8. Jika Cinta

459 44 11
                                    

"Jika cinta adalah suatu Anugerah.
Maka saya akan sangat bersyukur karena telah saya rasakan cinta itu dari mu"
- Muhammad Irham Alli Zhafran -

-------

Terdengar indah lantunan surah-surah pendek yang di bacakan oleh Mas Irham tadi, membuat hati ku merasa tenang.. damai.. dan untuk pertama kalinya aku sholat berjamaah dengan laki-laki lain .. laki-laki yang sekarang telah resmi menjadi suamiku. Karena dulu, ketika bersama Ikhsan, Kami tak pernah melakukan sholat berjamaah seperti ini.

Ada ketulusan yang ku dapati darinya.. senyumannya mampu meluluhkan hati.. ku cium punggung tangannya. Aku merasakan ada getaran yang aneh. Oh Allah.. benarkah sekarang aku sudah menerima kehadiran Mas Irham? Ah.. entahlah aku benar-benar tak mengerti tentang hati ini.

"Mas.. Kesya ke dapur sebentar ya haus mau minum." Ujarku. Mas Irham hanya mengangguk kan kepalanya.

Setelah berada di dapur, Aku benar-benar bingung. Apa yang harus aku lakukan sekarang? Haruskah aku masuk ke kamar? Tidur berdua dengan Mas Irham? Oh Allah.  ini tidak mungkin.. aku belum siap.. dan ini masih terasa asing untukku.. atau haruskah aku tidur di ruang tamu saja? Ah tidak! nanti Mas Irham akan membangunkan ku dan atau mungkin dia akan mengangkat ku ke atas. Astagfirullahal'adzim aku menepuk keningku pelan.

--------

Setelah Kesya beranjak pergi ke dapur, Irham pun melihat isi kamar Kesya. Irham duduk sambil melihat-lihat foto Kesya, ada foto wisuda Kesya. Irham terpesona melihat kecantikan istrinya itu.. cantik memakai gaun kebaya hijau tosca sambil memegang sebuah buket bunga. "Cantik..." Gumam nya pelan. Tapi, terlihat jelas senyuman yang ia tebarkan itu seperti terpaksa. Seakan-akan ia sedang menutupi kesedihannya.

Ketika hendak bangkit dari tempat duduk, tak sengaja tangan Irham menyenggol buku-buku Kesya, hingga terjatuh di atas lantai, Irham pun menyusun kembali buku itu di atas nakas, ada banyak sekali jenis buku milik Kesya, ada sebuah novel berjudul Maafkan Aku Calon Imamku, ada buku tentang Fiqih Islam, ada buku tentang kedokteran dan netra Irham tertangkap tatkala melihat sebuah buku harian milik Kesya. Buku berwarna merah muda, Penasaran Irham pun membuka buku itu dan membaca halaman pertama.

Teruntuk kamu...
Calon Imamku.
Ku titipkan kau kepada-Nya.
Sebab aku percaya, jika kau bersama-Nya.
Kau akan baik-baik saja..

Membaca buku harian milik Kesya membuat hati Irham berdebar kencang, pipi nya telah merah merona, dia sangat bahagia.. "Sekarang calon imam yang Kesya maksud itu adalah saya." Gumam nya lagi.

Ketika melihat halaman selanjutnya, senyum yang tadi mengembang kini menciut. Hati Irham teriris perih. Terlihat sebuah foto di tempel di buku harian itu yang bertuliskan tinta merah.
-Aku mencintai mu.. semoga kelak kamu lah yang kan menjadi imamku-
Muhammad Al Ikhsan.

Ya. Dia Ikhsan, laki-laki yang mengalami kenangan buruk bersama Irham dua tahun yang lalu, laki-laki yang tak sengaja telah Irham renggut nyawanya.. Laki-laki yang sangat dicintai oleh Kesya.. 

Terlihat jelas seorang laki-laki yang memakai seragam tentara Indonesia sedang duduk berdampingan dengan Kesya. Kesya yang sedang memegang bunga mawar putih itu tersenyum bahagia. Irham tak pernah melihat Kesya tersenyum sebahagia itu. Mereka terlihat serasi. "Seperti foto prewedding saja." Lirih Irham dalam hati.

Deg!

Senyuman Irham menghilang. Dadanya bergemuruh hebat, sakit.. itu yang Irham rasakan.. ingin sekali Irham remas foto itu, Tapi, mengingat kejadian yang lalu, membuat Irham menyalahkan dirinya lagi..
Seandainya Irham tidak menabrak Ikhsan hingga membuat Ikhsan meninggal.. mungkin Ikhsan dan Kesya bisa bersama.

Maafkan Aku Calon Imamku (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang