part 4|| Pergi?

9K 252 1
                                    


"Aku takut mengatakannya, Kakak nanti akan berbuat yang lebih jauh, jadi aku merahasiakannya selama ini dan pergi dari rumah." Ucapku.

"Dan hidup susah mengurusi Anakmu?" Ucap tajam Ayah kepadaku. Aku tahu aku salah dengan kabur dari rumah.

"Ayah tahu kau tidak ingin bersama dengan Jack bukan?" Aku mengangguk menjawab pertanyaan Ayah.

"Pergilah ke London, tinggalah di sana bersama Paman William. Ayah akan melindunggimu dari ancaman Jack." Aku menatap mata Ayah dalam.

"Apa aku harus pergi lagi? Aku baru bertemu kalian setelah lima tahun lamanya dan juga aku belum bertemu dengan Adikku? Apakah aku harus pergi lagi?" Tanyaku dengan suara sendu.

"Nak, ini demi kebaikanmu dan Anakmu. Jika, kau tidak ingin Jack bertanggung jawab atas perbuatannya maka kau harus pergi menjauh dari hidupnya tapi jika kau tidak ingin pergi maka menikahlah dengan Jack." aku menggelengkan kepala mendengar perkataan Mamah. Menikah dengan Jack? Aku tidak mau.

"Kau tahu sendiri bukan, Jack seperti apa?" Vera mencoba membuat putrinya menentukan jalan hidupnya seperti apa.

"Kami akan mendukung semua keputusanmu." Ucap Darren. Hana menatap putranya yang tertidur dengan tangan yang mengenggam tangan Jack.

Dari luar saja ia bisa melihat Leon sangat senang jika ada Ayahnya, apakah ia tega memisahkan Leon dengan Jack?. Benar, ia harus mengambil keputusan mulai sekarang, karena keputusannya itu akan mengubah semua takdirnya.

Apakah ia akan egois untuk dirinya sendiri? Atau membuat anaknya bahagia dengan menyatukan Leon dan Jack?. Semua akan terjawab nanti.

                                 ***

Aku menatap dua pria didepan ku dengan pandangan kagum.

"Sungguh kalian berdua Adikku?" Tanyanya kepada kedua pria tampan didepan ku ini.

"Adikmu? Kami tidak pernah memiliki Kakak perempuan." Sahut salah satu dari mereka yang membuat Hana memukul kepala pria itu.

"Aduh...kasar sekali kau?" Salah satu pria itu mematung saat melihat Hana memukul kembarannya itu.

"Wah, ini benar-benar Kak Hana..." Nicholas langsung memeluk Kakak perempuanya itu dengan erat. Sedangkan Hana ia berusaha mendorong Adiknya agar berhenti memeluknya.

"Mingirlah...aku bukan Kakak kalian?" Ucapku marah karena mereka lupa kepadaku.

"Kakak kami hanya bercanda tadi, jangan marah dong?" Rayu Nathan kepadaku. Aku tersenyum dan menarik hidung mereka.

Mereka berdua memelukku bersamaan. Inilah anak didikan ku, dulu mereka aku yang mengurus dan mereka sangat menurut kepadaku dari pada dengan Ayah dan Mamah.

"Kenapa kalian cepat sekali besarnya? Padahal Kakak rasa, baru kemarin Kakak memandikan Kalian?" Ucapku seraya berpikir berapa lama aku pergi dari rumah?.

"Tentu kami sudah besar. Kakak tahu kami bahkan sudah bisa menghasilkan Anak yang imut tahu?" Ucap Nathan yang memang berotak mesum. Sedangkan Nicholas hanya menganggukkan kepala dengan senyum mengembang.

Hana memiringkan kepalanya tidak maksud dengan ucapan Nathan barusan.

"Kalian kuliah bukan?" Tanyaku seraya berjalan mendahului mereka.

"Iya." Jawab mereka bersamaan.

"Jurusan apa?" Tanyaku kembali. Aku yakin mereka hanya akan mengambil jurusan yang menurutnya keren!.

"Jika kau Dokter kandungan." Ucap Nathan.

"Kalau Nicholas ambil jurusan Dokter spesialis." Aku berhenti berjalan dan menghadap kebelakang. Apa benar kedua Adikku akan menjadi seorang Dokter? Rasanya aku tidak percaya dengan tampang mereka berdua yang ingin menjadi dokter kandungan dan spesialis.

"Kakak tidak percaya kepada kami?" Tanya Nicholas saat melihat wajah meremehkan Kakaknya itu.

"Kalian tahu menjadi Dokter itu tidak mudah, menjadi Dokter hanya akan memakan waktu untuk belajar. Kulerkiran kalian akan menikah diusia tua nanti. Akan aku berikan julukan Perjaka tua." Ledekku kepada mereka berdua.

"Tua sekali, kami akan menikah disaat usia kita 25. Kakak lihat saja nanti ya?" Jawab menantang Nathan kepadaku. Aku hanya mengangguk mendengar ucapannya.

"Bagaimana dengan cerita Naruto apa Sasuke sudah kembali lagi ke desa Konoha?" Tanyaku tentang film Naruto, kami bertiga memang suka sekali Anime Naruto.

"Sasuke pergi mengembara untuk menebus dosanya." Jawab Nicholas.

"Ya, kan kasihan Sakura tidak bisa, ekhm-ekhm dengan Sasuke." Timpal Nathan dengan ambigu.

"Rasenshuriken..." Aku mengepalkan tanganku dan menonjok perut Nathan yang sedang kurangkul pundaknya.

"Katon goukakyou no jutsu..." Sekarang giliran Nicholas yang menyemburkan air liur di wajah kembarannya ini.

"Ah....kau menjijikan..." Teriak Nathan mengelap mukanya yang bekas air liur Nicholas dengan bajunya.

                                ***

"Maafkan Mamah, Nak. Mamah akan pergi membawamu." Ucapku lalu menyeret koper besar. Aku mengendong Leon yang tertidur, sudah aku putuskan aku akan pergi ke London.

Leon telah pulang dari rumah sakit dan aku langsung membawanya pergi ke bandara. Aku sudah memberi kabar untuk orang tuaku bahwa aku akan pergi sekarang dan mereka setuju karena lebih cepat lebih bagus bukan?.

Ia berjalan dengan tenang karena tidak ada yang perlu dicurigai disini. Ia hanya membawa satu pembantu suruhan Ayahnya yang bertugas untuk melindunginya di London nanti.

"Nona? Biar saya saja yang membawa Leon?" Aku memberikan Leon kepada Henry.

Aku berjalan dengan menyeret koper sedangkan Hendry mengendong Leon dibelakang. Aku berjalan mata yang lurus kedepan. Namun, sekitar 5 meter didepannya sepertinya aku sudah tidak bisa lagi untuk melangkah semakin jauh.

Didepan sana Jack berdiri dengan melipat tangannya. Matanya menyorot dengan pandangan datar tapi ia tahu kalau Jack saat ini marah.
Jack berjalan menghampiri Hana yang masih diam disana. 

"Aku tidak menyangka! Kau sungguh akan se egois ini? Kau lebih mementingkan ego mu dari pada kebahagiaan Anakmu?." Tanya Jack dengan tajam.

Aku menatapnya dengan pandangan benci, "Aku tidak mau hidup denganmu. Leon tidak akan kekurangan saat bersamaku, aku akan memberikannya apapun yang ia mau, bahkan Ayah sekaligus akan aku berikan." Satu tamparan keras mengenai pipi kirinya. Pipinya terasa perih dan panas.

"Apa kau tidak lihat kebahagian Leon saat bersama dengan Ayahnya? Aku tahu kalau Leon itu adalah Anakku, Anak kandungku."

"Jika kau tidak mau hidup bersamaku, maka biarkan Leon tinggal bersamaku. Aku tidak akan memaksamu untuk menikah denganku." Aku mematung saat Jack mengatakan itu. Aku hanya diam saat Hendry mengikuti Jack dengan membawa Leon dalam gendongannya.

"Apakah aku salah dengan egois? Apakah aku salah mau memisahkan anak dan Ayah itu? Ayah, Mamah apa yang harus aku lakukan?" Aku menatap kepergian Jack dan Leon. Bandara terlihat sepi karena aku mengambil penerbangan pada malam hari.

"Maafkan aku, jika aku harus melepaskannya. Aku memang egois bahkan lebih dari apa yang kalian katakan...hiks..."

MY Wife IS MY FAMILY ANGEL ( Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang