Disclaimer :
Cerita ini hanya meminjam nama tokoh idola, bukan menceritakan kehidupan sebenarnya. Alur cerita murni kehaluan penulis.
Happy reading 😍
☘️☘️
Langit putih dan bau menusuk. Sangat pekat. Menghadirkan rasa tak nyaman. Belum lagi sekujur tubuh terasa mati rasa.
Di mana ia sebenarnya?
Sedikit demi sedikit, irisnya yang lunglai semakin membesar. Sekadar menggerakkan kepalanya saja, perlu usaha yang lebih.
Tiang infus tampak di sebelah kanan. Juga ada ... Min Yoongi. Pria itu tidur dalam posisi terduduk. Ah, suasananya memang agak temaram. Sepertinya sudah malam.
"Yo-yoongi ...."
Suaranya tidak begitu besar. Tenggorokannya terasa kering. Pun bibirnya amat kaku.
Untungnya, pria Min itu terbangun. Kedua matanya membola menemukan So Hyun terbangun. Lantas bergegas keluar kamar tanpa sempat menyapa So Hyun yang baru sadar.
Cuma butuh beberapa detik sebelum Yoongi kembali ke kamar dan memegang tangan So Hyun. Hangat, begitu pikir So Hyun. Namun, ada yang aneh. Mata Yoongi berkaca-kaca saat menatapnya. Terlihat sedih.
"Kau sudah sadar?"
Seorang pria dewasa yang ia ingat sebagai dokter kandungannya, tiba dan mendekati So Hyun.
Tunggu! So Hyun mulai merasa tidak ada yang beres dengan dirinya. Kenapa dia bisa bertemu banyak orang di sini? Bukankah tadi ia dalam perjalanan pulang ke rumah? Namun, kenapa? Kenapa dia bisa terbangun di ... rumah sakit?
Ya, ini pasti rumah sakit.
Tangannya bergerak lekas memegang perutnya. Sedetik, dua detik, tiga detik, hingga memasuki beberapa detik, So Hyun mulai kembali pada kesadarannya. Tak butuh waktu lama untuknya menangis. Terus menangis tanpa harus merasa malu diperhatikan beberapa orang. Hal yang sama dilakukan Yoongi yang membalikkan tubuh, ia juga menitikkan air mata.
Perut So Hyun terasa kosong dan datar. Sakit, tidak dirasa di raga, melainkan hatinya. Sangat perih.
"Maafkan kami. Bayimu—"
"TIDAK!"
So Hyun memekik, "Tidak mungkin! Ini pasti mimpi! Aku tidak mungkin kehilangan anakku!"
Tangisnya terus menjadi. Begitu juga suaranya yang menyisakan isakan.Satu-satunya kebahagian dalam hidupnya terenggut sudah. Anaknya, buah hatinya ... kini menghilang.
"So Hyun-ah—"
So Hyun menepis tangan Yoongi dengan kasar. Tatapannya meruncing; menatap tajam pada pria yang ia salahkan untuk kejadian ini.
"Aku membencimu, Min Yoongi. Sangat membencimu! PERGI! Aku tidak ingin melihatmu!"
Menutup telinga dan terus menangis, So Hyun melampiaskan semua amarahnya pada Yoongi. Menyedihkan, tapi tidak ada yang bisa dilakukan pria Min itu saat ini.
Bukan hanya So Hyun, Yoongi juga terluka. Merasa bersalah untuk kejadian yang seharusnya bisa ia cegah. Tapi apa? Semuanya terjadi begitu cepat. Menyesal, hanya bentuk ketidakmampuannya saja. Seharusnya tidak begini. Yoongi, merasa gagal.
Di luar kamar perawatan, tepat di bangku depan, Yoongi ikut menangis. Sendirian. Suara isakan So Hyun yang masih terdengar, bagaikan sayatan tajam. Terus mengiris hatinya. Penjelasan itu, jelas sudah terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Status : On Going
FanfictionInilah yang dinamakan termakan jebakan Batman. Seharusnya bukan ini yang terjadi. Terlebih, ketika semuanya tidak lagi sama. Kalau bertanya siapa Batman-nya, pastinya bukan aku. Sudah pasti dia! Dan bagaimana dengan nasib kami setelah ini? Hubungan...