01

11.6K 94 0
                                    

Budayakan Vote dulu sebelum baca ya sayang. Vote gratis, dan jadi penyemangat dan mood boster paling ampuh buat aku.

Selamat membaca.

(Milly Barmiasji)

(Milly Barmiasji)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___***___

Dua tahun kemudian.

"Hai."

Milly menengadahkan wajahnya. Menatap pria yang sudah berdiri di sampingnya. Pria yang telah 2 tahun menghilang dari hidupnya. Pria yang dulu membuatnya jatuh cinta sekaligus patah hati. "Hai." Milly kembali menatap meja bartender, menghindari tatapan mata yang masih mampu menarik hatinya.

"Boleh aku duduk?"

Milly melirik sedikit. "Perlu aku jawab??"

Kennan tersenyum. Ya, dia Kennan, pria yang menjadi masa lalu, tapi satu-satunya penghuni hati hingga kini. Kennan duduk di samping Milly. "Long time no see."

Milly tersenyum tanpa menatap mata yang terus menatapnya.

"I miss you," lanjut Kennan.

Milly meneguk wine nya, dia memerlukan keberanian untuk hanya sekedar menatap matanya saja. "Bagaimana kabarmu? Aku dengar kamu akan menikah?" Akhirnya Milly memberanikan diri bertanya dan menatap pemilik hatinya.

Kennan tersenyum. "Ya, 2 minggu lagi aku menikah."

"Selamat. Semoga kau bahagia." Milly tersenyum tipis.

Kennan menunduk sesaat. "Jika bukan denganmu, aku tidak bisa menjamin aku bisa bahagia."

Sontak pernyataan itu membuat Milly merasakan sesak di dadanya, gadis itu menghilangkan senyum di bibirnya seketika. Dia menghela napas berat, dan kembali menatap gelas di genggamannya. Jika menuruti kata hatinya, dia ingin menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Kennan. Milly tersenyum miris. "Begitukah?"

Kennan mengangguk, lalu tersenyum. "Kau masih mau, jika aku ajak menikah?"

Milly tersenyum. "Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban." Milly meraih mantel yang bersandar di kursi, lalu mengenggam tas tangan. "Aku pergi." Gadis itu berdiri.

"Tunggu." Kennan meraih tangan Milly. "Jangan pergi. Aku ingin bersamamu. Aku sangat merindukanmu."

Milly berbalik menatap Kennan. "Aku tahu. Dan aku harus menghindari itu." Milly melirik ponsel Kennan yang diletakannya di meja. Lampu ponsel menyala, ada panggilan masuk. Terpampang Tunangan di sana. "Tunanganmu." Sambil mengangkat alis dan mata mengarah pada ponsel.

Kennan tidak bergeming. "Aku tidak perduli. Aku hanya ingin bersamamu saja. Aku mohon," lanjut Kennan lirih.

Milly membeku. Hati dan pikirannya sedang bergejolak, ingin pergi, namun juga ingin tinggal.

Memories In The Future (Repost)☑️ ADA DI EBOOK, NOVEL LIFE, HINOVEL, BABELNOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang