Bab 8

6K 288 17
                                    

-Selamat Menikmati-

*

"Hari ini kamu mau pergi lagi, Tha?"

Aletha menoleh menatap Rani yang baru saja duduk disebelahnya. Pagi ini mereka berdua sarapan berdua.

"Iya, Ma,"

"Sama Risky lagi?"

Aletha menggeleng. "Baru juga kemarin jalan sama Risky Ma."

"Terus mau keluar sama siapa?"

"Sendirian, hehe,"

Rani menggelengkan heran. Semenjak bersama Risky, Aletha memang sudah jarang sekali menghabiskan waktu sendirian. Cewek itu selalu ditemani oleh Risky. Bahkan saat Risky jauh, Aletha keluar harus bersama sahabatnya.

"Kamu harus hati-hati ya kalau pergi sendirian."

"Ma, umur Letha udah hampir duapuluh satu tahun, Letha bisa jaga diri."

"Iya sayang, Mama percaya kamu."

Aletha mengambil ponselnya, mengirim sebuah pesan teks pada Risky.

AlethaNovianggita
Hari ini aku me time. Jangan lupa isi perut kamu ya. gak usah khawatir, aku bisa jaga diri.
satu empat tiga<3

Setelah mengirim pesan tersebut, Aletha kembali ke kamar, mengambil tasnya. Cewek itu pamit pada Rani, lalu menghampiri Ojol yang sudah menunggunya di depan gerbang rumah.

Hari ini Aletha ingin ke kedai kopi, ia sudah membawa laptop dan Novelnya supaya ada yang menemaninya nanti.

Kadang setiap orang butuh waktu untuk sendiri, walaupun tidak ada masalah apapun. Cewek itu berjalan memasuki kedai sambil membawa tas laptop.

"Es Kopi Susu Jelly, satu ya mas," kata Aletha memesan.

Barista itu mencatat pesanan Aletha.
"Jadi tigapuluh ribu, kak,"

Aletha memberikan uang limapuluh ribuan, setelah sudah dikembalikan oleh Barista, cewek itu mencari bangku yang nyaman.

Ia membuka laptopnya, kembali menjadi dirinya. Aletha memang suka menulis cerita, tetapi untuk dirinya sendiri, tidak untuk dibaca orang lain.

"Silahkan diminum kak," ujar Barista sambil meletakkan kopi di meja Aletha.

"Terimakasih,"

Aletha menyukai kedai kopi ini. Lagu-lagu yang selalu menenangkan, tempat yang selalu mampu mengertinya. Semenjak Risky kuliah di Melbourne, Aletha memang sering kesini. Di tempat ini dia tidak merasa sendirian.

Sudah hampir satu jam ia berada disini, tangannya terus menari-nari diatas keyboard laptop, mengeluarkan segala ide yang muncul di otaknya. Sudah tiga gelas kopi yang menemaninya. Ia tidak ingin memakan apapun.

"Aletha?"

Aletha menoleh ke samping, seorang cowok berbadan tinggi tersenyum ke arahnya. Ia tidak asing dengan orang itu.

"Anas?"

Cowok yang bernama Anas itu mengangguk, ia menunjuk kursi disebelah Aletha.
"Gue boleh duduk sini?"

"Silahkan,"

"Lo apa kabar Tha? Udah lama banget kita gak ketemu," ujar Anas. Bibirnya terus saja tersenyum.

Aletha tersenyum canggung, sejujurnya ia kaget melihat Anas ada dihadapannya saat ini.

"Kabar baik, hmm-- lo sendiri, apa kabar?"

Dear Aletha 2 [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang