Prolog

93 12 1
                                    

"Pokoknya Risa gak mau!" ucap gadis yang bernama Risa lantang. Matanya memerah karena terus menangis menahan emosi.

"Ini demi kebaikan kamu Risa!" ucap Adam-Ayah kandung Risa Saranh'yan.

"Tapi Risa gak mau ninggalin papa sendiri dirumah!" Risa tetap pada pendiriannya. Tidak akan meninggalkan papanya sendiri dirumah yang cukup besar ini.

"Justru Papa yang gak mau ninggalin Risa sendiri! Papa ini jarang pulang! Sering keluar kota. Tolong mengerti Risa! Mama kamu itu udah gak ada! Gak akan ada yang jagain kamu disini sekarang!" ucap Adam menjelaskan. Ia terduduk di sofa menahan dadanya yang terasa sakit akibat banyak mengeluarkan emosi.

Risa terus menerus menangis sesegukan. Ia pun ikut terduduk disebelah sang Ayah. Ia memeluk Ayahnya erat. Tahu jika sudah keterlaluan karena membentak Ayahnya secara keras. Adam mengelus rambut panjang sang anak.

"Tolong mengerti Risa... Papa cuma pengen kamu lebih baik lagi. Papa kayak gini karena sayang sama kamu. Papa ini kerja keluar kota ataupun keluar negeri karena kamu. Kamu ini anak papa satu-satunya. Cuma kamu keluarga papa yang tersisa."

"Papa cuma pengen kamu masuk pesantren. Biar kamu bisa mandiri. Papa ini sudah setengah baya. Papa gak mau kalau Risa kenapa-napa dirumah. Kamu ini sudah menginjak usia remaja. Papa takut kalau kamu melakukan suatu hal yang membuat papa kecewa." nasihat itu ditujukan untuk Risa. Risa tak bisa menahan air matanya. Ia tak bisa berkata-kata. Terlalu sakit menerima kenyataan pahit ini.

"Tapi Risa gak mau." ucap Risa sesegukan. Masih tak bisa meninggalkan sang Ayah sendirian dirumah. Memang jika ayahnya ini jarang pulang. Tetapi yang Risa takutkan adalah, jika ayahnya pulang, ia tidak bisa bertemu dengan sang pria setengah baya itu. Risa tak bisa membuatkan papanya makan. Ataupun yang lainnya.

"Kamu harus mau! Kalau kamu gak mau, Papa akan menitipkan kamu ke paman Heru!"

"Risa gak mau sama dia! Heru itu orangnya galak. Risa gak mau!"

"Ya sudah kalau kamu gak mau, kamu harus mau pesantren! Papa janji, jika Papa ada waktu, Papa akan mengunjungi Risa."

"Beneran?" Risa mendongak. Menatap sang Ayah. Adam mengangguk.

"Papa janji!"

"Ya udah kalau gitu Risa mau!" Risa mencium pipi sang Ayah lalu tersenyum manis. Ia kembali memeluk sang ayah. Setelah itu, Risa meninggalkan sang ayah. Ia pergi ke kamar tidur miliknya.

Adam tersenyum. Ia pasti sudah bisa menebak perubahan sikap anak gadisnya. Suasana hati Risa terlalu mudah untuk di rubah.

•••

Awokwok

Awokwok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
IRIS || CRPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang