Menurutku mati rasa adalah puncak terakhir dari sebuah perasaan, dan manusia setega itu hingga membuat seseorang bisa sampai mati rasa-Kena.
.
.
.
.Hari ini tepat tanggal 4 Agustus 2008, Gadis kecil itu duduk melamun di ruang pengadilan yang ia tidak tahu mengapa ia ada disini. Dengan baju anak TK dan kuciran rambut yang menggemas kan ia melihat ibu nya yang menangis.
"Ci mama kenapa? "tanya gadis kecil itu kepada kakak nya.
Cici dalam bahasa tionghoa adalah kakak.
Cici hanya memangut menjawab pertanyaan itu.
Hari ini ulang tahun gadis itu. Tapi kenapa ia berada di sini, ia menyaksikan Ibu dan ayah nya yang sedang duduk di depan sana.
Mereka resemi bercerai. Bercerai karena Agama yang tak lagi bisa di perbaiki.
Happy birthday to you, happy birthday to you happy birthday happy birthday happy birthday to you.
Gadis kecil itu binggung, baru pulang dari tempat aneh tadi kenapa papa nya sudah tidak ikut pulang dan merayakan ulang tahun bersama nya. Gadis itu meniup lilin dengan fikiran polos nya yang mengira semua nya baik baik saja.
Hari berlalu tahun berlalu Papa nya memutuskan untuk pergi meninggalkan kota dan memilih untuk melanjutkan hidup di luar kota. Kena mengerti sudah apa arti perceraian itu, kena paham sudah apa yang terjadi di hari ulang tahun nya tahun lalu. Kena paham sekarang hal sulit apa yang sudah di lakukan ibu kena setelah mengalami perceraian itu.
Kena tumbuh dewasa, menjadi gadis yang ceria,punya banyak teman dan juga selalu terlihat baik baik saja. Namun ia masih agak sulit membuka hati untuk lelaki. Trauma perceraian kedua orang tua nya masih terasa, ia sudah lama tidak merasakan kasih sayang nyata seorang ayah.
Kena kiyo, nama gadis yang sedang duduk di bangku taman kota. Menikmati senja yang perlahan menghilang, mengapresiasikan kesepian seorang diri.
Kena duduk di bangku kelas 3 SMA sama sekali tidak ada yang spesial kala itu, tidak ada badboy seperti di novel lain yang menyukai gadis biasa saja.
Semua nya biasa saja saat itu.
Kena mencintai diri nya sendiri, lebih banyak menghabiskan waktu sendiri, kesepian sudah menjadi hal yang tak asing lagi di kehidupan kena semenjak ia kecil dan orang tua nya berpisah kena sudah merasakan Trauma yang sangat sulit ia hilangkan.
Ia sangat takut kehilangan orang yang di cintai nya lagi, ia benci dengan perpisahaan di saat dirinya belum menyediakan ruang apapun untuk menelan perpisahaan seorang diri.
Siapapun akan mengalami Perpisahaan, setiap pertemuan pasti ada perpisahaan. Siap tidak siap. Maka lebih baik ia tak membuka hati pada siapapun kala itu, karena ia yakin ia akan tetap berpisah sama orang itu. Lebih baik tidak usah ada pertemuan jika akan ada perpisahan.
Drrttt
Handphone kena bergetar, menunjukan notifications dr grup whatsapp
"Kena teman ku ada yang menyukai mu, mau ku aturkan tidak? " kata Tya di grup yang membuat tangan ku gerak cepat untuk membalas.
"Siapa" Balas ku singkat.
"Adimas Ambiya"
Nama yang unik dan jarang terdengar batin ku. Aku mencoba membalas lagi namun segera di potong tasya. Salah satu sahabat dekat ku di kelas.
"kenalan saja, terlalu menutup diri juga tidak baik kena. Tidak usah pacaran, jadikann dia teman baik mu kalau dia emang baik. Tak masalah kan" Pesan tasya membuat jari ku ingin lebih cepat membalas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Leave
RomanceIni tentang Kena, Adimas dan cerita yang hampir sempurna. Ga semua orang punya hati dan perasaan yang sama kaya kamu. Ga semua orang punya jalan fikiran kaya kamu. Maka di saat kamu berbuat baik berbuat baik la dengan tulus tanpa mengharap balasan...