Mereka sekarang sudah sampai di apartment Jennie. Lisa duduk manis di sofa sedangkan gadis bermata kucing itu mengambil kompresan air dingin beserta salep untuk mengobati sudut bibir lisa.
"Tuh kan liat! Bibirnya luka lagi ih! Kamu tuh ya hobi banget cari gara-garaa astaga.. Aku yakin pasti besok kamu dipanggil sama dekan lagi!" Omel Jennie sambil tangannya menekan-nekan kompresan air dingin di sudut bibir lisa agak kuat
"Aw! Sakit J.. Jangan diteken kuat-kuat!" Ringis Lisa membuat Jennie mencibir.
"Ck..kocak! giliran gini aja sakit! tadi pukul - pukulan ga sakit!" Decak Jennie sebal menambah menekan kuat sudut bibir lisa
"Aww babyy! kamu tuh ya, kalo ga ikhlas ngobatin mendingan aku pergi aja deh!" lisa mulai merajuk membuat Jennie mengernyitkan dahinya
"Yaudah pergi sana! Gausah balik lagi sekalian!" Ketus Jennie kasar, tangannya berhenti mengobati Lisa.
Lisa lansung mengerucutkan Bibirnya, ia menyilangkan tangannya dibawah dada sambil melihat Jennie kesal.
"J jahat!!"
"Kamunya yang nyebelin main hancurin ?obil orang!!" Ketus Jennie tak mau kalah
"Tapi kan udah aku ganti 2 kali lipat!"
"Tapi abis itu, kamu pukulin dia juga!"
"Dia duluan yang pukul aku!" Balas Lisa sengit, berdiri menatap sinis Jennie. Gadis bermata kucing pun tak mau kalah, ia juga berdiri menatap sinis lisa.
"DIA PUKUL KAMU KARENA EMOSI MOBILNYA KAMU HANCURIN MANOBAN!! " Pekik Jennie marah,
"SIAPA SURUH DIA DEKETIN KAMU!! KAMU ITU PACAR AKU! DIA HARUSNYA TAU BATASAN!!" Balas Lisa membuat Jennie menghela nafasnya kasar kembali mendudukkan tubuhnya disofa
"Kamu itu terlalu childish! Kamu susah diatur, nakal, bebas. Kadang aku mikir gimana bisa waktu itu aku nerima pacaran sama kamu. Aku malu lisa! Aku malu tiap kali dapet laporan tentang kamu dari senior bahkan dosen kampus!" Jelas Jennie tampak lelah lalu menatap dalam mata Lisa.
"Aku rasa cukup buat aku kenal kamu selama 1 bulan ini.. Lisa, gimana kalo kita putus?" Sambungnga membuat Lisa merasakan hatinya seperti dihujam pisau.
Lisa menahan airmata nya agar tidak jatuh, ia menatap kosong kearah depan. "It's Ok J. Semua orang memang ga pernah bisa ngerti aku. kalo mau kamu kita putus, itu ga akan terjadi J. Aku gamau putus. Aku tulus cinta sama kamu. Mungkin kamu butuh tenangin diri dulu, Aku akan kasih kamu space buat kamu sendiri J, Silakan kamu deket sama siapa aja sampai kamu dapet yang terbaik dari aku. Aku bakal tenang ngelepas kamu setelah itu J."
Lisa keluar dari apartment, meninggalkan Jennie yang masih mematung.
😾
Waktu menunjukkan jam 2 pagi. Lisa tidak pulang ke apartment miliknya melainkan ia kali ini pulang ke Mansion. Ia memarkirkan mobilnya asal, keluar dari Mobil memegang 1 botol vodka yang dibelinya dari club malam yang ia kunjungi tadi. Ia berjalan sempoyongan masuk kedalam mansion.
"Biar kami bantu Bos.."
"Arght! Minggir lo!"
Para bodyguard disana ingin menopang tubuh lisa seraya membantu nya berjalan namun segera ditepis dan di dorong kuat oleh lisa.
Ia menjatuhkan dirinya di sofa ruang utama, kedua kakinya diletakkan diatas meja. Lisa kembali meneguk botol vodka yang dipegangnya.
"Gue cinta banget sama dia, tapi dia nya malah mau mutusin gue.. Hhhhh~"