Chapter 15

7.5K 962 34
                                    

Malam itu, Jennie benar-benar tak bisa tidur. Padahal, sudah berulang kali ia mencoba untuk menutup kedua matanya, membawanya ke alam mimpi. Tapi itu sama sekali tak berhasil ia lakukan, membuatnya menghela napas karena tubuhnya sudah sangat lelah namun tak bisa tidur.

Bagaimana bisa ia tidur jika yang ada dipikirannya saat ini hanyalah seorang Kim Taehyung? Senior di kampusnya yang selalu saja ia kagumi dan hanya bisa ia lihat dari jauh, kini tengah berada di rumahnya dan bahkan menginap untuk semalam di sini.

Rasa-rasanya, semua ini terasa mimpi bagi seorang Jennie. Tentu saja, Taehyung itu seolah hanya sebuah angan yang tak akan pernah bisa Jennie capai. Tapi sekarang, bahkan ciuman pertamanya telah diambil secara paksa saat itu oleh Taehyung.

Jennie menggelengkan kepalanya. Mengingat itu semua hanya akan membuatnya semakin sesak rasanya. Tidak, bukannya Jennie bahagia karena ciuman itu--ya, walaupun hanya sedikit. Tapi rasa takut lebih mendominasinya saat ini. Entah apa yang gadis itu takutkan.

Mungkin dengan meminum segelas air, pikirannya bisa kembali jernih dan dirinya bisa tidur dengan tenang.

Gadis itu memilih untuk beranjak dari atas tempat tidurnya, memakai kacamatanya pula sebelum akhirnya beranjak keluar dari kamarnya. Bahkan lampu kamarnya sengaja tak ia hidupkan, terlalu malas rasanya.

Jennie menghentikan langkahnya, ketika pintu kamar yang berada di samping kamarnya sedikit terbuka. Tentu saja, itu adalah kamar tamu. Dimana Ibunya menyiapkan kamar itu untuk Taehyung gunakan malam ini.

Rasa penasaran itu tentu saja menghampirinya. Dengan perlahan pula mendekat ke arah pintu kamar itu. Namun yang Jennie lihat, tak ada seorangpun di sana, bahkan tempat tidur di kamar itu pula kosong.

Jennie memberanikan dirinya lagi, kini lebih lebar membuka pintu kamar sembari pandangannya mengelilingi kamar itu. Mencari Taehyung yang bahkan tak terlihat sama sekali di dalam sana.

"Ck, kemana dia? Apa dia kabur?"

Jennie memilih untuk lebih masuk ke dalam. Lihatlah, bahkan tujuannya yang ingin mengambil segelas air sirna sudah karena rasa penasarannya. Kali ini, tujuannya adalah pintu kamar mandi. Dengan perlahan pula ia menempelkan telinganya di sana. Mencari suara yang bisa ia dengar.

"Apa yang kau lakukan di sana?"

Jennie terkejut, tentu saja. Mendengar suara yang tak asing itu membuatnya berbalik. Dan menemukan Taehyung kini menatapnya bingung, berdiri di hadapannya dengan segelas air di salah satu tangannya.

Sial, kenapa rasanya memalukan sekali tertangkap basah seperti ini? Jennie bahkan merunduk, tak ingin bertatap muka dengan Taehyung yang seolah masih menunggu jawabannya.

"Ah, itu, a-aku hanya, maksudku i-ini tidak s-seperti yang sunbae bayangkan."

"Memangnya, apa yang sedang aku bayangkan?"

"M-Maksudku, aku tak sengaja melihat pintu kamarmu terbuka. Jadi--"

"Jadi kau masuk begitu saja?"

"S-Sunbae, aku sungguh minta maaf. Aku benar-benar tak bermaksud untuk lancang--" Jennie menghentikan ucapannya, ketika ia mulai menyadari sesuatu sekarang. Dengan cepat menatap kesal pada Taehyung yang ia lihat sudah memberikan senyum jahilnya padanya.

"T-Tunggu dulu. Ini rumahku dan aku bisa masuk kemana saja sesukaku. Kenapa sunbae menyalahkanku?"

Sungguh, jika Taehyung boleh tertawa, ia pasti akan mengeluarkannya dengan keras sekarang. Tapi ia menahannya, mengingat pula jika waktu sudah sangat malam dan ia tak ingin membangunkan Ibunya Jennie.

PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang