SATU

1.5K 169 33
                                    

Pip....pip....pip....

"Profesor Bang, anda belum pulang?"

Pria tubuh tambun menolehkan kepalanya seraya mengelap keringatnya yang mengucur di pelipisnya. Dia membenarkan kacamatanya sesaat lalu kembali menatap ke arah tabung besar. "Sebentar lagi."

"Hmm....kau mengatakan itu dari sejam yang lalu loh, Prof. Rasanya tidak ada kata sebentar bagimu." Pria bertubuh jangkung jalan mendekat dengan langkah hati-hati.

Profesor Bang Si Hyuk hanya terkekeh, tangannya tetap sibuk mengetik sesuatu yang membuat tabung besar di dalamnya makin menggumpalkan asap emas pekat. Dia tidak menghiraukan keberadaan si pria jangkung yang berakhir ikut mendekat dan melihat apa yang dia kerjakan.

Setelah semua dipastikan selesai, Bang Si Hyuk tersenyum lega dan melirik sesaat pria jangkung yang berwajah penuh tanya itu. "Tidak ada kata sebentar untuk menciptakan kesempurnaan, Namjoon. Satu-satunya ciptaanku yang paling sempurna."

Bang Si Hyuk menekan tombol merah yang ukurannya sangat besar membuat tabung di hadapannya terbuka dan memperlihatkan seorang pria yang tertidur di dalamnya. Mata Namjoon membola, memperhatikan tubuh pria tersebut.

"Prof, kurasa tak ada kata sempurna untukmu. 6 saja tidak cukup, lalu kau membuat dia lagi. Aku pikir, setelah ini kau akan membuat yang lain lagi dan mengatakan bahwa dialah yang satu-satunya sempurna. Rasanya seperti tidak ada 'satu-satu'-nya dalam kamusmu," jelas panjang lebar Namjoon yang terselip nada kecewa.

Bang Si Hyuk hanya tersenyum kemudian bertolak pinggang menatap Namjoon. "Tidak salah memang, kau ciptaanku yang paling cerdas, Namjoonie."

"Tapi aku bukan satu-satunya."

"Kau akan mengerti nantinya apa yang membuat Jungkook berbeda."

"Jungkook?"

"Iya. Kuberi nama dia Jungkook. Jeon Jungkook," kata Bang Si Hyuk seraya menutup kembali tabung kaca yang menjadi tempat ciptaannya tertidur.

***

1 September,

Jeon Jungkook untuk pertama kalinya membuka matanya, tersedak dengan oksigen yang dia rasakan hingga dia terbatuk-batuk dan terasa sesak. Dia memegang dadanya terasa sesak, nafasnya terasa memburu. Wajah pertama yang dia lihat adalah wajah Bang Si Hyuk yang tersenyum teduh padanya.

"Bangun, nak. Jangan panik. Tenang. Kau bisa mengendalikan ini semua, kan?"

Jungkook mendudukkan dirinya seraya Bang Si Hyuk membalut kain besar menutupi tubuhnya. Setelah cukup tenang, Jungkook menatap ke sekelilingnya. Dia berada di sebuah ruangan yang penuh dengan alat-alat aneh dan kabel-kabel besar yang mengerikan. Beberapa sudut terlihat tabung-tabung usang, ruangan itu cukup redup akan cahaya bahkan sumber cahaya hanya berasal dari tabung tempatnya berada dan satu di atas langit-langit.

"Apa kau sudah tenang? Jika, iya, aku akan menyalakan lampu agar matamu terbiasa."

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya kecil. Terlihat Bang Si Hyuk tersenyum begitu lebar melihat bagaimana cepatnya Jungkook dapat merespon kalimatnya. "Tolong nyalakan lampunya."

Ctik!

Semua lampu menyala, Jungkook dapat melihat bahwa laboratorium itu tampak sangat putih dan bersih. Dia pun menyadari bahwa ada 6 pria yang dari tadi berdiri di sudut ruangan memperhatikannya.

"Jangan takut, mereka juga ciptaanku sama sepertimu tapi hanya kau yang satu-satunya yang paling sempurna."

Jungkook sedikit khawatir mendengar kalimat itu. Meski dia belum terlalu mengerti maksudnya, tetapi dia bisa lihat bagaimana reaksi 6 pria yang sedari tadi memperhatikannya dari kejauhan.

GOLDEN DAY | Jeon Jungkook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang