7"Pungsi Lumbal"

228 17 6
                                    

Yoongi memeluk erat adiknya, "Jaga dirimu. Jangan begadang. Jangan main game hingga larut malam. Kau harus jaga kesehatanmu, dan juga beri kabar padaku apapun yang kau lakukan selama hyung tidak di rumah" pesannya.

Seokjin mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh kakaknya. Yoongi mengelus kepala adiknya, ia juga mengecup kening Seokjin sebelum pergi.

"Hyung... Jaga dirimu di sana,"

"Ah... Kenapa aku memiliki perasaan yang tidak enak mengenai hasil kesehatanku" batinnya.

Ia memandangi sang kakak yang sesekali menoleh dan terlihat berat untuk meninggalkannya. Namun ia berusaha tersenyum lebar  padanya. Kini Yoongi dan Namjoon hilang dari hadapannya. Ia berbalik melangkahkan kakinya ke luar bandara.

_

_

_

Ke esokkan harinya. 

Hari ini Seokjin memiliki jadwal untuk menjalani test lanjutan. Ia duduk di depan Siwon yang menatapnya sendu. Seokjin berpikir kemungkinan besar yang akan disampaikan oleh Siwon adalah beritu buruk baginya. 

"Jin..." ucapnya lalu terdiam sejenak. 

"Dok...apakah penyakit saya parah?" tanyanya.

"Saya belum bisa memastikan, namun sebelum melakukan test lanjutan...saya ingin bertanya -- apakah sebelumnya kamu ada mengkonsumsi obat?" tanyanya. Seokjin menggeleng,"Tidak ada , dok" jawabnya.

"Baiklah. Kalau begitu, untuk hari ini saya memintamu untuk menginap di rumah sakit, agar kamu bisa beristirahat," ujarnya. Seokjin terlihat bingung, Siwon mengerti arti tatapannya,"hari ini bukan hanya test fisik yang kamu lakukan, tetapi juga pungsi lumbal. Maka dari itu saya memintamu untuk menginap sehari di rumah sakit," ia memberi penjelasan padanya. 

"Pungsi lumbal?" batinnya.

"Mari ikut saya," ajaknya dan Seokjin menurut saja. 

Siwon mengajaknya untuk menemui dokter syaraf yang merupakan teman karibnya di rumah sakit ini. Seokjin menghentikan langkahnya sejenak," Dok..."panggilnya. 

Siwon berbalik menatapnya,"Tolong jangan beritahu pada Yoongi hyung jika aku menginap di rumah sakit, dan...jika hyung ku bertanya...tolong katakan jika aku baik-baik saja," pintanya.

"Iya," Siwon mengiyakan permintaannya. Seokjin tersenyum lega.

-

-

-

Di lorong rumah sakit, Jungkook duduk menyendiri. Ia terlihat bimbang setelah melihat Seokjin masuk ke bagian Neurologi. Ia teringat saat dirinya juga bertemu Seokjin semalam. Ia benar-benar tidak tenang. 

"Aku harus tahu yang sebenarnya," gumamnya, kemudian beranjak dan berjalan menuju bagian Neurologi.

Jungkook menghentikan langkahnya dan diam bergeming di tempatnya berpijak. Ia memberanikan diri untuk masuk ke dalam, "Jungkook?" tanya Siwon. Dirinya bingung dengan kehadiran Jungkook yang merupakan juniornya di ruangan ini.

"Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya.

"Apa yang terjadi padanya?" tanya Jungkook pelan. Ia tak melepaskan pandangannya dari Seokjin yang sedang dalam posisi berbaring miring dengan lutut yang di tekuk. Terlihat seorang dokter memasukkan jarum ke punggung bawah di antara tulang belakang yang berisi cairan serebrospinal, kemudian dikumpulkan dalam tabung kecil. Jungkook tidak tega melihat Seokjin dalam posisi tersebut. Ia yakin jika sesuatu terjadi padanya. 

"Fighting!  My Brother" (YOONJIN BROTHER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang