6. Lamaran

330 66 42
                                    

Terpikir ingin mencintaimu lagi.. 
Tapi aku tersadar
Bahwa Mendoakanmu adalah cara yang  paling benar.

----------

Saat mentari terbenam, diantara merahnya senja. Ku coba tuk bias kan asa yang dulu redup.. aku tak tahu.
Sampai kapan aku kan bertahan dengan semua perasaan ini.. dengan semua rasa cinta yang hingga kini ku rasakan semakin erat mengikatku dan semakin dalam mengurungku. Aku tidak tahu, karena yang ada di benakku kini adalah bagaimana caranya aku bisa dapat melupakan mu.. melupakan sosok kokohmu, kharisma mu, pesona mu dan juga kasih mu.. yah,aku sadari.. bahwa keegoisan ku telah merapuhkan ku.
Keegoisan itu yang benar-benar telah menghancurkan ku.. memisahkan hatimu.. hatiku.. teramat jauh dari rengkuhan rindu.. Andaikan saat itu.  Saat keegoisan.. saat keangkuhan tiada tertahta di dada.. tiada menyeruak dari lubuk hati.. mungkin disisi ku malam ini, Ada tangan kekarmu merangkul ku, candamu menyertaiku dan mungkin masih ada bara-bara kasih sayang menyala diantara sepi ku.. Apa kau tahu? Jelas masih terngiang di telingaku gelak suaramu saat kau menyanyikan sebuah lagu untukku dan lagu itu seperti mengisyaratkan bahwa kita kan benar-benar berpisah untuk selamanya.

Nikmati detik demi detik..
yang mungkin kita tak bisa rasakan lagi..
Hirup aroma tubuhku..
yang mungkin tak bisa lagi tenangkan gundahmu..
...
Nyanyikan lagu indah..
Sebelum ku pergi dan mungkin tak kembali..
(Mungkinkah aku kembaliiii)

Nyanyikan lagu indah..
Tuk melepasku pergi dan tak kembali..
(Melepasku pergi tak kembali..)
[Lyla - Detik Terakhir]
.
.

"Ih! Kok nyanyi lagu itu sih!? Emang nya kamu mau pergi apa?" Sebalku pada Ikhsan.

"Katanya mau dengerin aku nyanyi? Ini aku nyanyi tapi kamu malah sebel, gimana sih?"

"Akutu mau nya kamu nyanyi lagu yang happy gitu."

Ikhsan pun tersenyum kecil sambil mencuil hidung ku. "Kamu ini, Ya sudah lain kali aja ya aku nyanyi lagi, aku pulang dulu, besok kamu kan mau ke kampus, ntar aku jemput kamu jangan kemana-mana." Ada sendu yang dalam saat Ikhsan menatapku kala itu.

Deg!

"Oh Allah. Suara itu dan tatapan itu.. benar-benar merapuhkan ku sekarang. Bagaimana bisa dulu Ikhsan menyanyikan lagu itu untukku? Lagu yang seakan-akan mengisyaratkan bahwa kami kan berpisah jauh untuk selama-lamanya.. dan sekarang tak bisa ku lihat lagi." Seketika kenangan itu membangun kan ku.

"Ikhsan.. terpikir ingin mencintaimu lagi.. Tapi aku tersadar. Bahwa Mendoakanmu adalah cara yang  paling benar." Gumam ku dalam hati,
Membuat sebutir air jatuh di pelupuk mata..

------

"Sayang, besok keluarga Irham mau datang ke rumah. Mau nanyain tentang lamaran waktu itu." Ucap mama. Aku yang sedang makan pun terhenti tatkala mendengar ucapan Mama. Baru saja satu suap sendok masuk kedalam mulut ku rasanya tersendat.

"Uhuk.. uhukk." Aku yang mendengar perkataan Mama langsung batuk,  serasa semua makanan yang aku makan barusan tersangkut di tenggorokan ku. Mas Adam pun langsung menepuk bahuku pelan.

"Makanya kalau lagi makan itu konsentrasi dong jangan banyakin ngelamun" Kata Mas Adam. "Ini minum dulu". Aku pun langsung menyeruput minuman dari tangan Mas Adam.

"Sudah ada keputusan,dek. Jangan di paksa kalo berat. Tapi menurut Mas sih ya Irham sudah lebih dari cukup buat Imam kamu. Agamanya bagus, Pribadinya juga baik. Pekerjaaannya dan keluarganya juga sudah bagus tuh,dek. Gimana menurut kamu...?" Kata-kata Mas Adam emang banyak benernya ketimbang salah. Tapi aku takut jika kelak tidak bisa mencintai Mas irham sepenuhnya.

Maafkan Aku Calon Imamku (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang