Part 8

111 10 2
                                    

"Pagi neng Melly," sapa Fajar dan kawan-kawan. Senyum lebar khasnya memaksa Melly mau tidak mau ikut tersenyum. Tapi matanya masih jelalatan ke dalam kelas Jojo untuk mencari anak itu. Sesekali ia juga mengedarkan pandangannya ke sekeliling sekolah. Siapa tau ada.

"Lu nyari siapa? Aa' disini," celetuk Fajar dengan pedenya. Melly malas menanggapi.

"Lu kok jutek gitu sih? Gue kan cuma nanya."

Oke. Melly akhirnya menatap Fajar dan kawan-kawannya. Ia tersenyum ramah dan menjawab, "Maaf ya aa', gue gak lagi nyari siapa-siapa kok."

"Gak nyari siapa-siapa tapi dari tadi mata lu kemana-mana. Siapa deh ntar gue bantu cari," kata Fajar sambil menaikkan kerah seragamnya seolah mengatakan bahwa ia bisa diandalkan.

"Selama disini, kalo neng Melly butuh apa-apa,  ngomong aja sama aa'. Pasti aa' bantuin."

Belum membalas, Melly diselamatkan dengan kedatangan Ginting dan Mitzi.

"Hai, Mel," sapa Mitzi.

Fajar beringsut mundur. Ekspresi cerianya berubah suram ketika Mitzi tersenyum menyapanya juga. Ia tidak membalas dan langsung berukar posisi dengan Ricky. Melly melihat pergerakan itu dan tidak mengerti. Oh, untuk masalah satu ini Melly memang belum tau. Fajar sebenarnya pernah naksir berat dengan Mitzi. Ia mengubah dirinya menjadi anak santun selama sebulan demi menarik perhatian Mitzi. Tapi begitu ia punya nyali menyatakan cinta, ia ditolak. Mentah-mentah, persis di depan anak-anak, di lapangan basket. Malunya masih terasa sampai sekarang. Ia pun mengajak teman-temannya menjauh.

"Mel, aa' pergi dulu ya. See you!!"

Melly tersenyum kecut. Fajar lucu sih, anaknya juga gak aneh-aneh kok. Tapi sikap jahil dan suka gombalnya membuat Melly risih.

"Lu nyari siapa? Jojo?" tanya Mitzi to the point. Melly jadi kikuk. Ia garuk belakang kepalanya lantas tersenyum.

"Dia gak masuk, Mel. Sakit kata mamanya."

Jawaban dari Ginting sukses membuat mata Melly membulat.

"Sakit apa? Terus dia gimana sekarang? Di rumah sakit atau gimana?"

Ginting dan Mitzi senyum. Melly kalau sudah panik tidak bisa mengendalikan diri.

"Santai, Mel. Jojo gak kenapa-kenapa. Cuma demam karena kemaren pulang kehujanan. Dia juga sih yang bego. Udah tau hujan bukannya neduh malah terus pulang. Sakit kan sekarang."

Melly mengangguk paham. Mungkin karena itu juga pesannya tak dibalas.

"Mau jengukin bareng gak?" tawar Ginting begitu saja. Melly lagi-lagi dibuat kaget dengan pasangan di depannya ini. Mereka tidak suka basa basi. Kalau bicara langsung pada inti. Tanpa malu-malu.

"Ikut yuk, Mel. Daripada lu gelisah sendiri mikirin dia mending ikut kita jengukin. Ntar disana bisa kok kita kasih kalian waktu berdua," ujar Mitzi yang semakin membuat wajah Melly memerah.

"Tapi.."

"Udah...santai aja. Gak usah malu. Pokoknya nanti pulang sekolah ikut kita ke rumah Jojo."

Melly tak diberi kesempatan menolak. Ginting dan Mitzi sudah masuk ke dalam kelas mereka dan tak lama bel masuk pun berbunyi. Oke. Melly tidak punya pilihan. Lagipula....ia memang ingin sekali mengetahui keadaan Jojo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE CHOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang