LAHIR

362 53 2
                                    

"Bang, yakin kan tidak membocorkan rencana kita?"

"Ya! Kamu pikir aku siapa, bisa membocorkan hal sepeting ini?!"

"Jangan berisik woi, nanti ketahuan!"

"Hais...seperti bocah kalian semua..."

"Sudah sudah! Ayo cepat selesaikan semuanya!"

"Dia datang! Diam semuanya!"

=============================================

Ping...ping...ping...ping...ping...ping....

Terdengat bunyi dentingan bertubi-tubi dari smartphone yang dipegang Jungkook. Bagaimana tidak, ratusan bahkan ribuan ucapan selamat ulang tahun mengalir dari banyak orang. Mulai dari keluarga, kerabat, teman, kolega, hingga fans yang paling ia cintai, ARMY.

Jungkook membaca ucapan ulang tahun dari ARMY di twitter sambil tersenyum. Ada yang membuat memes, ada yang membuat acara bersama ARMY lain, ada yang membuka penggalangan dana atas namanya, dan mereka bahkan sempat membuat berbagai hashtag perayaan ulang tahunnya menjadi worldwide trending. Jungkook berjanji dalam hati akan terus bekerja keras untuk membalas rasa sayang dan kebaikan ARMY kepada dirinya dan Bangtan.

Tok tok tok

"Sayang? Boleh bunda masuk, nak?" tanya bunda Jungkook dari balik pintu.

"Masuk saja Bunda, pintunya tidak dikunci kok." sahutnya sambil masih membaca dan membalas pesan-pesan yang masuk ke inbox-nya.

"Kamu sedang apa nak? Dari tadi bunda dengar suara berdenting tanpa jeda dari kamarmu." ujar bunda sambil duduk di pinggir tempat tidur anak bungsunya.

"Ini bunda, ucapan selamat ulang tahun dari fans Bangtan, ARMY. Lihatlah! Mereka terus mengucapkan selamat untukku. Aku sangat bahagia, mereka penuh dengan cinta dan perhatian." jawab Jungkook ceria, seraya memperlihatkan layar smartphone-nya.

"Aduh, anak bunda sungguh menjadi public darling! Bunda sungguh bahagia kamu disayangi oleh banyak orang." Ia lalu menatap Jungkook dan memperhatikan anak bungsunya. Kini anaknya telah genap berusia 22 tahun, sudah melewati batas usia dewasa. Masih terlihat jelas di dalam benaknya, Jungkook kecil bermain di pantai sambil mencari kerang laut, dengan mata yang berbinar meminta dibelikan es krim, dan ketika sepuluh tahun lalu dia meminta restu untuk masuk ke agensi hiburan untuk menjadi seorang trainee.

"Bunda? Bunda kenapa? Kok malah melamun?" Jungkook bertanya sambil memperhatikan gerak gerik sang Bunda.

Bunda tersenyum dan menatap Jungkook dengan penuh kasih sayang dan sedikit berkaca-kaca, "Nak, semoga kamu terus diberi kebahagiaan oleh Yang Maha Kuasa. Bunda tidak akan meminta kamu menjadi semakin sukses atau semakin berlimpah rejeki. Bagi bunda, melihat kebahagiaan yang terpancar dari senyumanmu saja sudah cukup."

Jungkook yang sedari tadi kebingungan akan sikap sang bunda, merasa lega sekaligus terharu. Seharusnya dia yang berterima kasih kepada Bunda karena telah merawat dan mendukungnya selama ini. Jungkook pun beranjak dari tempatnya duduk dan memeluk Bunda.

"Bunda, harusnya dek Kookie yang berterima kasih ke Bunda. Terima kasih sudah melahirkan kookie, mendukung Kookie... Semoga di ulang tahun Kookie ini, Kookie sudah bisa membuat Bunda bangga. Anak yang Bunda lahirkan sudah menjadi orang yang berhasil. Terima kasih Bunda atas segalanya..." ujar Jungkook sambil sedikit menahan air mata yang hampir tidak terbendung. Begitu pula dengan sang bunda.

"Duh anak Ayah, sejak kapan kamu jadi seromantis itu? Padahal dulu kamu sangat pemalu dan jarang bicara lho." tanya ayah Jungkook dari pintu kamar, sambil berjalan menghampiri anak dan istrinya yang masih berpelukan. Jungkook langsung melihat ke arah sang ayah dengan tatapan tajam." Ayah, Kookie kan sudah dewasa. Boleh dong jadi lebih bijaksana gitu."

GOLDEN DAY | Jeon Jungkook ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang