2"Khawatir"

2.1K 154 2
                                    

Kim Yoongi sangat menyayangi adiknya. Namun karena pekerjaannya, membuat dirinya jarang sekali menemani Seokjin.

Yoongi sedang mempersiapkan beberapa hal untuk rapat pemegang saham besok.  Hanya saja,  pikiran Yoongi terganggu.  Ia teringat dengan perkataan adiknya tadi. Kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di pikirannya.

“Jika aku seperti anak itu bagaimana hyung? apa hyung juga akan meninggalkanku karena malu?”

Yoongi berpikir,  bagaimana jika adiknya sendiri yang mengalami penyakit itu? apa ia sanggup menerima kenyataan itu? atau ia bahkan meninggalkanya karena malu? 

Ketika rapat selesai. Yoongi bergegas untuk pulang ke rumah. Namun sebelum pulang, ia pergi ke sebuah toko game center lebih dulu. Ia membelikan Seokjin sebuah game keluaran terbaru. Kemudian ia kembali ke rumah.

Karena rapat tadi, ia pulang ke rumah sudah mulai subuh. Yoongi langsung menemui adik kesayangannya di kamarnya.

Yoongi membuka pintu kamar Seokjin. Dirinya melihat sang adik yang tertidur dengan pulasnya. Ketika Yoongi menghampirinya.  Bola matanya membesar. Ia terkejut karena melihat dagu Seokjin di beri perban. Sebenarnya apa yang terjadi pada adiknya itu?. 

Ia mencium kening sang adik. Sebelum ia pergi meninggalkan kamarnya,  "Mimpi yang indah Jin. Hyung sayang padamu” ucapnya pelan.

Kemudian Yoongi ke luar dari kamar Seokjin,  dan tak lupa menutup pintu kamarnya perlahan-lahan.

-
-
-

Keesokkan harinya

Seokjin menggeliat.  Ia membuka matanya perlahan-lahan sambil mengumpulkan seluruh nyawanya.

Ia merentangkan kedua tangannya,  juga masih menguap.  Kedua kakinya, ia pijakkan di lantai.  Seperti kebiasaannya sehari-hari,  Seokjin selalu membuka  jendela kamarnya, hanya untuk sekedar menghirup udara segar di pagi hari.

"Hm --- segar sekali" gumamnya.

“Ke kamar hyung ah…”

Seokjin melangkahkan kakinya menuju kamar Yoongi,  dan ia membuka pintu kamarnya yang sengaja tidak di kunci Yoongi. Karena ia tahu, jika setiap pagi, adiknya akan selalu menemuinya hanya untuk membangunkannya.

“Hyung --- bangun……” ujarnya terdengar manja

“Hyung ~~~"

Seokjin mengguncang-guncangkan tubuhnya. Namun Yoongi masih mengantuk,  dan dirinya malas untuk bangun.

Seokjin terus mencari cara untuk membangunkan sang kakak dengan memaksa membuka kelopak matanya. Namun Yoongi justeru merapatkan kedua matanya, dan masih tetap malas bangun.

Seokjin tak kehabisan akal. Ia kemudian  memencet hidung Yoongi,  hingga akhirnya sang kakak terbangun.

“Yak!!” dengus Yoongi, dan melepaskan jari Seokjin dari hidungnya.

Seokjin tertawa penuh kemenangan. Karena sang kakak akhirnya bangun juga. Yoongi yang gemas, ia justeru mencubit pipi adiknya.

“Kau membuatku hampir tidak bisa bernapas”

“Hyung! Pipiku sakit." keluhnya.

Yoongi melepaskan cubitannya, lalu mengelus pipi Seokjin dengan lembut.

"Aku kan sudah bangunin pelan, tapi hyung masih malas. Makanya ku bangunkan seperti ini” sambung Seokjin.

“Baiklah...maaf.  O iya, dagumu kenapa?” Tanya Yoongi.

“Oh --- ini...” Seokjin memegang dagunya.

"Ini karena aku tidak hati-hati, makanya terhantup ujung meja waktu mengambil bukuku yang terjatuh ke lantai” bohong Seokjin.

"Fighting!  My Brother" (YOONJIN BROTHER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang