E
book ini sudah bisa dibeli
Total 306 HalamanHarga Rp. 25.925.-
WhatsApp 0882-9314-8263 buat yang mau beli/order
Metode pembayaran bisa tf no rek/shopeepay/ovo/danaSpoiler Chapter 04
LALICE POV
"Sabrina?"
Dahi Lalice mengerut sempurna begitu mendapati mantan kekasihnya ada di dapur Penthousenya pagi ini. Mengapa wanita ini disini? Padahal setelah putus mereka benar - benar tidak berhubungan lagi.
Belum lagi Sabrina dengan lancang memakai kemeja hitamnya. Kemana pakaian wanita itu sendiri? Ia tidak punya hak untuk memakai barang - barang yang bukan miliknya.
"Oh Hi, Darling! Kamu baru pulang kerja?"
Sabrina memanggil dengan petname bukan nama asli Lalice. Apakah wanita itu hilang ingatan?!"
"Sedang apa kamu disini?"
"Kita sudah lama tidak berjumpa jadi aku merindukanmu. Ayo kita sarapan bersama. Aku sudah membuatkan pancake madu favoritmu."
Lalice tak berkutik saat Sabrina menghampiri lalu dengan tiba - tiba mencium bibirnya.
"Kamu semakin cantik dan tampan."
"Sabrina hubungan kita sudah berakhir. Mengapa kamu datang lagi?"
"Aku tidak benar - benar bermaksud untuk mengakhiri hubungan kita, darling. Aku hanya ingin kamu untuk berjuang merayuku selagi aku pemotretan di Hawaii bulan lalu, tapi nyatanya kamu tidak ada pergerakan sama sekali.
Salahku terlalu mengharapkan sisi romantismu. Untuk kedepannya aku akan berusaha lebih pengertian lagi jika perusahaan adalah prioritas utamamu."
Lalice tertegun mendengar itu, di satu sisi itu adalah salahnya namun di sisi lain ia menyadari jika sudah terlambat untuk memulai kembali hubungan mereka.
Tak dapat dipungkiri ia agak merindukan Sabrina, jadi ia bermaksud untuk menjadikan hari ini sebagai kenangan terakhir mereka.
Namun pada saat ia ingin mencium bibir wanita itu....
Wajah cantik Jennie tiba - tiba terbayang didalam benaknya. Ia akhirnya mundur mengambil jarak membuat dahi Sabrina bingung.
"Darling—"
"Lalice. Panggil aku Lalice seperti yang lainnya. I'm sorry Sabrina, aku tidak bisa kembali melanjutkan hubungan denganmu. Tidak ada lagi kata 'kita' antara kamu dan aku."
Mata Sabrina mendadak berkaca - kaca, hatinya sangat terluka namun Lalice kembali mundur saat ia ingin mendekat.
"Jangan bercanda, Lalice. Aku sangat mencintaimu! Kenapa sekarang kamu tidak bisa menerimaku lagi? Kamu juga mencintaiku jadi apa salahnya?"