일곱

1.5K 267 11
                                    




🥀🥀🥀

"Aku kembali," Yohan masuk kembali lewat jendela kamar Aya. Membuat Seungwoo yang tengah mengamati diri di depan cermin mendadak menoleh kearah jendela tersebut.

Seungwoo mengamati Yohan yang kini tengah berbenah diri sembari tersenyum dengan khas menggodanya. Ia melihat kearah Seungwoo dengan tatapan biasa saja, seolah Yohan sedang tidak merasa bersalah. Kaki panjang itu melangkah menuju pintu kamar mandi. Ternyata benar dugaan Seungwoo, Yohan datang untuk menemui Aya.

Dengan cepat Seungwoo menahan tangan Yohan yang menyentuh gagang pintu kamar mandi. Menarik lelaki itu untuk menjauh dari pintu tersebut. Membawa Yohan keruang tengah mereka untuk membicarakan soal masalah antar siluman. Benar, jika bukan sekarang, kapan lagi?

Seungwoo mengajak Yohan duduk. Yohan menolak untuk duduk, Gumiho keras kepala itu hanya sedang dendam. Seungwoo tau itu. Karena semenjak Yohan kecil Seungwoo selalu menemaninya karena hanya Seungwoo yang terus menjadi lajang sejak kehadiran Kaira. Tapi setelah itu ia ingin menjadi tua, ingin memiliki keturunan. Jika saja dahulu Kaira tidak menganggu, Seungwoo pasti memiliki anak yang usianya sama dengan Yohan.

"Ada apa?" Tanya Yohan dengan nada kesalnya.

"Aku ingin menjelaskan satu hal. Kau tidak ingin terus hidup muda sepertiku, bukan? Kau juga tidak ingin sampai menjadi lajang seterusnya, bukan? Jadi, jika sekarang aku membunuh Kaira, apakah kau berhasil mengatasi dendammu? Satu-satunya cara hanya bersabar dan tunggu permaisurimu lahir kembali. Kali ini tanpa gangguan, karena setelah ini aku akan mengakhiri hidup Kaira bersama Aya."

"Apa kau pikir semudah itu?"

"Dengar, aku tidak ingin putra teman kecilku ini sampai terluka. Ingat, jika kau mengganti permaisuri. Apa yang akan terjadi pada kaummu, mungkin kalian akan hidup selamanya tapi jabatanmu akan jadi kutukan untuk generasimu, kau pilih yang mana?"

Yohan terduduk disamping Seungwoo. Menunduk kebawah untuk menetralkan segala amarah yang ia lakukan saat itu. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa sikapnya berubah seburuk itu.

Seungwoo adalah siluman yang pengertian, raja dari seluruh siluman ular dan raja paling disegani oleh banyak siluman lainnya. Yohan sempat membuat masalah pada siluman satu itu, ia sempat tidak bisa mengendalikan dirinya. Gumiho yang terkenal lembut namun menggoda menjadi sejahat iblis karena rasa dendam.

Yohan menunduk kembali. Tangan Seungwoo bergerak menyentuh punggung siluman satu itu. Dengan gerakan penuh kelembutan, Seungwoo berhasil membuat anak itu menjadi kembali seperti semula.

"Maafkan aku, Hyung. Aku sungguh dendam pada Kaira. Aku sungguh-sungguh tidak bisa mengendalikan diriku saat permaisuriku meninggal karena emosi yang aku perbuat sendiri. Dan dengan begitu, Hyung, aku akan membantumu membunuh Kaira. Aku juga akan ikut melindungi Aya dan melawan Kaira," balas Yohan dengan yakin.

"Jangan," sanggah Seungwoo, "kau tidak ingin permaisurimu yang masih dalam bentuk janin keguguran, bukan? Lindungi dia seperti awal dimana kau diberi tanggung jawab. Untuk dendammu, biarkan aku yang menghabisi Kaira. Karena aku mampu, karena hanya aku yang bisa. Aku hanya menitipkan bayi aku dan Aya ketika nanti kami memilikinya. Berikan pada manusia pada alam mimpi mereka," balas Seungwoo kemudian.

"Baiklah, aku mengerti. Terima kasih atas semua yang telah kau lakukan, Hyung," balas Yohan menyudahi perdebatan.

Ctak!

"Agh! K-kau, sedang apa kau kemari, huh?"

Aya menaikkan intonasinya saat melihat Yohan ada di samping Seungwoo dengan senyum menggodanya.





🥀🥀🥀

"Jadi, sungguh kau akan pergi? Kau tidak berniat macam-macam, bukan?"

Yohan tertawa sedangkan Seungwoo tersenyum pada sikap yang diberikan Aya. Sungguh gadis yang Seungwoo sukai. Aya selalu tau bagaimana cara membuat dirinya aman. Aya tersenyum lebar, menampakkan senyum manis di pipinya yang langsung membuat Seungwoo berdetak kencang. Seungwoo menyentuh dadanya yang berdenyut, tersenyum setelah mendapati denyut itu bukanlah sebuah rasa sakit, tapi sebuah rasa cinta.

"Kenapa kau tersenyum, Hyung?" Goda Yohan membuat Seungwoo gelagapan menanggapi reaksi tersebut.

"Kau memakai sepatu dan baju. Kau sudah tau apa saja yang digunakan manusia?" Tanya Seungwoo kepada Yohan.

Yohan mengangguk, "Soya mengenalkan semua ini padaku. Dan ketika Soya tiada, aku sempat masih berada di antara manusia-manusia. Ternyata manusia itu suka tersenyum dan suka bergaul. Walau kadang sedikit menyusahkan, tapi mereka bisa kita ajak berbicara. Seperti Aya."

Aya kembali tersenyum, jantung Aya berdetak sakit. Sejenak Aya melihat Seungwoo, ekspresi itu datar dan nampak tenang. Tapi apa yang terlihat belum tentu sama didalamnya. Aya duduk disamping Seungwoo sembari berbisik, "kau jangan cemburu. Dia sedang memuji manusia, bukan memujiku."

"Aku memujimu, Aya," balas Yohan kemudian.

"Kau tidak," Aya menyentuh dadanya yang sedikit nyeri. "Seungwoo, kau harus lebih kendalikan rasa cemburu itu."

Sedikit kurang rasa sakit di jantung Aya mulai menipis, Aya kembali bisa memompa darah dengan stabil. Dan Aya mulai membicarakan soal buku pedoman siluman ular yang menjadi benda penting pada generasi seperti dirinya.

"Kenapa generasi ketujuh selalu jadi teman siluman?" Tanya Aya membuat Yohan dan Seungwoo beralih pandang dari gelas minum mereka.

"Sebenarnya gini, Aya. Seungwoo mendapat teman siluman setelah generasi ketujuh itu berlangsung. Seungwoo menukar janin ibumu dulu dengan dirimu. Janin ibumu dulu adalah Kaira, sedangkan kau siluman ular. Tapi karena Seungwoo kasian pada janin Ibumu yang dulu, dia membesarkannya dan terkena kutukan akibat kesalahannya. Seungwoo penyayang, dia suka anak-anak. Sama sepertiku, dulu dia yang menjagaku saat Ibu dan Ayahku meninggal," balas Yohan menjelaskan cerita Seungwoo.

"Lalu bagaimana Kaira mendapatkan kekuatan dan menjadi jahat?" Tanya Aya.

Seungwoo menautkan tangannya, "Aku memberi kekuatan untuk Kaira, aku membesarkannya dan berharap agar ia menjadi bagian dari kerajaan ular. Tapi ternyata aku salah, aku terkena kutukan, Kaira menjadi musibah agar aku tidak memiliki keturunan. Karena dia, aku membunuhmu dan aku kembali memasukkan dirimu pada Rahim seorang wanita generasi ke tujuh lagi."

"Jadi, aku pernah hidup? Aku masih bingung bagaimana aku bisa—"

"Kau renkarnasi dalam wujud manusia. Sekarang bagaimana caranya aku bisa melenyapkan Kaira dan membuat generasi," balas Seungwoo.

"Ge-generasi. Maksudmu?"

"Anak, seorang anak, seorang pangeran," jelas Yohan.

"TIDAK!" Teriak Aya membuat Yohan terjungkal akibat terkejut.

"Tidak ada cara lain, permaisuri Aya," lanjut Seungwoo berkedip mata.






🥀🥀🥀
Masih mau lanjut?


#Word949

Efemeral - Han SeungwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang