1|2

60 10 0
                                    

"Semuanya udah kamu siapin?" tanya Adam pada Risa. Sekarang, mereka berdua berada dikamar Risa. Membereskan seluruh barang-barang yang akan dibawa. Mulai dari pakaian, alat untuk mandi, masker wajah, lip stik, lip balm, lip tin, bedak, parfum, pelembab, hand body, dan masih banyak lagi kebutuhan perempuan yang Risa bawa. Jika kalian menganggap Risa sok cantik, maka memang benar.


Risa tak ingin jika mukanya jelek. Karena menurutnya, jika muka Risa jelek, ia tak bisa mendapakan laki-laki tampan.

Dan, jika sudah berada disana, Risa akan berjalan-jalan terlebih dahulu. Berniat untuk menjahili orang-orang yang sedang melakukan aktivitasnya.

"Udah!" Adam menggelengkan kepalanya. Anaknya ini sungguh aneh. Padahal Risa tidak akan berlibur. Tapi ia malah membawa peralatan yang mungkin tidak akan berguna disana.

"Ya sudah, ayo!"

"Oke!"

Risa terdiam sebentar. Ia menatap sang Ayah. Adam yang merasa diperhatikan, menoleh.

"Kenapa?" tanya Adam. Heran melihat putrinya seperti itu.

"Emm... Tapi Pa, gimana kalau disana Risa gak punya teman?"

"Insyaallah Risa bakalan punya banyak teman."

"Beneran?"

"Iya Risa sayang. Udah ah, ayo. Nanti telat!" Risa tersenyum mendengar jawaban dari Adam. Mudah sekali bukan?

Adam berjalan dengan membawa satu koper. Ia berhenti didepan pintu. Menatap Risa yang sedang ingin membawa salah satu koper lainnya.

"Ah, iya. Pakai hijab kamu sekarang!" ucap Adam melihat anaknya yang belum memakai hijab atau kerudung. Risa melihat kerudung hitam yang menggantung dilehernya.

"Nanti aja ya, gerah soalnya." rengek Risa tak mau memakai hijabnya.

"Ya sudah, nggak apa-apa. Tapi nanti kalau udah sampai jangan lupa di pakai ya? Dan, kamu harus terbiasa memakai hijab jika sudah ada disana! Oke?"

"Oke!" Risa mengacungkan jempolnya.

Mereka segara menuju pesantren yang akan ditempati Risa. Pesantren yang akan ditempati Risa berada cukup jauh dari perkotaan. Tapi fasilitas yang disediakan sangat lengkap seperti pesantren di daerah perkotaan.

Fasilitasnya cukup membuat orang senang. Karena disana diperbolehkan memainkan handphone. Tapi sesuai jadwal yang ditentukan.

Setiap kamar diisi oleh 2 orang. Gedung kamar laki-laki dan perempuan dipisahkan antara jarak 50 meter. Diantara gedung laki-laki dan perempuan, ada sebuah masjid yang sangat luas. Masjid itu memanjang hingga seperti dinding pembatas bagi gedung kamar laki-laki dan perempuan.

Tak banyak orang yang bisa masuk kesini karena akan melewati tahap seleksi. Seperti hafalan Qur'an, sifat, nilai spiritual, dan lainnya.

Aneh jika Risa bisa masuk ke pesantren ini. Karena di sekolahnya dulu ia tidak berhijab. Nilai spiritualnya pun cukup rendah. Karena sifat Risa tergantung oleh suasana hatinya.

Risa masuk ke pesantren ini karena sang pemiliknya adalah seorang teman lama dari Adam. Adam pernah menempati pesantren ini. Karenanya ia mendapatkan teman dari sang pemilik pesantren. Sungguh beruntung.

Mereka sudah berada dalam mobil. Adam melajukan mobilnya secara standar. Perjalanannya akan sangat jauh. Oleh karena itu, Risa membawa sangat banyak makanan ringan. Ada dua kantong kresek besar makanan dan minuman yang dibelikan Adam.

IRIS || CRPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang