Age Gap

4K 270 48
                                    

Sakura bergerak menjauhi area perpustakaan saat ia mendengar langkah kaki laki-laki itu. Ya, setiap berdekatan dengan Sasuke, ia selalu merasa jantungnya berdegup kencang. Bukan karena ia masih memendam rasa kecewa berlebihan setelah penolakan Sasuke hari Minggu kemarin, tetapi ia hanya merasa sungkan. Kenapa harus canggung, Sakura?

Semua orang di kelas mereka tahu bagaimana rasa suka Sakura pada Sasuke sejak mereka bergabung di kelas satu dulu. Mungkin hanya beberapa orang saja yang tahu kalau Sakura telah jatuh cinta pada Sasuke sejak mereka berada di bangku SMP. Cinta monyet yang masih bersemi hingga sekarang. Kini ia sudah duduk di kelas 3 SMA, bahkan sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan. Sialnya, Sakura merasa hilang konsentrasi mengingat penolakan Sasuke lagi.

"Kau masih menghindari dia?" tanya Ino yang membawa jus mangga dan menyeruputnya keras-keras.

"Hmmm, ti-tidak."

"Aku tahu kalau kau berbohong, Sakura."

Ino membuang bekas minuman ke dalam tong sampah dan mendudukkan diri di samping Sakura. Mata gadis berambut merah muda itu masih mengawasi area perpustakaan dari bawah pohon sakura.

"Sebentar lagi memasuki musim semi, apa kau tetap akan menunggu ia melihatmu? Aku bahkan sudah berkencan dengan selusin pria sejak kau tak berhenti memandanginya."

"Ino."

"Ayolah, Sakura. Kenapa tidak mencoba tertarik pada laki-laki lain sih? Coba lihat sekelilingmu!"

"Aku tidak mudah jatuh cinta, Ino."

"Itulah masalahmu. Kau jatuh cinta pada orang yang tidak menyukaimu, Sakura. Kau tahu, bagaimana perasaan Sasuke pada Hinata, bukan?"

Ya, masalahnya memang jelas sekarang. Sakura tahu bahwa ia terjerat rantai cinta tak berujung. Sejak lama Sasuke mendambakan gadis manis yang pendiam dan anggun macam Hinata. Gadis itu berambut panjang sepunggung dan memiliki bola mata sebening awan putih. Dibandingkan Hinata, Sakura merasa mengkerut seketika. Lucunya lagi, Hinata seperti tidak menyukai Sasuke meskipun mereka juga berteman akrab. Orang yang disukai Hinata adalah Naruto. Pemuda bodoh yang bandel, cerewet, pecinta ramen dan...penggemar berat Sakura.

"Hei, Sakura-chan. Aku mencarimu di mana-mana. Okaasan memberikan bekal telur mata sapi untukku. Apa kau sudah sarapan?"

Sakura menatap jengkel pada Naruto yang selalu mengekor dirinya ke mana-mana. Ia tidak kapok meskipun Sakura pernah mengerjainya habis-habisan. Naruto tidak menyerah seperti ia yang tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta Sasuke. Benar-benar rantai yang tidak berujung, bukan?

"Aku sudah kenyang, Naruto."

"Bagaimana kalau kita makan siang bersama nanti?"

Sakura memutar bola mata bosan. "Kau melakukannya setiap hari, Baka."

"Ya, aku selalu mengikutimu makan siang di kantin, tapi kau membencinya setiap hari."

"Aku tidak membencimu, Naruto, tapi..."

Di seberang sana, Sasuke terlihat tengah menyapa Hinata dan berjalan beriringan keluar dari perpustakaan bersama. Kenapa ia  merasa dadanya agak sesak? Hadeeeh, Sakura, bodoh benar kau!

***

"Aku sudah bilang padamu untuk mencoba melirik laki-laki lain. Ada banyak cowok yang memperhatikanmu di sekolah, Sakura."

"Jangan menyebut Naruto, Ino."

"Bukan, aku tahu kalau kau tidak menyukai cowok itu. Sebenarnya Naruto tidak jelek-jelek amat."

"Aku tidak bisa menganggapnya lebih dari teman."

"Baiklah, bagaimana dengan...."

"Aku tahu kalau kau akan menyebut nama Lee. Dia sudah mengucapkan cinta padaku entah keseratus kalinya sejak kita masuk SMA."

Random StoryWhere stories live. Discover now