-six

394 71 6
                                    

Kau menggeram, bergerak maju sambil mengeluarkan sebuah katana dari dalam sakumu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kau menggeram, bergerak maju sambil mengeluarkan sebuah katana dari dalam sakumu.

Lawliet tersenyum kecil, melompat mundur. Dengan gesit menghindari setiap tebasan yang kau berikan.

"Aku tidak akan mati dengan serangan yang sama."

Kau menggertakkan gigi, mengumpatkan kata sial di dalam hati. Pemuda itu sudah mengetahui setiap jurus yang kau miliki dan kau simpan, pertarungan terakhir sangat tidak menguntungkan untukmu.

"Tapi, kau juga tidak." Kau menyeringai. Melompat maju, mengggigit lenganmu, membuat kedua netra milikmu menjadi kuning emas menyala. Kau langsung menendang kepala pemuda itu, membantingnya ke lantai. 

Lawliet berdecak, membalas dirimu dengan menendang perut kau yang berada di atasnya. Membuat kau terbanting ke samping dan menghantam pohon. 

Rintihan kecil lolos dari mulutmu. Tetapi, pertarungan ini tidak bisa berakhir di sini. Kau langsung berlari, mendekati Lawliet dan mengeluarkan katanamu. Mengabaikan rasa ngilu di sekujur tubuh. 

"Kurasa pria itu tidak akan selamat."

Fokusmu teralihkan selama sepersekian detik, memberikan Lawliet kesempatan untuk membuang katanamu ke tanah dan menusukmu.

"Asano!" Kau berlari menghampiri, pemuda itu terkepung. 

Kau melemparkan shuriken, memotong kepala mereka dalam sekali tebasan. "Aku akan menyembuhkanmu."

"Tidak perlu mengkhawatirkan ini, sebaiknya kau selesaikan itu dulu."

Kau menggeleng, "untuk ukuran manusia kau sudah cukup kuat dengan membunuh ratusan lusin. Luka ini akan membakarmu."

Asano tersenyum, memegang pipimu. Kau terpana untuk sesaat, dia memajukan posisinya dan mengecup pelan bibirmu. "Terima kasih sudah memberikanku hidup lebih lama."

Sebelum kau bisa menariknya kembali, pemuda itu sudah memutar posisi kalian. Membiarkanmu berada dibawahnya, sementara dia memunggugimu. Membiarkan tusukan pedang menembus badannya.

Darah Asano menetes di atas pakaianmu.

Lawliet menggeram, mengeluarkan teriakannya sebelum menghilang. Asano menusuknya tepat di hati, membuat tubuhnya terbakar.

"Aku hanya menusuknya, kau yang menanamkan racun-racun itu di dalam tubuhnya." Asano tersenyum.

Kau menggeleng, "kau tidak boleh mati. Tidak setelah kau menjadi bawahanku."

"Bukankah kau lebih dulu mengorbankan nyawamu untukku?"

"Ba-bagaimana caranya?"

"Ada yang memberitahuku. Seharusnya aku sudah mati 'kan, kau sengaja melawan peraturan dan menghidupkanku lagi. Lalu, dengan ini kau tidak perlu menghilang." Dia membelai wajahmu, mengusap buliran air mata yang mengalir turun.

"Kau kini bisa hidup. Bebas. Sebagai manusia. Tidak terikat dengan arwah lagi." Dia tersenyum lemah.

"Hidup itu hanya sekali, jangan pernah membuangnya. Kau berhak menerima kebahagiaanmu. Jadi, mulai sekarang melangkahlah kedepan, jangan pernah berbalik."

Kau membenamkan wajah disisinya, "tapi ini tidak adil bukan, kau tidak seharusnya mati mengorbankan nyawamu untukku. Untuk sesuatu yang harus kupertanggung jawabkan."

Asano terkekeh kecil, "dalam hidup, adakalanya kau berkorban untuk orang yang kau cintai, selama kau tidak menyesalinya." Asano menggigit bibirnya, proses healing yang kau lakukan tidak lagi bisa menyembuhkan, hanya membantu mengurangi rasa sakit.

"Dan aku tidak pernah menyesal mengambil keputusan ini." Dia tersenyum. "Aishiteru."

#N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


#N.B
-Uh-oh, action partnya cacad bgt yak :'( maafkan raine yang g bisa nulis action tp maen nyoba".

Ada yang masih bingung ato ngerasa ini aneh ? Silahkan comment aja, kritik dan sarannya akan sangat membantu dan dinantikan ! (* ̄︶ ̄)

Dan, terimakasih buat semua yang udah baca sampai sini dan berkunjung! Love you all. Jangan lupa mampir di ceritaku yang lain dan mem fragments lainnya!

Tunggu kejutan lain dimusim dingin ya !
ヾ(@^▽^@)ノ  See U in Our Next Project!

Orange Magic | Asano GakushuuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang