Waktu

175 6 0
                                    

SANG WAKTU & LEMBAR CERITAKU

Ada saat dimana aku ingin menghentikan jalannya waktu. Ada pula saatnya aku ingin sang waktu berjalan lebih cepat dari biasanya. Waktu... akan terasa cepat ketika kita merasa bahagia dan puas dengan keadaan yang ada, namun akan terasa lambat ketika kita sedang berusaha membuat semua terlihat lebih baik atau saat kita sedang menunggu kepastian tentang suatu hal. Jadi, menurut kalian apa sebenarnya definisi waktu?

Aku pernah merasa dikalahkan oleh waktu... saat semua hal yang telah ku persiapkan dibekukan oleh sang waktu. Waktu juga pernah membuatku kalah saat semua hal yang kurasa sudah benar, sudah sempurna, dan sudah semestinya kembali menjadi sesuatu yang asing dan tak lagi terasa benar untukku.

Bukan... bukannya aku menyalahkan waktu atau apa, aku hanya kecewa, kecewa pada diriku sendiri yang tak mampu bersyukur. Aku sadar aku yang salah karena belum bisa menjadi orang yang pandai bersyukur. Terkadang aku bersikap egois dan hal itulah yang membuatku menyalahkan jalannya sang waktu. Tapi sungguh, aku sedang berusaha. Aku berusaha untuk menerima semua yang telah kudapat hingga saat ini, dan aku sedang berusaha membuat sebuah happy ending di salah satu bagian dari lembar ceritaku. Walaupun aku tau tak semua cerita dapat berakhir bahagia.

Banyak orang yang menginginkan akhir yang bahagia untuk setiap cerita mereka, begitupun aku. Tapi, akhir yang bahagia tak selamanya bisa jadi penutup suatu cerita kan? Masih ada akhir yang menyedihkan, bahkan ada akhir yang masih 'abu-abu', tergantung dari sudut mana kita melihat cerita itu berakhir. Begitulah hakikatnya sebuah cerita.

Aku sudah cukup banyak membaca cerita dan aku menyukai cerita yang berakhir dengan bahagia. Tapi bagaimana dengan akhir dari ceritaku sendiri? Aku penggemar cerita-cerita 'pasaran' yang simple yang kemudian berakhir dengan bahagia. Tapi tak semua cerita bisa se'simple' itu kan? Bahkan ceritaku kali ini hanya berpusat padaku, tanpa tokoh pendukung, tanpa klimaks, tanpa warna, tanpa rasa, dan bahkan tanpa alur yang jelas. Sangat monoton dan 'abu-abu'. Entah akan berakhir seperti apa nantinya.

Ada saat dimana aku merasa tak sanggup dan ingin berlari dari kenyataan yang ada. Dan disaat seperti itu, aku hanya berharap agar aku dapat menjadi orang yang berani agar aku dapat menghadapi dan menyelesaikan semuanya, apapun hasil akhirnya.

Ada saat aku ingin diam dan tak mau diganggu, ada pula saat dimana aku ingin banyak bicara dan meneriakkan semua yang kurasa menganjal. Kadang aku tak terlihat saat aku ingin memperlihatkan diri, dan terkadang aku malah terlihat dan menjadi sorotan saat aku ingin lari, saat aku ingin bersembunyi.

Lagi-lagi aku ingin menyalahkan sang waktu. Entah kenapa aku merasa waktuku selalu tak tepat. Tak terlihat saat ingin dilihat, terlihat saat ingin tak terlihat. Jadi kapan kiranya waktuku bisa seimbang? Terlihat saat ingin dan tak terlihat saat tak ingin. Apa aku harus berdamai dengan sang waktu? Hey... bahkan aku tidak merasa memusuhi ataupun dimusuhi sang waktu. Jadi aku harus bagaimana?

Entahlah, aku harus bagaimana. Mungkin yang harus kulakukan saat ini adalah mencoba membuka kedua mata dan telingaku untuk melihat dan mendengar saran dari sang waktu untukku. Saran dari sang waktu yang akan mengubah lagi alur dalam ceritaku.

***

- a.r.a

April's JournalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang