1. Ketika Aku Kehilanganmu

1.4K 211 231
                                    


"Ternyata patah hati itu sakit,
Akan tetapi hal yang paling sakit dari sekedar patah hati adalah bahwa kita harus berpisah dengan orang yang kita cintai."

-----

Apakah hanya aku yang merasa terpikat? Kaki ku masih berada di tempat yang sama, tempat dimana kedua netra kita pertama bertemu. Tapi kini aku sendirian, tanpa kamu disisiku. Dan taukah kamu bahwa ternyata merindukanmu itu sangat menyakitkan. Karena kini kita sudah terpisah ruang dan waktu. Tak lagi dapat ku lihat senyum manismu, tak lagi bisa ku dengar canda tawamu. Sungguh aku benar-benar rapuh karena mencintaimu dan merindukan sosokmu yang kini sudah terpisah jauh dariku.
Yaa Rabb.. bantu aku bangkit dari rasa ini.

Januari, 2016

Baru saja aku hendak melangkah masuk ketika ku dengar suara keras beradu dan suara orang-orang berteriak kaget. Ada apa..?? Sepertinya ada kecelakaan.

Penasaran aku berlari ke arah suara dan kerumunan orang-orang yang semakin ramai mendekat. Sedikit bertanya pada orang sekitar yang hanya kudapati gelengan kepala tak mengerti dari mereka. Yaa mereka sama sepertiku hanya penasaran untuk melihat apa yang terjadi.

Semakin dekat aku melihat sesuatu yang sepertinya aku kenal. Helm itu, motor itu seperti aku kenali. Dari balik helm yang sebagian terlepas aku mengenali wajah itu. Wajah yang sudah sangat melekat dalam ingatku. Wajah yang selama empat tahun ini menemani hari-hariku. Seketika itu juga aku merasakan kakiku tak berpijak di atas bumi. Lemas terasa sekujur tubuhku. Aku bergeming. Diam merasa seperti berada dalam mimpi dan berharap segera bangun dari tidur.

Ikhsan.. yaa itu Ikhsan. Seseorang yang begitu indah mengisi relung hati. Kini terbujur kaku berlumuran darah di hadapanku.

Melangkah mendekat aku berteriak meminta pertolongan orang sekitar. Tak berapa lama kemudian Ambulance datang dan siap, membawa kami ke rumah sakit. Tak ku pedulikan lagi tatapan aneh orang orang ke arahku yang mungkin bingung melihatku menangis dan berteriak.

Apa yang terjadi pada Ikhsan. Baru saja kita berpisah tadi setelah kau mengantarkanku ke kampus lalu kecelakaan ini terjadi.
Sekejab saja jika Allah berkehendak. Kita bisa apa.

------

Ambulance tiba di rumah sakit setelah beberapa jam perjalanan. Sepanjang itu juga aku tak bisa menguasai diri. Tak juga mampu ku bendung airmata yang terus mengalir. Sambil terus menggumamkan doa semoga Ikhsan akan baik baik saja.
Cepat ku hubungi semua yang bisa aku hubungi. Orang tua Ikhsan bahkan Mama dan juga Papa.
Sama sepertiku merekapun tak kalah kaget dan panik setelah mendengar kabar dariku.

Petugas rumah sakit segera melarikan Ikhsan ke ruang ICU untuk mengambil tindakan. Dan ternyata bukan cuma ada Ikhsan di sana. Tapi ada satu orang pria lagi yang keadaannya tak jauh berbeda dengan Ikhsan. Yaa mereka berdua terluka parah. Aku semakin lemah membayangkan keadaan Ikhsan.
Dalam hati berucap Yaa Allah selamatkan mereka berdua.

Selang beberapa jam kemudian ku lihat orang tua Ikhsan datang. Bunda Ikhsan langsung menghambur ke pelukanku menumpahkan tangis yang sama derasnya sepertiku.
"Apa yang terjadi,Kesya.."suara paniknya bertanya. Terlihat jelas kekhawtiran di wajah paruh baya itu.

"Kesya juga tidak tau,Bunda. Baru saja Ikhsan pergi setelah mengantar Kesya ke kampus tadi sebelum kecelakaan terjadi. Begitu cepat." aku sedikit memberi penjelasan walaupun aku juga tidak tau pasti kenapa Ikhsan bisa kecelakaan.

Maafkan Aku Calon Imamku (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang