chapter 2 : kekecewaan

84 2 0
                                    

Aku masih sibuk berkutat dengan laptop dan buku tebal milik perpustakaan.Aku melihat Adit dia tampak diam dan hanya memainkan handphone nya,Mungkin karena ia tak ingin mengangguku.Sebenarnya aku sudah bosan berkutat dengan laptop,aku ingin mendengar Adit bercerita,tentang Korea Selatan,bagaimana dia makan,bagaimana dia beribadah,siapa saja temannya aku ingin tau itu semua.Akhirnya aku memutuskan untuk mulai bicara.

"Adit....Aku bosan...Ceritakan sesuatu aku ingin mendengarmu bercerita" Kataku

"hahahahah...Jika seperti ini kapan kamu lulusnya baru juga satu jam,sudah lelah.Tapi jika cerita membuat mu semangat ok aku cerita,tapi tentang apa?"

Baru satu jam katanya...Heh...aku sudah menatap layar laptop 2 jam yang lalu dan dia bilang satu jam.

"Bagaimana tentang Korea...Di mana kamu bekerja mungkin?atau apa kau punya teman di sana? Atau apa saja lah aku hanya ingin mendengar cerita"

"Aku sudah menebak itu...Kamu akan bertanya tentang korea.Mara...Korea tidak seindah drama yang kau liat setiap hari,itu jauh berbeda.Aku sudah merasakannya.Yang satu ini misalnya aku naik subway untuk pulang setelah bekerja..Tiba-tiba ada orang yang menyuruhku berdiri dengan kasar,aku bersikap tak acuh dan dia berkata kasar 'Ssibal(Fuck)' seketika aku marah tapi aku harus berdiri karena stasiun pemberhentianku sudah dekat.Dia pikir dia siapa bisa seenaknya menyuruhku berdiri dari tempat duduk yang aku dapatkan dengan susah payah dan dia juga seenaknya memakiku mungkin dia pikir aku tidak tau bahasa mereka,jadi dia seenaknya memakiku"

"hah!!!! Beneran???Aku tidak menyangka orang korea bisa seegois itu"

"Kalau tidak percaya ya sudah...Aku juga tidak peduli aku hanya bercerita" jawabnya.Tampaknya dia kesal

"Ayolah Adit jangan kesal.Iya...aku percaya. Ayolah aku ingin mendengar ceritamu lagi" Aku memohon.

"Hmmm..iya"
****
Tiba-tiba ponsel Adit berbunyi.Aku tidak tahu siapa yang telfon,tapi aku yakin dia adalah orang yang istimewa.Terbukti raut muka Adit menunjukkan rasa senang.

"Yeoboseyo"Kata Adit sambil memberikan bahasa isyarat yang artinya dia ingin keluar.Aku mengangguk.

(Ini percakapan yang terjadi di luar)
"Oppa..." Kata orang di seberang telfon

"Wae ulgo issneun ji?(Kenapa kamu menangis)" Kata Adit

"Neo ttaemun-e-ul-eo(Aku menangis karena kamu)"Kata seseorang di seberang telfon

"Mianhae(maafkan aku)"Jawab Adit

"Na hante wae ilae?(Kenapa kamu melakukan ini padaku),Wae tteonass-eo?(Kenapa kamu Pergi)" Tangis seseorang di seberang telfon

"Nae dosiga geuliwo(aku rindu kotaku)...Mianhae" Jawab Adit

"Oppa,Bogosipeo(Aku rindu kamu)" Kata seseorang di seberang telfon

"hahahaah...nado(aku juga)" Kata adit sambil tersenyum.

****
Adit pun kembali.Aku penasaran siapa yang baru saja menelponnya.Raut mukanya langsung berubah.Berubah senang.

"Siapa? Setelah menerima telfon raut mukamu berubah?"

Dream and Destiny in KOREATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang