiam sejenak. Tubuhnya lemas dan dirinya benar-benar tidak mengerti berada di posisi apa saat ini. Seungwoo menunduk, sisik di pipinya keluar dengan matanya yang berubah menjadi mata ular.

Sejenak melirik Aya, meraih pipi Aya. Membuat Aya menggelengkan kepalanya, "jangan tinggalkan aku, jangan pernah tinggalkan aku."

Seungwoo kembali memandang Kaira. Kaki gadis itu berubah menjadi kaki manusia. Baju hitamnya yang menerawang kaki putih mulusnya membuat ia nampak begitu mempesona. Kaira kembali bermain mata untuk menggoda Seungwoo, tapi lelaki itu sama sekali tidak terbuai dengan tipu muslihat kutukan satu itu.

"Tinggalkan Aya. Buktikan seberapa cintanya kau dengan Aya. Caranya dengan menjadikan aku permaisurimu, Yang mulia. Aku tau kau akan sangat bijak memilih dua pilihan itu," ucap Kaira masih dengan mode sederhana.

"Ji-jika kau mencintaiku, maka jangan pernah tinggalkan aku. Jangan pernah melepas tanggung jawabmu. Jangan pernah meninggalkan aku disini sendirian."

"Aya," lirih Seungwoo kembali menyentuh pipi Aya, menarik tengkuk itu untuk ia dekatkan pada bibirnya, tapi sulit sekali rasanya. Seungwoo tidak sanggup melakukan hal itu.

Aya dengan sangat mencintai Seungwoo, kini menarik tengkuk suaminya. Ia sendiri yang menempelkan bibirnya pada bibir Seungwoo. Membuat mata Kaira membulat sempurna saat mendapatkan pemandangan seperti itu.

Kaira lepas kendali. Tangan yang semula kosong kini mendapatkan belati lewat sihirnya. Memberi bubuk emas pada belati itu dan mengarahkannya pada Aya. Dengan sangat kesal ia melempar belati itu. Membuat kedua insan itu tersentak terkejut saat tarikan Seungwoo kalah cepat dengan belati Kaira. Belati itu mengikis lengan Aya hingga mengeluarkan darah.

Kaira tersenyum kecil lalu kemudian tertawa besar. Seungwoo yang melihatnya kini malah terbawa suasana. Emosi Seungwoo membuncah sangat kuat. Sangat benar-benar besar, hingga tidak menyadari bahaya apa yang ia timbulkan lewat amarah tersebut.

Aya meremas gaun tidurnya. Jantungnya tidak kalah sakit dengan lengannya yang mengeluarkan darah. Semakin mencoba untuk bertahan Aya semakin tidak bisa menerima asupan oksigen yang ada. Darah mengalir di kedua lubang hidungnya.

Sedangkan itu, Seungwoo yang tadi menahan emosi kini nampak sangat emosi. Kedua kakinya telah berubah menjadi ekor besar berwarna putih. Sisiknya berkilau dan juga nampak sangat menawan. Tatapan Seungwoo tajam kearah Kaira. Emosinya membuat Seungwoo melupakan fakta jika Aya dalam masa sulit di belakangnya. Mata Seungwoo terbuka dengan khas ular. Bibirnya yang lebar membuat seluruh makhluk ketakutan jika melihatnya.

Kaira menjadi sedikit merinding saat berhadapan dengan sosok raja siluman di depannya. Seungwoo memang betul-betul mengeluarkan sisi hitamnya yang menggebu-gebu. Tangan Seungwoo yang kosong kini terisi dengan tongkat bambu yang berujung runcing. Tongkat itu juga bercahaya hijau. Cahaya yang bisa membunuh musuh dari kerajaan siluman.

Seungwoo benar-benar marah saat ini. Tangannya terangkat naik. Pipinya yang telah bersisik nampak siap memangsa. Lidahnya keluar seperti mencari aroma dari kejahatan. Seungwoo benar-benar dalam masa dimana ia ingin membunuh. Mengabaikan seseorang di belakangnya yang sudah mengeluarkan banyak darah dari hidung dan juga mulut.

Jantung Aya berdetak sangat sakit. Sangat luar biasa sakit dan tidak tahu bagaimana cara agar sakit itu berhenti. Darah yang keluar juga tidak dalam jumlah yang sedikit.

"Aku akan benar-benar membunuhmu, Hong Kaira!" Seungwoo mengangkat bambu itu ke atas kepalanya. Berancang-ancang untuk membidik mangsanya dengan sangat tepat. Ia melihat kembali ke arah Aya yang nampak sudah tidak berdaya di lantai kamar.

Seungwoo diam sejenak, ia melihat Aya masih melirik dirinya dengan penuh cinta. Mata Aya berkedip memandang wajah Seungwoo, meminta Seungwoo cepat melanjutkan untuk terus membunuh Kaira.

Seungwoo menggelengkan kepalanya, menjatuhkan bambu itu dan kemudian bambu yang semula bersinar kini redup dan hilang. Kaira yang masih tampak tenang kini mulai nampak sangat bahagia. Nyawa Aya tinggal beberapa persen lagi. Itu berarti masih ada renkarnasi permaisuri baru di masa yang akan datang.

Kaira membuang nafasnya dengan kasar, "Aya, apa itu sakit?"

"Seungwoo, lihatlah, dia ingin mati lagi."

"Seungwoo, bunuh dia. Bunuh dia seperti yang kau inginkan. Hancurkan Kaira. Aku akan tetap hidup, aku tau aku akan tetap hidup disampingmu. Aku akan hidup kembali," kata Aya menyentuh tangan Seungwoo yang dilumuri banyak darah. "Aku mencintaimu, Yang mulia."

Seungwoo menggelengkan kepalanya, menatap Kaira kembali. Dan setelah itu entah apa yang akan terjadi di tengah perkelahian ia dengan Kaira. Apakah Aya akan berenkarnasi? Atau mati seperti Kaira?

Seungwoo kembali menyentuh bambu itu. Tangannya mengambil ancang-ancang. Semakin dilihat, maka semakin pula Seungwoo ingin membunuh kutukan itu.

"Yang mulia, jika anda membunuh—Agh!"

Bambu itu menancap tepat pada jantung Kaira, dengan sisa hidupnya yang tipis. Kaira berbicara, "Aya tidak akan pernah hidup kembali. Kutukan generasi ketujuh sudah lenyap, aku dan Aya juga sudah lenyap. Jadi, Seungwoo, rasakan apa yang terjadi pada hidupmu."

Bugh!

Tubuh Kaira terjatuh.




Ctak!

"Hyung, perasaanku—" Yohan datang terlambat. Melihat Seungwoo yang kini memeluk tubuh Aya dengan sangat kuat, "Hyung, tidak ada yang hidup kembali."






🥀

TBC

#word1000

Efemeral - Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang