10" Sepi"

44 10 6
                                    

"Hyung..." panggilnya. Namun Yoongi hanya berhenti sejenak tanpa menoleh, kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Seokjin tampak bingung akan perubahan sikap Yoongi padanya.

"Apa aku ada salah padamu, hyung? kenapa hyung seakan tidak mendengarku?" gumamnya.

-
-
-

Yoongi menuruni anak tangga. Ia tahu bahwa dirinya telah menyakiti perasaan adiknya dengan cara menghindarinya.

Yoongi belum siap melihat di depan matanya akan perubahan fisik adiknya. Berkali-kali ia menyeka air matanya.

Kini Yoongi segera menaiki mobil mewahnya untuk pergi ke kantor. Ia tidak tahu jika adiknya memandangi kepergiannya dari jendela kamar.

"Apa kau marah padaku, hyung?"

"Apa...karena hyung sudah tahu tentang penyakitku?" Seokjin bicara seorang diri di dalam kamarnya.

Sepi...

Seokjin merasa sangat kesepian saat ini. Ia tidak pernah berpikir--jika diacuhkan oleh Yoongi sangat menyakitkan hatinya.

"Apa aku akan lumpuh,Dok?"

"Apa penyakitku benar-benar tidak ada obatnya?"

"Tidak bisakah Dokter membantuku untuk sembuh?!!!"

Siwon mendekap Seokjin dalam pelukannya. Dirinya sangat mengerti posisi Seokjin yang menderita penyakit gangguan saraf tersebut.

"Jika Yoongi hyung tahu...apakah Yoongi hyung masih bisa menerima kenyataan bahwa aku akan lumpuh?" ia menangis di pelukan Siwon.

"Bagaimana...jika Yoongi hyung tidak bisa menerimanya Dok?"

"Jangan berpikir negatif mengenai kakakmu, Jin. Saya yakin...kakakmu akan tetap menerimamu dalam kondisi apa pun"

Seokjin terduduk lemas di lantai kamarnya. Ia menangis terisak-isak. Meskipun Siwon meyakinkan dirinya, namun ia tahu...kakaknya pasti berat menerima bahwa ia akan segera lumpuh.

-
-
-

Di salah satu ruang mess khusus dokter yang bertugas. Seorang pemuda tampan sejak tadi terlihat mondar-mandir hingga membuat dua rekan kerjanya tampak bingung, karena sejak mereka masuk ke mess untuk istirahat--mereka melihat Jungkook yang gelisah.

"Nanti saja kau hubungi lagi, Kook" itu suara Jimin yang menegurnya.

"Aku khawatir padanya Jim. Entah kenapa beberapa hari ini perasaanku selalu tertuju pada Seokjin. Aku takut jika terjadi sesuatu padanya," jawabnya.

"Sebaiknya kau coba hubungi lagi nanti malam. Siapa tahu ponselnya aktif," saran tersebut dilontarkan oleh Taehyung yang mengerti betapa sayangnya Jungkook pada Seokjin.

"Taehyung benar. Siapa tahu juga Seokjin pergi bersama kakaknya. Kau tunggu saja kabar darinya," sambung Jimin yang menyampaikan kemungkinan ponsel Seokjin tidak bisa dihubungi.

"Ayo kita makan dulu. Sejak semalam kau tidak makan. Jangan sampai kau jatuh sakit" nasehat Jimin padanya.

Jungkook mengembuskan napas beratnya. Lalu ia duduk bersama kedua rekan kerja sekaligus sahabatnya itu untuk makan bersama.

-
-
-

Yoongi tampak uring-uringan. Tumpukan berkas di mejanya belum ia sentuh. Tangan kanannya memegang kursor, dan tampak dirinya sedang membaca beberapa artikel mengenai penyakit adiknya.

Ataksia

"Kesulitan mengendalikan motorik..."

"Kesulitan bicara..."

"Cacat...permanen?" gumamnya ketika membaca kemungkinan terbesar yang akan dialami oleh penderita.

"Siapa yang cacat?" Yoongi begitu terkejut sewaktu Hoseok yang tiba-tiba bertanya padanya, dan di belakangnya ada Namjoon yang berdiri juga wajahnya tampak kebingungan akan gumamam Yoongi barusan.

Yoongi bahkan tidak sadar jika Hoseok datang menemuinya. Ia segera beranjak dan sedikit membungkuk untuk memberi hormat padanya.

"Siapa yang cacat?" Hoseok mengulang pertanyaan padanya.

"Ah...saya hanya membaca artikel yang muncul di beranda saya," bohongnya.

"Oh. Aku pikir kau yang akan cacat," ucapnya dengan nada terdengar merendahkan.

"Bukan..." sahut Yoongi sekenanya.

"Aku tidak suka jika ada yang cacat di sekitarku! karena hanya akan menyusahkan dan membawa sial! aku tidak suka jika kesialan itu membawa pengaruh buruk dalam pekerjaan kita!" Hoseok menekan setiap ucapannya.

Inilah yang Yoongi pikirkan...ia tidak ingin jika pekerjaannya berdampak buruk jika orang lain tahu bahwa adiknya cacat.

"O iya. Besok malam, saya ingin mengadakan pesta atas keberhasilan proyek yang kalian kerjakan. Dan...aku ingin pesta di lakukan di rumahmu"

Yoongi seakan bermimpi buruk. Bola matanya membesar, ia benar-benar terkejut akan kalimat yang diucapkan Hoseok barusan.

"Apa kau mendengarku?" tegurnya.

"Iya," jawabnya.

"Tapi...kenapa tidak di hotel saja?" tanyanya keberatan.

"Aku tidak suka dibantah!" ucap Hoseok dengan begitu angkuhnya.

"Baik," ucap Yoongi terpaksa setuju.

-
-
-

Seokjin mengenakan sweater rajut berwarna putih tulang. Ia duduk di depan meja belajarnya. Ia baru teringat akan tugas matematika yang harus ia kumpul, yang sebenarnya harus dikumpulkan kemarin. Saat ini kondisi demamnya sudah mulai turun setelah beberapa menit lalu ia meminum obat penurun demam.

Seokjin mulai menulis jawaban dari soal yang sangat mudah baginya. Awalnya tulisannya terlihat rapi seperti biasa, namun ia merasakan jari-jarinya mulai kaku hingga ia merasa kesulitan untuk menulis. Tulisannya terlihat mulai tak tertata.

Air matanya menetes saat ia memperhatikan perubahan dari tulisannya. Ia memukul punggung tangan kanannya dan merutuki dirinya sendiri, "Penyakit sialan!!! sekarang kau juga membuatku sulit menulis!!!"

Seokjin menghambur barang-barang di depannya. Ia berteriak, kemudian terduduk di lantai.

"Hyung --- coba hyung lihat anak ini. Kasihan sekali ya hyung? Kakak dari anak itu baik sekali"

"Iya sih....tapi kalau aku jadi kakak-nya, aku pasti pergi meninggalkan anak itu sendirian"

"Kenapa hyung? apa hyung malu?"

"Tentu saja aku akan malu sekali jika memiliki adik seperti anak itu. Syukur saja kau tidak seperti anak itu"

"Jika aku --- seperti anak itu bagaimana hyung? apa hyung juga akan meninggalkanku karena malu?"

"Kamu itu bicara apa sih! Hyung tidak suka kamu bicara seperti itu

Semua kalimat itu kembali memenuhi memorinya. Ia teringat akan ekspresi Yoongi yang menatap jijik pada anak di dalam video yang ia tunjukkan pada kakaknya kala itu.

" Apa...kau akan meninggalkan ku hyung?" tangisnya.

bersambung

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 18 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Fighting!  My Brother" (YOONJIN BROTHER) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang